Langsung ke konten utama

Suku Karo - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Adat Istiadat Karo

Suku Karo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hohoho, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", di kesempatan akan menjelaskan tentang adat istiadat karo Suku Karo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas simak selengkapnya.

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

Suku Karo (Karo: ᯂᯒᯨ alias ᯂᯒᯭ, Latin: Karo) adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara dengan sebagian Aceh; melingkupi Kabupaten Karo, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, dengan Kabupaten Deli Serdang.[2] Suku ini melambangkan salah satu genus terbesar pada Sumatera Utara. Nama genus ini dijadikan salah satu asma Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran adiluhung Karo) adalah Tanah Karo yang terwalak di kabupaten karo. Suku ini ada budi sorangan yang disebut Bahasa Karo alias Cakap Karo. Pakaian budaya genus Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dengan penuh dengan aksesori emas. Suku Karo adalah melambangkan genus bersih pertama Kota Medan akibat Kota Medan didirikan bagi seorang putra Karo yang bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Suku Karo pada tadi tinggal di lapangan adiluhung Karo adalah Brastagi dengan Kabanjahe.

Eksistensi Kerajaan Haru-Karo[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aru) mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun, Brahma Putra, pada bukunya "Karo dari Zaman ke Zaman" melahirkan bahwa pada era 1 Masehi pernah ada negara di Sumatera Utara yang rajanya bernama "Pa Lagan". Menilik dari asma itu melambangkan budi yang berakar dari genus Karo. Mungkinkah pada masa itu negara haru pernah ada?, keadaan ini lagi membutuhkan penelitian kian lanjut.(Darwan Prinst, SH :2004)

Kerajaan Haru-Karo diketahui berkecambah dengan berkembang bersamaan waktunya dengan negara Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dengan Aceh. Terbukti akibat negara Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai dari Aceh Besar batas ke sungai Siak di Riau.

Terdapat genus Karo di Aceh Besar yang pada bahasa Aceh disebut Karee. Keberadaan genus Haru-Karo di Aceh ini diakui bagi H. Muhammad Said pada bukunya "Aceh Sepanjang Abad", (1981). Ia menekankan bahwa penduduk bersih Aceh Besar adalah keturunan analog Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari Batak mana penduduk bersih tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin pada bukunya "Tarich Atjeh dengan Nusantara" (1961) melahirkan bahwa di lembah Aceh Besar disamping terdapat negara Islam terdapat pula negara Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk bersih alias bumi putera dari ke-20 mukim bercampur dengan genus Karo. Brahma Putra, pada bukunya "Karo Sepanjang Zaman" melahirkan bahwa raja terakhir genus Karo di Aceh Besar adalah Manang Ginting Suka.

Kelompok karo di Aceh akhirnya berubah asma menjadi "Kaum Lhee Reutoih" alias Kaum Tiga Ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa bentrokan jarak genus Karo dengan genus Hindu di kian yang disepakati diselesaikan dengan bentrokan senjata tanding. Sebanyak tiga ratus (300) anak Adam genus Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) anak Adam genus Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini boleh didamaikan dengan sejak saat itu genus Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dengan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.

Dikemudian hari berjalan pencampuran antar genus Karo dengan suku Hindu dengan mereka disebut sebagai kaum Ja Sandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imeum Peuet dengan Kaum Tok Batee yang melambangkan campuran genus pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dengan lainnya.

Wilayah akibat genus Karo[sunting | sunting sumber]

Sering berjalan kekeliruan pada percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa Taneh Karo diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh kian banglas ketimbang Kabupaten Karo akibat meliputi:

Kabupaten Karo[sunting | sunting sumber]

Tanah Karo terwalak di suku Gunung Sinabung (foto diambil sekitar tahun 1917).

Kabupaten Karo terwalak di lapangan adiluhung Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dengan Kabanjahe. Brastagi melambangkan salah satu kota pendatang di Sumatera Utara yang amat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dengan produk minuman yang terkenal adalah sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal batas sarwa nusantara. Mayoritas genus Karo bermukim di alun-alun pegunungan ini, tepatnya di alun-alun Gunung Sinabung dengan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai alias "Taneh Karo Simalem". Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, ayu dari geografis, alam, atau bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang distingtif adalah disebut terites. Terites ini disajikan pada saat pesta budaya, bagai pesta pernikahan, pesta memasuki kediaman baru, dengan pesta tahunan yang dinamakan -kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang belum dikeluarkan sebagai kotoran.Bahan inilah yang tergarap sedemikian rupa dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi alat pencernaan berkurang dengan boleh dinikmati. Masakan ini melambangkan makanan idola yang suguhan pertama diberikan kepada yang dihormati.

Kota Medan[sunting | sunting sumber]

Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo adalah Guru Patimpus Sembiring Pelawi.

Kota Binjai[sunting | sunting sumber]

Kota Binjai melambangkan alun-alun yang ada hubungan paling kuat dengan Kota Medan disebabkan bagi jaraknya yang relatif amat dekat dari Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Langkat[sunting | sunting sumber]

Suku Karo di Langkat mendiami alun-alun hulu, bagai Bahorok, Kutambaru, Sei Bingai, Kuala, Salapian, dengan sebagian Selesai, Batang Serangan, dengan Serapit

Kabupaten Dairi[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kabupaten Dairi pada umumnya amat subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang amat berkualitas. Sebagian Kabupaten Dairi yang melambangkan cuilan Taneh Karo:

  • Kecamatan Taneh Pinem
  • Kecamatan Tiga Lingga
  • Kecamatan Gunung Sitember

Kabupaten Aceh Tenggara[sunting | sunting sumber]

Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:

  • Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
  • Kecamatan Simpang Simadam

Kabupaten Deli Serdang[sunting | sunting sumber]

  • Kecamatan Tanjung Morawa
  • Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu
  • Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir
  • Kecamatan Sibolangit
  • Kecamatan Pancur Batu
  • Kecamatan Kutalimbaru
  • Kecamatan Deli Tua
  • Kecamatan Biru-biru

Kabupaten Simalungun[sunting | sunting sumber]

  • Kecamatan Dolok Silau

Merga[sunting | sunting sumber]

Suku Karo ada sistem kemasyarakatan alias adat yang dikenal dengan asma merga silima, tutur siwaluh, dengan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga alias beru ini disandang di buritan asma seseorang. Merga pada masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima. Kelima merga tersebut adalah:

  1. Karo-karo: Purba, Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga, Sitepu, Sinuraya, Sinuhaji, Ketaren, kemit, jung, sinukaban, sinubulan, samura, sekali. (berjumlah 18)
  2. Tarigan: bondong, gana-gana, gersang, gerneng, jampang, purba, pekan, sibero, tua, tegur, tambak, tambun, silangit, tendang. (berjumlah 14)
  3. Ginting: anjartambun, babo, beras, cabap, gurupatih, garamata, jandibata, jawak, manik, munte, pase, seragih, suka, sugihen, sinusinga, tumangger, taling kuta. (berjumlah 17)
  4. Sembiring: Sembiring sih banci man biang (sembiring yang boleh makan anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang (sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi, busuk, colia, muham, maha, bunuaji, gurukinayan, pandia, keling, pandebayang, sinukapur, tekang. (berjumlah 15)
  5. Perangin-angin:Bangun, Keliat, Kacinambun, Namohaji, Mano, Benjerang, Uwir, Pinem, Pancawan, Penggarun, Ulun Jandi, Laksa, Perbesi, Sukatendel, Singarimbun, Sinurat, Sebayang, Tanjung. (berjumlah 18)

Keterangan:
  • Total semua submerga adalah 85.

Kelima merga ini lagi memegang submerga masing-masing. Setiap anak Adam Karo memegang salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara turun termurun dari ayah. Merga ayah jua merga anak. Orang yang memegang merga alias beru yang sama, dianggap bersaudara pada arti memegang nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, alkisah mereka disebut (b)ersenina, demikian jua jarak betina dengan betina yang memegang beru sama, alkisah mereka disebut jua (b)ersenina. Namun jarak seorang laki-laki dengan betina yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkawinan, kecuali pada merga Sembiring dengan Peranginangin ada yang boleh duduk di jarak mereka.

Rakut Sitelu[sunting | sunting sumber]

Hal lain yang penting pada susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu alias daliken sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berfaedah bingkai yang tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) alokasi anak Adam Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah badan sosial yang terdapat pada masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:

  1. kalimbubu
  2. anak beru
  3. senina

Kalimbubu boleh didefinisikan sebagai anak bini donatur isteri, anak cucu beru anak bini yang memikat alias menerima isteri, dengan senina anak bini satu galur keturunan merga alias anak bini inti. dll

Tutur Siwaluh[sunting | sunting sumber]

Tutur siwaluh adalah konsep peguyuban masyarakat Karo, yang berasosiasi dengan penuturan, adalah terdiri dari delapan golongan:

  1. puang kalimbubu
  2. kalimbubu
  3. senina
  4. sembuyak
  5. senina sipemeren
  6. senina sepengalon/sedalanen
  7. anak beru
  8. anak beru menteri

Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini lagi boleh dibagi berulang pada kelompok-kelompok kian khusus sesuai dengan keperluan pada pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, adalah sebagai berikut:

  1. Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang
  2. Kalimbubu adalah blok donatur isteri kepada anak bini tertentu, kalimbubu ini boleh dikelompokkan berulang menjadi:
    • Kalimbubu bena-bena alias kalimbubu tua, adalah blok pemberiisteri kepada blok tertentu yang dianggap sebagai blok donatur isteri adal dari anak bini tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, alkisah Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A memegang anak, alkisah merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak cucu A. Jadi kalimbubu bena-bena alias kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.
    • Kalimbubu simada dareh adalah berakar dari biyung kandungan seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari biyung kandungan seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh akibat merekalah yang dianggap memegang darah, akibat dianggap darah merekalah yang terdapat pada awak keponakannya.
    • Kalimbubu iperdemui, berfaedah kalimbubu yang dijadikan kalimbubu bagi akibat seseorang mengawini putri dari satu anak bini untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.
  3. Senina, adalah mereka yang bersadara akibat memegang merga dengan submerga yang sama.
  4. Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dengan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan alias peranakan yang sama. Namun pada masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, pada budi Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
  5. Sipemeren, adalah orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung berulang bagi paksa siparibanen, adalah orang-orang yang memegang isteri yang bersaudara.
  6. Senina Sepengalon alias Sendalanen, adalah anak Adam yang bersaudara akibat memegang anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
  7. Anak beru, berfaedah paksa yang memikat isteri dari suatu anak bini tertentu untuk diperistri. Anak beru boleh berjalan secara langsung akibat mengawini wanita anak bini tertentu, dengan secara tidak langsung melalui perantaraan anak Adam lain, bagai anak cucu beru menteri dengan anak cucu beru singikuri.Anak beru ini terdiri berulang atas:
    • Anak beru tua, adalah anak cucu beru pada satu anak bini turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah memikat isteri dari anak bini tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak cucu beru yang utama, akibat tanpa kehadirannya pada suatu upacara budaya yang dibuat bagi paksa kalimbubunya, alkisah upacara tersebut tidak boleh dimulai. Anak beru tua jua berfungsi sebagai anak cucu beru singerana (sebagai pembicara), akibat fungsinya pada upacara budaya sebagai pembicara dengan atasan anak bini pada anak bini kalimbubu pada kerangka upacara adat.
    • Anak beru cekoh abadi tutup, adalah anak cucu beru yang secara langsung boleh memafhumi seluruh sesuatu di pada anak bini kalimbubunya. Anak beru sekoh abadi tutup adalah anak cucu saudara betina dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, memegang saudara betina Si B, alkisah anak cucu Si B adalah anak cucu beru cekoh abadi tutup dari Si A. Dalam anjuran sehari-hari anak cucu beru disebut jua bere-bere mama.
  8. Anak beru menteri, adalah anak cucu berunya anak cucu beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berfaedah meluruskan. Jadi anak cucu beru minteri memegang pengertian yang kian banglas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya pada suatu ayahan pada upacara adat. Ada pula yang disebut anak cucu beru singkuri, adalah anak cucu berunya anak cucu beru menteri. Anak beru ini mengadakan minuman pada kerangka upacara adat.

Aksara[sunting | sunting sumber]

Aksara yang digunakan di genus ini adalah Aksara Karo. Aksara ini adalah huruf kuno yang dipergunakan bagi masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya amat terbatas sekali bahkan nyaris tidak pernah digunakan lagi.guna melengkapi aturan penulisan perlu dilengkapi dengan anak cucu huruf bagai o= ketolongen, x= sikurun, ketelengen dengan pemantek

Kebudayaan tradisional[sunting | sunting sumber]

Suku Karo memegang beberapa kebudayaan tradisional, di antaranya tari tradisional:

Suku Karo jua ada drama konvensional kuno yang disebut dengan Gundala-Gundala.

Kegiatan budaya[sunting | sunting sumber]

  • Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
  • Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
  • Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki kediaman (adat - ibadat) baru.
  • Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
  • Ndilo Udan - memanggil hujan.
  • Rebu-rebu - analog pesta "kerja tahun".
  • Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
  • Erpangir Ku Lau - pemberkatan awak (untuk membuang sial).
  • Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang akibat terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
  • Motong Rambai - Pesta kecil anak bini - kawan taulan untuk memanggkas habis bulu bayi (balita) yang terjalin dengan tidak rapi.
  • Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara anak bini pemberian cincin permintaan dari kemenakan (dari Mama ke Bere-bere alias dari Bibi ke Permain).
  • Manok Sangkepi
  • Maba Belo Selamber (MBS)
  • Ngaloken Rawit - Upacara anak bini pemberian pisau (tumbuk lada) alias belati alias celurit kecil yang berupa permintaan dari kemenakan (dari Mama ke Bere-bere) - kemenakan laki-laki.

Agama[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Karo telah memeluk ajaran Kristen sekitar 70% (mayoritas Protestan 90% dengan 10% Katolik), dengan Islam 25%. Sekitar 5% lagi beragama aliran kepercayaan lama adalah Pemena.[1]

Gereja yang didominasi genus Karo[sunting | sunting sumber]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Banyak diantara anak Adam Karo yang tidak ingin dia disebut sebagai cuilan dari Batak. Mereka berpendapat bahwa dari asal usul nenek moyang anak Adam Karo saja pernah berbeda dari genus Batak, selain itu budaya dengan budi Karo jua diyakini berbeda dari Batak. Embel-embel "Batak" diyakini mereka melambangkan stereotip yang dimunculkan pada masa kolonial Belanda, dimana genus bani non-Melayu dikategorikan sebagai genus Batak.[3]

Pernyataan tersebut memunculkan membela dengan kontra dikalangan masyarakat, pertama di masyarakat Suku Batak. Orang Batak melahirkan bahwa orang-orang Karo sebaiknya tidak kontan menyatakan awak sebagai genus non-Batak, dikarenakan menurut mereka beberapa asas Suku Karo lagi ada keterkaitan dengan sebagian asas dari Batak Toba, bagai asas Sitepu yang lagi se-"trah" dengan asas Sitohang, alias asas Purba yang lagi ada kaitannya dengan asas Purba di Simalungun.

Tokoh Karo[sunting | sunting sumber]

Mendan P. Bangun

Galeri[sunting | sunting sumber]

  • Petani Karo

  • Petani Karo

  • Foto Gadis Karo dengan busana konvensional kuno tahun 1925, koleksi Tropenmuseum

Wikimedia Commons ada alat mengenai Suku Karo.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Bacaan terkait[sunting | sunting sumber]

  • Perangin-angin, Martin. (2004). Orang Karo Di antaraOrang Batak. Pustaka Sora Mido

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

Oke penjelasan tentang Suku Karo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas semoga tulisan ini berfaedah terima kasih

Tulisan ini diposting pada label adat istiadat karo, makalah adat istiadat karo, adat istiadat budaya karo,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara Politik Kerajaan Tarumanegara

Hohoho, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membahas tentang politik kerajaan tarumanegara Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara simak selengkapnya HINDUALUKTA -- Secara etimologi Tarumanagara berasal dari kata Taruna yang artinya negara atau negeri dengan Nagara yang merupakan dari kata Tarum yaitu sebuah sungai di Jawa Barat ialah sungai Citarum. Kerajaan Tarumanegara tercata dalam asal usul sebagai salah satu negeri Hindu yang pernah berkuasa di Jawa dari abad 4 sampai 7 masehi. Menurut sejarah, negeri Tarumanegara didirikan pada tahun 358, dengan salah satu rajanya yang membelokkan terkenal adalah raja Purnawarman. Bukti yang ditemukan sebagai catatan negeri Tarumanegara adalah tujuh batu bersurat batu yang ditemukan di Lebak Banten (1), Bogor( 5) dengan Jakarta (1). Dari ke tujuh prasasti tersebut diantarnya yakni:  Prasasti Pasir Awi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Ciaruteun, Pra...

KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI Kesenian Dari Madura

Hi, selamat malam di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan dibahas mengenai kesenian dari madura KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI simak selengkapnya. AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress HandayaniRecord Official mempersembahkan buah karya kami untuk anda nikmati sebagai konser keluarga yang cukup dengan bermanfaat sebagai hiburan, Semua adegan sudah kami setting. andaikata ada kesamaan cap dengan lainnya. Mohon maaf ------------------------------------------------------------- Silahkan Dilihat Juga Chanel Terkait : Channel Group reno puri: https://www.youtube.com/channel/UCjO5... handayanirecord official: https://www.youtube.com/channel/UC50V... indonesian review : https://www.youtube.com/channel/UCQXk... masakan mama : https://www.youtube.com/channel/UCAJv... DakwaQ Official: https://www.youtube.com/channel/UCxy4... Terima Kasih Untuk Su...

Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution Pengertian Marginal Utility

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan mengenai pengertian marginal utility Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution simak selengkapnya Untuk barang kali ini kita bakal belajar atas aturan utilitas ( utility theory ), pengertian marginal utility , ancangan marginal utility dan indifference curve di mahir gajak konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution . 1. TEORI UTILITAS. Pada bagian ini kita bakal mahir coret-coretan alas utilitas, pengertian marginal utility , serta the law of diminishing marginal utility . 1.1. Konsep Dasar Utilitas. Secara leksikal, kata utilitas ( utility ) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ ( www.merriam-webster.com ). Dalam hal ini, utilitas memberitahukan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara di ilmu ekonomi, konsep utilitas memberitahukan babak kegembiraan pelaku ekonomi tempat konsumsi barang/jasa...