Langsung ke konten utama

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Permasalahan Sosial Budaya

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hi, berjumpa kembali di "Indonesia Dalam Berita", di kesempatan akan membawakan tentang permasalahan sosial budaya Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas simak selengkapnya.

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

Antropologi merupakan bidang tentang manusia. Antropologi berawal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" ataupun "orang", dengan logos yang berarti "wacana" (dalam penafsiran "bernalar", "berakal") ataupun ala etimologis antropologi berarti bidang yang melacak manusia. Dalam melakukan amatan atas manusia, antropologi mengedepankan dua corat-coret penting yaitu: holistik dengan komparatif. Karena itu amatan antropologi banyak mengacuhkan aspek asal usul dengan penjelasan menyeluruh untuk memvisualkan manusia dengan pengetahuan bidang baik bidang hayati (alam), dengan lagi humaniora.

Antropologi bertujuan untuk bertambah memahami dengan mengapresiasi manusia sebagai entitas biologis homo sapiens dengan insan baik pada kerangka kerja yang interdisipliner dengan komprehensif. Oleh atas itu, antropologi memanfaatkan aturan perkembangan biologi pada melepaskan definisi dengan fakta asal usul pada menjelaskan darmawisata bani Adam manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi lagi memanfaatkan amatan lintas-budaya (Inggris cross-cultural) pada mementingkan dengan menjelaskan antagonisme antara kelompok-kelompok manusia pada perspektif material budaya, gajak sosial, bahasa, dengan pandangan berjiwa (worldview).[1]

Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi jadi empat badal bidang yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi baik budaya, arkeologi, dengan linguistik. Keempat badal tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi eksklusif pada ciri akademik dengan penelitian ilmiah, dengan topik yang distingtif dengan desain penelitian yang berbeda-beda.

Antropologi lahir ataupun berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada jati diri fisik, adat istiadat, dengan budaya etnis-etnis lain yang berparak dari asosiasi yang dikenal di Eropa. Pada detik itu amatan antropologi bertambah menautkan pada orang yang merupakan asosiasi tunggal, ahad pada definisi kesatuan asosiasi yang tinggal di suatu kawasan geografis yang sama, memiliki ciri awak dengan adab yang digunakan serupa, bersama aturan berjiwa yang sama. Namun demikian pada perkembangannya, bidang antropologi kemudian tidak lagi cuma melacak blok manusia ahad yang mendiami suatu area geografis yang sama. Kajian-kajian antropologi melanda isu-isu migrasi andaikan kemudian melahirkan penelitian-penelitian etnografis multi-situs. Hal ini berlaku atas pada perkembangannya, pergerakan manusia baik pada satu kawasan regional definit batas pada cakupan global merupakan faal yang semakin umum terjadi.

[sunting | sunting sumber]

Conrad Phillip Kottak
Antropologi merupakan bidang yang melacak keragaman manusia ala holistik meliputi aspek baik budaya, biologis, kebahasaan dengan lingkungannya pada luas waktu lampau, detik ini, dengan di abad yang akan datang. Kottak membelah antropologi pada empat subdisiplin, yaitu: antropologi baik budaya, arkeologi, antropologi biologi dengan ilmu bahasa antropologi.
David Hunter
Antropologi merupakan bidang yang lahir dari kuriositas yang tidak terbatas tentang bani Adam manusia.
Koentjaraningrat
Antropologi merupakan bidang yang melacak bani Adam manusia pada umumnya dengan melacak aneka warna, bentuk awak masyarakat bersama kebudayaan yang dihasilkan.
William A. Haviland
Antropologi merupakan studi tentang bani Adam manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dengan perilakunya bersama untuk mencapai penafsiran yang afdal tentang keanekaragaman manusia.

Percabangan Antropologi[sunting | sunting sumber]

Antropologi merupakan disiplin bidang yang luas di mana humaniora, sosial, dengan bidang pengetahuan alam digabung pada menjelaskan apa itu manusia dengan artinya jadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari bidang alam, termasuk penemuan tentang asal anjuran dengan perkembangan Homo sapiens, jati diri awak manusia, gajak manusia, variasi di antara berbagai blok manusia, bagaimana abad lalu perkembangan Homo sapiens menduga memengaruhi organisasi dengan budaya sosial. Serta dari ilmu-ilmu sosial, antropologi meneliti organisasi hubungan manusia baik dengan budaya, sistem keturunan dengan hubungan kekerabatan, spiritualitas dengan religi, lembaga, bentrokan sosial, dengan lain-lain. Antropologi awal berawal dari Yunani klasik dengan Persia yang meneliti dengan mencoba untuk memahami keragaman budaya yang dapat diamati. Pada detik ini, antropologi (akhir abad ke-20) menduga jadi sentral pada pengembangan beberapa bidang interdisipliner anyar bagai bidang kognitif, studi globalisasi, genetik, dengan berbagai penelitian etnis.

Secara garis besar antropologi terdiri dari:

Antropologi Biologi/Fisik[sunting | sunting sumber]

Antropologi Biologi ataupun lagi disebut Antropologi Fisik merupakan badal bidang antropologi yang meneliti manusia dengan primata bukan manusia (non-human primates) pada definisi biologis, evolusi, dengan demografi. Antropologi Biologi/Fisik mementingkan pada faktor biologis dengan baik yang memengaruhi (atau yang menentukan) perkembangan manusia dengan primata lainnya, yang menghasilkan, mempertahankan, ataupun memermak variasi genetik dengan fisiologisnya pada detik ini.

Antropologi Biologi dibagi lagi jadi beberapa badal ilmu, diantaranya yaitu:

  • Paleoantropologi merupakan bidang yang meneliti asal anjuran manusia dengan perkembangan manusia dengan bukti fosil-fosil.
  • Somatologi merupakan bidang yang meneliti keberagaman ras manusia dengan mengamati jati diri fisik.
  • Bioarkeologi merupakan bidang tentang peradaban manusia yang lampau dengan dengan penjabaran remah (tulang) manusia yang biasa ditemukan pada situs-situs arkeologi.
  • Ekologi Manusia merupakan studi tentang gajak aklimatisasi manusia pada lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan perspektif ekologis dengan evolusi. Studi ekologi manusia lagi disebut dengan studi aklimatisasi manusia, ataupun studi tentang respon adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi, dengan genetik) pada tekanan lingkungan dengan variasinya.
  • Paleopatologi merupakan studi kebobrokan pada abad purba (kuno). Studi ini tidak cuma berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang ataupun remah jaringan (misalnya pada mumi), tetapi lagi pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, ataupun lagi bukti-bukti stres pada fisik.
  • Antropometri merupakan bidang yang meneliti dengan mengukur variasi awak manusia. Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat penjabaran untuk menandai remah bangkai kerangka manusia purba ataupun hominid pada rangka memahami variasi awak manusia. Pada detik ini, antropometri berperan penting pada ciptaan industri, ciptaan pakaian, ciptaan industrial ergonomis, dengan arsitektur di mana data perangkaan tentang distribusi luas tubuh pada komunitas digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen.
  • Osteologi/osteometri merupakan bidang tentang tulang yang meneliti bangun tulang, elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi, dsb. Osteologi digunakan pada menganalisis dengan menandai remah tulang (baik kerangka utuh mau pun yang menduga jadi serpihan) untuk menentukan macam kelamin, umur, pertumbuhan dengan perkembangannya, sebab kematian, dengan lain sebagainya pada konteks biokultural.
  • Primatologi merupakan bidang tentang primata bukan manusia (non-human primates). Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dengan genetik primata yang berpusat pada homologi dengan analogi pada mengambil kesimpulan kenapa dengan bagaimana jati diri manusia mekar pada primata.
  • Antropologi Forensik merupakan bidang terapan antropologi pada ruang aci (hukum), biasanya memanfaatkan perspektif dengan keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dengan osteologi pada kasus-kasus kejahatan luar biasa (FBI, CIA, dengan militer) untuk menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-terpotong atas mutilasi, ataupun sudah tidak dikenali lagi) ataupun pada bagian dekomposisi tua (sudah jadi kerangka tulang).
  • Antropologi Molekuler merupakan bidang bidang yang meneliti evolusi, migrasi, dengan sirkulasi manusia di bumi dengan penjabaran molekuler. Biasanya memanfaatkan perbandingan sekuens DNA (mtDNA, Kromosom Y, dengan Autosom) dengan protein pada melihat variasi komunitas dengan hubungan antar ataupun inter-populasi pada menentukan suatu komunitas masuk ke pada haplogrup definit ataupun berawal dari area mana (geographical origin).

Antropologi Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]

Antropologi baik merupakan studi yang melacak hubungan antara orang-orang dengan kelompok. Sementara Antropologi Budaya merupakan studi komparasi bagaimana orang-orang memahami adam di sekeliling mereka dengan aturan yang berbeda-beda. Antropologi Sosial berantai akrab dengan sosiologi dengan asal usul yang bertujuan mencari apresiasi bangun baik dari suatu blok baik yang berparak bagai subkultur, etnik, dengan blok minoritas. Antropologi Budaya bertambah berangkaian dengan filsafat, literatur ataupun sastra, dengan seni tentang bagaimana suatu peradaban memengaruhi pengalaman seseorang (diri sendiri) dengan kelompok, melepaskan kontribusi untuk apresiasi yang bertambah afdal atas pengetahuan, adat istiadat, dengan pranata masyarakat. Dalam praktiknya tidak siap antagonisme yang banyak calak antara Antropologi Sosial dengan Antropologi Budaya, dengan apalagi sering saling tumpang tindih di antara keduanya.

  • Prehistori merupakan bidang yang melacak asal usul penyebaran dengan perkembangan semua peradaban manusia di bumi sebelum manusia mengetahui tulisan.
  • Etnolinguistik antropologi merupakan bidang yang melacak penggambaran tentang ciri dengan tata adab dengan beratus-ratus adab suku-suku bani yang siap di bumi.
  • Etnologi merupakan bidang yang melacak akar peradaban manusia di pada aktivitas asosiasi suku bani di seantero dunia.
  • Etnopsikologi merupakan bidang yang melacak kepribadian bani bersama andil individu pada bani pada proses perubahan adat adat dengan nilai universal dengan berpegang pada corat-coret psikologi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah bidang lagi mengalami tahapan-tahapan pada perkembangannya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan bidang Antropologi jadi empat fase sebagai berikut:

Fase Pertama (Sebelum warsa 1800-an)[sunting | sunting sumber]

Manusia dengan kebudayaannya, sebagai bahan amatan Antropologi.

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa berangkat berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, batas ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka berjibun menemukan hal-hal baru. Mereka lagi berjibun menjumpai suku-suku yang berbeda bagi mereka. Kisah-kisah penjelajahan dengan penemuan mereka kemudian mereka tulis di buku harian ataupun buku harian perjalanan. Mereka mencatat sekalian sesuatu yang berangkaian dengan suku-suku berbeda tersebut. Mulai dari jati diri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, ataupun adab dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berbadan dua tentang cerita suku berbeda tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi ataupun cerita tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bani Eropa atas bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, jadi banyak besar. Karena itu, bangkit usaha-usaha untuk mengintegrasikan seantero gabungan bahan etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an)[sunting | sunting sumber]

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut menduga disusun jadi karangan-karangan berdasarkan aturan berpikir evolusi asosiasi pada detik itu. asosiasi dengan peradaban berevolusi ala perlahan-lahan dengan pada jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dengan menganggap Eropa sebagai bani yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka melacak asosiasi dengan peradaban primitif dengan maksud untuk mencapai apresiasi tentang tingkat-tingkat asal usul penyebaran peradaban manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20)[sunting | sunting sumber]

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di alam lain bagai Asia, Amerika, Australia dengan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala bagai serangan dari bani asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang minim cocok bagi bani Eropa bersama hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku bersih untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka berangkat melacak bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bani di luar Eropa, melacak peradaban dengan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

Fase Keempat (setelah warsa 1930-an)[sunting | sunting sumber]

Pada fase ini, Antropologi mekar ala pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bani bersih yang di jajah bani Eropa, berangkat buyar akibat terpengaruh peradaban bani Eropa.

Pada abad ini pula berlaku sebuah konflik besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa berjibun perubahan pada aktivitas manusia dengan membawa sebelah besar negara-negara di adam kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, disparitas sosial, dengan kesengsaraan yang tidak berujung.

Namun pada detik itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari borgol penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun berjibun masyarakatnya yang masih memendam dendam atas bani Eropa yang menduga menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian bidang antropologi tidak lagi ditujukan kepada orang pedesaan di luar Eropa, tetapi lagi kepada suku bani di daerah pedalaman Eropa bagai suku bani Soami, Flam dengan Lapp.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Bacaan bertambah lanjut[sunting | sunting sumber]

Kamus dengan ensiklopedia[sunting | sunting sumber]

  • Barnard, Alan; Spencer, Jonathan, ed. (2010). The Routledge Encyclopedia of Social and Cultural Anthropology. London: Routledge.
  • Barfield, Thomas (1997). The dictionary of anthropology. Hoboken: Wiley-Blackwell Publishing.
  • Jackson, John L. (2013). Oxford Bibliographies: Anthropology. Oxford: Oxford University Press.
  • Levinson, David; Ember, Melvin, ed. (1996). Encyclopedia of Cultural Anthropology. Volumes 1–4. New York: Henry Holt.
  • Rapport, Nigel; Overing, Joanna (2007). Social and Cultural Anthropology: The Key Concepts. New York: Routledge.

Catatan lapangan dengan memoar[sunting | sunting sumber]

  • Barley, Nigel (1983). The innocent anthropologist: bloknot from a mud hut. London: British Museum Publications.
  • Geertz, Clifford (1995). After the fact: two countries, four decades, one anthropologist. Cambridge, MA: Harvard University Press.
  • Lévi-Strauss, Claude (1967). Tristes tropiques. Translated from the French by John Russell. New York: Atheneum.
  • Malinowski, Bronisław (1967). A diary in the strict sense of the term. Translated by Norbert Guterman. New York: Harcourt, Brace & World.
  • Mead, Margaret (1972). Blackberry winter: my earlier years. New York: William Marrow.
  • —— (1977). Letters from the field, 1925–1975. New York: Harper & Row.
  • Rabinow, Paul (1977). Reflections on fieldwork in Morocco. Quantum Books. Berkeley: University of California Press.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

  • Asad, Talal, ed. (1973). Anthropology & the Colonial Encounter. Atlantic Highlands, NJ: Humanities Press.
  • Barth, Fredrik; Gingrich, Andre; Parkin, Robert (2005). One Discipline, Four Ways: British, German, French, and American anthropology. Chicago: University of Chicago Press.
  • Darnell, Regna. (2001). Invisible Genealogies: A History of Americanist Anthropology. Lincoln, NE: University of Nebraska Press.
  • Gisi, Lucas Marco (2007). Einbildungskraft und Mythologie. Die Verschränkung von Anthropologie und Geschichte im 18. Jahrhundert. Berlin; New York: de Gruyter.
  • Harris, Marvin. (2001) [1968]. The rise of anthropological theory: a history of theories of culture. Walnut Creek, CA: AltaMira Press.
  • Hunt, James (1863). "Introductory Address on the Study of Anthropology". The Anthropological Review. London: Trübner & Co. I.
  • Kehoe, Alice B. (1998). The Land of Prehistory: A Critical History of American Archaeology. New York; London: Routledge.
  • Lewis, H. S. (1998). "The Misrepresentation of Anthropology and Its Consequences". American Anthropologist. 100 (3): 716–731. doi:10.1525/aa.1998.100.3.716.
  • —— (2004). "Imagining Anthropology's History". Reviews in Anthropology. v. 33.
  • —— (2005). "Anthropology, the Cold War, and Intellectual History". Dalam Darnell, R.; Gleach, F.W. Histories of Anthropology Annual, Vol. I.
  • Pels, Peter; Salemink, Oscar, ed. (2000). Colonial Subjects: Essays on the Practical History of Anthropology. Ann Arbor: University of Michigan Press.
  • Price, David (2004). Threatening Anthropology: McCarthyism and the FBI's Surveillance of Activist Anthropologists. Durham: Duke University Press..
  • Sera-Shriar, Efram (2013). The Making of British Anthropology, 1813–1871. Science and Culture in the Nineteenth Century, 18. London; Vermont: Pickering and Chatto.
  • Schiller, Francis (1979). Paul Broca, Founder of French Anthropology, Explorer of the Brain. Berkeley: University of California Press.
  • Stocking, George, Jr. (1968). Race, Culture and Evolution. New York: Free Press.
  • Trencher, Susan (2000). Mirrored Images: American Anthropology and American Culture, 1960–1980. Westport, Conn.: Bergin & Garvey.
  • Wolf, Eric (1982). Europe and the People Without History. Berkeley; Los Angeles: California University Press.

Buku teks dengan karya teoretis utama[sunting | sunting sumber]

  • Teori kelulusan Carneiro
  • Clifford, James; Marcus, George E. (1986). Writing culture: the poetics and politics of ethnography. Berkeley: University of California Press.
  • Geertz, Clifford (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
  • Harris, Marvin (1997). Culture, People, Nature: An Introduction to General Anthropology (edisi ke-7th). Boston: Allyn & Bacon.
  • Salzmann, Zdeněk (1993). Language, culture, and society: an introduction to linguistic anthropology. Boulder, CO: Westview Press.
  • Shweder, Richard A.; LeVine, Robert A., ed. (1984). Culture Theory: essays on mind, self, and emotion. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
  • Waitz, Theodor (1863). Introduction to Anthropology. Translated by J. Frederick Collingwood for the Anthropological Society of London. London: Longman, Green, Longman, and Roberts.

Foucault, Michel (2008). Introduction to Kant’s Anthropology. Los Angeles: Semiotext(e).

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Birx, James. H. 2011. 21st Century Anthropology: A Reference Handbook. Ed: James. H. Birx. London: Sagepub.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

Oke penjelasan mengenai Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas semoga info ini bermanfaat salam

Tulisan ini diposting pada tag permasalahan sosial budaya, permasalahan sosial budaya pada masyarakat, permasalahan sosial budaya dalam masyarakat,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution Pengertian Marginal Utility

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan mengenai pengertian marginal utility Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution simak selengkapnya Untuk barang kali ini kita bakal belajar atas aturan utilitas ( utility theory ), pengertian marginal utility , ancangan marginal utility dan indifference curve di mahir gajak konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution . 1. TEORI UTILITAS. Pada bagian ini kita bakal mahir coret-coretan alas utilitas, pengertian marginal utility , serta the law of diminishing marginal utility . 1.1. Konsep Dasar Utilitas. Secara leksikal, kata utilitas ( utility ) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ ( www.merriam-webster.com ). Dalam hal ini, utilitas memberitahukan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara di ilmu ekonomi, konsep utilitas memberitahukan babak kegembiraan pelaku ekonomi tempat konsumsi barang/jasa

91 Media Sosial: Pengertian, Karakteristik Dan Jenis Jenis Media Sosial Jenis Sosial Media

Hohoho, bertemu kembali di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membahas tentang jenis sosial media 91 Media Sosial: Pengertian, Karakteristik dan Jenis Jenis Media Sosial simak selengkapnya 91 Media Sosial: Pengertian, Karakteristik dengan Jenis Jenis Media Sosial 1 (20%) 1 vote[s] Media Sosial: Pengertian, Karakteristik dengan Jenisnya Pengertian Media Sosial (Social Media) merupakan satu sarana ataupun sebagai got pertalian sosial interaksi menurut Online dilakukan pada dunia maya “Internet”. Para pemakai ataupun disebut sebagai User Sosial media melancarkan komunikasi, Interaksi, Kirim pesan serta bisa melancarkan saling berbagi (Share), ataupun membangun jaringan (networking). Saat ini hampir semua anak Adam melancarkan kegiatan bersosial media setiap harinya baik di gunakan untuk kebutuhan bisnis ataupun sekedar hiburan hubungan saja. Biasanya orang-orang hendak mencari mengenai definisi media sosial di Search Engine Google, adalah dengan mengetikan Keyword

5 Negara Ini Punya Kekuatan Untuk Membentuk Budaya Global Budaya Global

Allow, selamat malam di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan dibahas mengenai budaya global 5 Negara Ini Punya Kekuatan untuk Membentuk Budaya Global simak selengkapnya Liputan6.com, Jakarta - Jika berbicara atas pengaruh global, tolak ukur yeng berderit-derit digunakan merupakan atas seberapa besar kekuatan militer, politik, dan ekonomi. Namun, untuk kaum negara, kekuatan budaya justru bakir melepaskan dampak yang lebih luas secara global. Baru-baru ini, lembaga peneliti sosial U.S. News and World Report merilis catatan kaliber daerah yang membentuk budaya global, di mana penilaiannya didasarkan pada faktor-faktor bagaikan kaki gengsi, trendi, indeks kebahagiaan, modernitas, dan kaum pembudidayaan idiosinkratis bagaikan industri lipuran misalnya. Dikutip dari BBC pada Minggu (8/7/2018), sebagian besar dari 10 daerah teratas di catatan kaliber tercantol berasal dari Eropa. Di luar kawasan tersebut, ada kaum daerah yang meraih predikat khusus, bagaikan Jep