
Hallo, bertemu kembali di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawakan mengenai globalisasi di bidang sosial Puan: Budaya Nusantara Bentengi Indonesia dari Globalisasi simak selengkapnya.
Liputan6.com, Jakarta - Derasnya arus globalisasi berjalan menggerus budaya luhur Indonesia. Pelestarian budaya Nusantara memiliki kapasitas berarti untuk menekan efek negatif globalisasi.
"Kekayaan Nusantara ini harus bisa diwariskan secara berdansa temurun batas ke keturunan berikutnya, sehingga keturunan berikutnya menjadi bagian dari kebudayaan Nusantara," perkataan Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam Peringatan Puncak HUT ke-40 Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (20/4/2015).
Keberadaan TMII sejak dulu bisa dijadikan pondasi dalam melanggengkan budaya bangsa. Dengan segala budaya Indonesia yang terhimpun di TMII membuat masyarakat bisa dengan mudah memahami kultur di setiap daerah.
"Kita semua bisa memakai fungsi tradisi dan seni budaya dalam aktivitas masyarakat sebagai media pendidikan, penerangan, hiburan, alat kekuasaan sosial, serta pemeliharaan nilai dan asas adat dengan tujuan membangun kesejahteraan rakyat," perkataan Puan.
Untuk membangun masyarakat yang sejahtera, kata Puan, Indonesia harus berketuhanan, berperikemanusiaan, mempunyai jiwa persatuan, jiwa demokrasi dan berkelaluan menjunjung tinggi musyawarah untuk mengaras mufakat sehingga terbentuk rasa Keadilan alokasi sarwa rakyat Indonesia.
Nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila itu harus diamalkan dengan membangun kerukunan mendampingi sesama sebagai uang untuk tetap menjaga keutuhan bangsa.
"Kini saatnya kewajiban kita untuk memelihara dan meneruskan peperangan mengarah masa ambang masyarakat dan anak Indonesia yang bersatu, berdaulat, mandiri, aman dan sejahtera," imbuh politisi PDIP itu.
Indonesia memang tengah menghadapi bab besar, seperti munculnya gerakan separatis, terorisme, ancaman-ancaman narkoba, korupsi, kemiskinan, tawuran, dan gajak anarkisme yang mengancam stabilitas keamanan dalam negeri.
Belum lagi tantangan dari luar negeri dengan abad globalisasi yang mengancam rusaknya adat istiadat budaya anak dengan paham materialisme, hedonisme, dan individualisme.
Era Globalisasi
"Di abad globalisasi saat ini, masyarakat harus memiliki karakter yang kuat yang bisa membuat dia becus bersaing dengan masyarakat Internasional. Adapun karakter tersebut merupakan jati dia seorang diri yaitu jati diri anak Indonesia yang berbudaya, bermartabat dan berjiwa gotong-royong, bukannya anak Indonesia yang individualisme," papar Puan.
Puan mengatakan, Indonesia harus berjaya di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan atau Trisakti dan menjadikannya sebagai landasan operasional guna menghadapi persoalan-persoalan anak dan melaksanakan pembentukan bangsa.
Tak hanya itu, berkepribadian dalam kebudayaan juga menjadi uang utama untuk membangun masyarakat Indonesia yang berbudaya, bermartabat serta berdaya saing. Di bidang ini, masyarakat memiliki tanggung balas untuk tetap melanggengkan budaya nusantara mudah-mudahan tidak tergerus bagi ancaman globalisasi dan modernisasi, sehingga kekayaan-kekayaan anak tersebut bisa terjamin pemeliharaan dan pelestariannya.
"Manusia Indonesia merupakan manusia yang sehat, cerdas, produktif, tidak malas yang becus bersaing dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kekayaan yang terkandung dalam bumi nusantara tidak boleh dimiliki bagi segelintir faksi saja, melainkan harus dimiliki bagi sarwa masyarakat Indonesia," perkataan Puan.
Putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu meminta sarwa masyarakat Indonesia mudah-mudahan tetap bersatu dan tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Begitulah detil mengenai Puan: Budaya Nusantara Bentengi Indonesia dari Globalisasi semoga info ini berfaedah terima kasih
Artikel ini diposting pada kategori globalisasi di bidang sosial, perkembangan globalisasi di bidang sosial budaya, pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya,

Komentar
Posting Komentar