Hi, selamat pagi di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan tentang kegunaan media sosial Suku Sunda simak selengkapnya.
Suku Sunda – Indonesia ialah bangsa majemuk yang ada keanekaragaman suku dan budaya. Kekayaan tersebut membentuk benua ini ada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berfaedah berbeda-beda tetapi tetap ahad jua. Dari Sabang sampai Merauke suku dan budaya Indonesia tersebar. Salah satunya ialah Suku Sunda yang merupakan kelompok etnik yang berasal dari bagian barat pulau Jawa. Suku Sunda merupakan suku kedua terbesar di Indonesia yang mencakup area provinsi Jawa Barat, Jakarta, Banten dan Lampung. Tidak begitu heran andaikan orang-orang sunda lebih banyak dijumpai sekalipun di perantauan. Jumlah populasinya menapak 34 juta jiwa pada tahun 2003 dapat diartikan bahwa suku ini mendominasi area Indonesia. Begitu banyak nilai-nilai adat yang diwariskan nenek moyang. Termasuk adat istiadat yang akhirnya jadi sebuah ‘kebiasaan’ di suatu daerah. Suku Sunda ada ragam budaya yang jadi identitas mereka. Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada jua sebelah alit yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan. Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi area bagian barat pulau Jawa dimana sebelah besar wilayahnya bersetuju provinsi Jawa Barat dan Banten. Berasal dari akar bicara sund atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berfaedah bersinar, terang dan putih. (Williams, 1872:1128, Eringa, 1949:289). Karakter masyarakat sunda sudah dijalankan sejak abad kerajaan. Berupa cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas) jadi jalan menuju keutamaan hidup. Ciri utama dari daratan Sunda berupa busur kepulauan gunung api bak background. Lereng bukit hingga aliran sungai sangat artistik dipandang. Hal ini membuat tanah sunda lebih subur dan apik buat bercocok tanam. Mata pencaharian cukup beragam dari sektor perkebunan, perdagangan dan pertanian. Suku Sunda lumayan beken dan banyak ciri distingtif yang dimiliki akibat suku Sunda ini. Jika anak buah mendengar istilah-istilah yang akan dijelaskan dibawah ini mereka pasti langsung bisa menebak bahwa itu dimiliki akibat Suku Sunda. Nah dari pada penasaran langsung sahaja simak analisis berikut: Ketika masyarakat perkotaan lebih menikmati tari futuristik bagaikan boyband dan girlband masyarakat suku Sunda sangat memegang akrab budaya yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Salah satunya tari Jaipong yang sangat beken di penjuru nusantara. Tari Jaipong ini lebih sering dijumpai saat daftar besar. Tari Jaipong juga turut dipertontonkan di mancanegara. Ciri gerakan yang akas dan bunyi distingtif gendangnya membuat tari ini disukai banyak orang. Tarian ini suah dibawakan di Irak buat tampil dalam Festival Internasional Babylon. Pamali bisa diartikan sebagai larangan dari hal-hal yang menurut budaya tak boleh dilakukan dengan aturan sengaja. Jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan datangnya malapetaka ataupun kejadian tak apik bagi yang melanggar. Di Sunda dikenal pula kalimat ceuk kolot baheula mah (kata anak buah dahulu mah) yang biasa mendahului kalimat larangan. Di sisi lain, sebelah masyarakat memakai bicara pamali sebagai aturan melasikan anak cucu kecil. Pada abad dahulu hal ini dilakukan agar mereka tak berani menentang perintah anak buah tua. Sebagai contoh : Ulah kaluar imah sareupna yang bermakna jangan keluar rumah saat amat malam ataupun magrib. Mitosnya berupa bisa diculik setan. Pandangan tersebut sebenarnya jua diajarkan dalam agama Islam buat menahan anak-anak di waktu magrib karena saat itu setan-setan berkeliaran dan anak-anak dianggap mudah buat dirasuki. Jika sesaat malam sudah berlalu maka anak-anak baru boleh dilepas. Masyarakat sunda dahulu juga dikenal akrab memegang kewajiban dalam agama Islam khususnya. Bahwa saat magrib, anak-anak lebih apik melakukan aktivitas sembahyang bagaikan salat magrib berjama’ah atau baca tulis Al-Qur’an di musala. Masyarakat suku Sunda sudah mengenal aksara ini sejak era ke-14 buat membukukan bahasa yang digunakan. Disebut jua aksara Ngalagena dan jadi alpa ahad warisan budaya yang sangat berharga. Bukti warisan babad aksara sunda ini ditemukan pada Prasasti Kawali (Prasasti Astana Gede) yang dibuat buat mengenang Prabu Niskala Wastukencana yang memerintah di Kawali, Ciamis pada 1371-1475. Namun seiring berkembangnya waktu aksara sunda mulai sedikit diketahui anak cucu abad modern. Tapi kabar baiknya, masih ada masyarakat yang bersedia menjaga ciri distingtif suku Sunda dengan memperkenalkan aksara tersebut lewat internet atau mengajar secara langsung. Siapa yang tak mengenal gelar Si Cepot? Ya, dia ialah sosok membelokkan beken di adam Wayang Golek. Berasal dari Tanah Pasundan dan menebar mulai dari daerah Cirebon hingga area Banten. Pertunjukannya makan boneka kusen sebagai properti. Kata golek ada dua amanat yaitu bicara kerja berfaedah mencari dan bicara benda berfaedah boneka kayu. Pada umumnya, pola pagelaran memakai ceruk cerita pewayangan bagaikan cerita Ramayana dan Mahabharata dengan memakai bahasa Sunda. Maestro Wayang Golek, Alm. Asep Sunarya merupakan master boneka golek. Beliau amat terampil memainkan pewayangan beserta canda vokal yang disuarakan. Si Cepot suah beraksi di Amerika dan jumlah benua Asia termasuk ASEAN. Sehingga namanya melanglang buana dikenal masyarakat luar negeri. Hal ini juga sekali lalu memperkenalkan kekayaan Indonesia melalui kesenian suku Sunda. Setiap suku ada beragam babad hingga kebudayaan yang menakjubkan. Oleh karena itu, definit berkaitan akrab dengan bagaimana masyarakat menjaga asosiasi agar tak berpecah belah. Hal tersebut dapat dengan aturan melestarikan budaya saban suku. Saling menghormati atau saling menghargai bagaikan halnya yang diterapkan di suku Sunda dalam membangun hubungan kekerabatan antar sesama manusia. Tatar Pasundan yang mengedepankan “silih asih, silih asah, dan silih asuh” ada amanat harus saling mengasihi, saling mempertajam (pikiran) ataupun mengajari dan saling mengasuh.
Asal Usul Suku Sunda
Fakta Menarik Tentang Suku Sunda
1. Tari Jaipong yang Populer
2. Dikenal Istilah “Pamali” ataupun Larangan
3. Aksara Sunda
4. “Si Cepot” Yang Mendunia
Begitulah pembahasan mengenai Suku Sunda semoga tulisan ini berfaedah terima kasih
Artikel ini diposting pada kategori kegunaan media sosial, kegunaan media sosial bagi pelajar, manfaat media sosial kepada pengguna,
Komentar
Posting Komentar