Langsung ke konten utama

Metode Penelitian Kualitatif Beserta Contoh Judul, Contoh Proposal (Lengkap) - Bukubiruku Contoh Metode Penelitian Sosial

Metode Penelitian Kualitatif beserta Contoh Judul, Contoh Proposal (Lengkap) - Bukubiruku

Hi, selamat siang di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan mengenai contoh metode penelitian sosial Metode Penelitian Kualitatif beserta Contoh Judul, Contoh Proposal (Lengkap) - Bukubiruku simak selengkapnya

Metode Penelitian Kualitatif-Saat anda mengijak perguruan adiluhung dengan menapak semester akhir biasanya akan di beri darma untuk membuat buatan penelitian, nah salah satunya ialah eksplorasi kualitatif ini, untuk gampang anda di mencari referensi berikut ialah pembahasa afdal mengenai metode eksplorasi kualitatif bersama sampel dengan pembahasannya :

contoh eksplorasi kualitatif

from: Berita Dan Informasi Terbaru.com

Pengertian metode eksplorasi kualitatif

Metode eksplorasi kualitatif ialah sebuah cara/upaya bertambah untuk menekunkan pada aspek pemahaman ala akrab (hubungan) pada satu permasalahan. Penelitian Kuanlitatif ialah eksplorasi riset yang bersifat deskripsi, cenderung memanfaatkan pengurangan dengan bertambah menonjolkan peroses makna.

Tujuan dari metode ini ialah Pemahaman ala luas dengan akrab (hubungan) akan satu persoalan ala akrab (hubungan) pada satu persoalan yang sedang dikaji atau akan di kaji. Dan bukti yang dikumpulkan bertambah berjibun huruf, kata atau gambar dari pada angka. wikipdia>>

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

ciri bukti yang ada di metode peneltian kualitatif

from: al-balad.news

Berikut pembahasannya Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dengan cenderung memanfaatkan analisis. Biasa dilengkapi dengan artikel peneletian, proposal, kepala karangan eksplorasi juga diperoleh jumlah macam eksplorasi kualitatif yang akan kita bahas, beserta ini

Adapun bukti pokok yang diperoleh di metode eksplorasi kualitatif ada lima ciri, jarak lain :

  1. Menggunakan lingkungan alamiah untuk akar data

Sumber bukti yang dipakai di eksplorasi kualitatif  berupa lingkungan alamiah. Kajian elementer di eksplorasi kualitatif  adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di hal dengan kedudukan sosial.

Penelitian dilaksanakan kala berinteraksi melantas di ruang kejadian. Peneliti melancarkan pengamatan, mencatat, mencari tahu, melampan akar yang berangkaian dengan insiden yang sedang terjadi pada era itu.

Hasil yang didapat acap disusun era itu juga. Apa yang sudah diamati pada galibnya tidak independen dari konteks lingkungan dimana kejadian itu berlangsung.

  1. Mempunyai sifat deskriptif analitik

Data yang didapat dari produk pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneroka di lokasi penelitian, tidak di bentuk angka-angka. Peneliti melancarkan pengurangan bukti dengan melipatkan informasi, mencari hubungan ke berbagai sumber, membandingkan, dengan mendapatkan produk arah alur (sungai) bukti sebenarnya (tidak di bentuk angka).

Hasil pengurangan bukti tersebut berupa pencerminan yang berkenaan dengan kedudukan yang sedang diteliti dengan disajikan di bentuk uraian narasi. Pemaparan bukti tersebut biasanya ialah menjawab dari interogasi di rumusan bab yang sudah ditetapkan.

  1. Tekanan pada proses bukan hasil

Data dengan penjelasan yang dibutuhkan di eksplorasi kualitatif bersangkut berjarak dengan interogasi untuk mengungkapkan proses dengan bukan dari produk dari satu kegiatan.  Pertanyaan mendakwa cerita keadaan yang sebenarnya atas kegiatan, prosedur, tahap-tahap, alasan-alasan dengan hubungan yang terjadi dimana bersama pada era dimana proses itu sedang berlangsung.

  1. Bersifat induktif

Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan ialah fakta empiris, Peneliti terjun melantas ke TKP/lapangan, melacak satu proses penemuan yang sedang terjadi ala alami dengan mencatat, menganalisis, melaporkan dengan menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya eksplorasi tersebut.

Hasil penemuan eksplorasi dari lapangan di bentuk konsep, prinsip, filosofi dikembangkan lagi, bukan dari filosofi yang menebak ada. Penelitian kualitatif memanfaatkan proses induktif maksudnya dari bukti yang terpisah-pisah namun saling berangkaian erat ahad sama lain.

  1. Mengutamakan makna

Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi anak buah Dengan satu insiden yang akan diteliti tersebut. Contoh: eksplorasi yang dilakukan atas peran kepala I kampus di di pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatiannya pada pendapat kepala I kampus atas guru yang dibinanya.

mencari penjelasan bersama ajaran kepala I kampus atas keberhasilan dengan kegagalannya membangun guru, apa saja yang dialami di di membangun guru, mengapa gurun bisa bubar dibina, dengan kok keadaan itu bisa terjadi?.

Selain mencari penjelasan kepada kepala sekolah, peneroka juga kudu mencari penjelasan dari guru sebagai bakal perbandingan biar boleh diperoleh ajaran mengenai bobot pembinaan yang dilakukan akibat kepala sekolah. Ketepatan penjelasan dari peserta diungkap akibat peneroka biar boleh menafsirkan produk eksplorasi ala tepat dengan benar.

Berdasarkan ciri-ciri diatas boleh disimpulkan bahwa eksplorasi kualitatif diawali dari lapangan yang berasas pada lingkungan alami, bukan pada teori. Data bersama penjelasan yang diperoleh dari lapangan ditarik amanat dengan konsepnya, lewat pencerminan ala deskriptif analitik, dengan tanpa memanfaatkan angka, karena bertambah mementingkan prosesnya.

Di di adam pendidikan, eksplorasi kualitatif bertujuan untuk memvisualkan satu proses kegiatan, pendidikan yang berdasakan  pada apa yang terjadi di lapangan sebagai bakal kajian untuk mendapatkan kelebihan, kelemahan dengan kekurangannya sehingga boleh ditentukan upaya di perbaikannya ;menganalisis satu fakta, gejala bersama insiden pendidikan yang terjadi di lapangan; melenggekkan hipotesis yang berkenaan dengan asas dengan corat-coret pendidikan berasas pada bukti dengan penjelasan yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: Langkah Langkah Penelitian Beserta Contoh dengan Penjelasannya

Metode – metode Penelitian Kualitatif

metode di eksplorasi kualitatif

From: eMeReR.com

Adapun metode eksplorasi kualitatif ialah sebagai beserta :

  1. Penelitian Fenomenologi

Penelitian fenomenologi yang bersifat induktif. ancangan yang digunakan ialah deskriptif, dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat fenomenologi maksudnya pemahaman atas respon arah kehadiran atau kebaradaan manusia, tidak sekedar pemahaman arah bagian-bagian yang spesifik atau gajak khusus.

Tujuan eksplorasi fenomenologikal ini ialah agak-agih pengalaman-pengalaman apa yang dialami akibat seseorang di kehidupannya, terbabit interaksinya dengan anak buah lain.

Contoh eksplorasi fenomenologi atau study mengenai daur bernapas bangsa tradisional diamati dari perspektif kebiasaan bernapas sehat.

  1. Penelitian Teori Grounded

penelitian grounded ialah tekhnik eksplorasi induktif. Tekhnik ini pertama kali dicetuskan akibat Strauss dengan sayles pada warsa 1967.Pendekatan eksplorasi grounded ini bermaslahat di mendapatkan problem-problem yang berbentuk di kedudukan kebidanan bersama aplikasi proses-proses badan untuk menanganinya.

Metodologi filosofi ini menekankan pada pemantauan dengan mengembangkan alas aksi hubungan ”intuitif” jarak variabel.

Proses eksplorasi grounded ini melibatkan formulasi,pengujian,dan pengembangan ulang hipotesis selama penyusunan teori.

  1. Penelitian Etnograf

Penelitian corak ini berusaha untuk memaparkan kisah kehidupan keseharian orang-orang yang di kerangka agak-agih anggai budaya tersebut, mereka menjadi bagian integral lainnya.

Dalam eksplorasi ini akumulasi bukti dilakukan ala bersistem dengan deskriptif. Analisis bukti dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan filosofi prilaku kultural.

Dalam eksplorasi etnografi, peneroka ala aktual bernapas atau menjadi bagian dari setting budaya di tatanan untuk mengumpulkan bukti ala bersistem dengan holistik. Melalui eksplorasi inilah perbedaan-perbedaan budaya tersebut boleh dijelaskan, dibandingkan untuk menambah pemahaman mengenai dampak budaya pada gajak atau kesehatan manusia.

  1. Penelitian Historis

Penelitian bersejarah ialah eksplorasi yang dimaksudkan untuk merekonstruksi hal abad kalakian ala objektif, bersistem dengan akurat. Melalui eksplorasi inilah, bukti-bukti dikumpulkan , dievaluasi, dianalisis bersama disintesiskan.

Kemudian, berasas bukti-bukti tersebut dirumuskan kesimpulan. Ada kalanya eksplorasi bersejarah dipakai untuk memeriksa hipotesis tertentu.Misalnya,hipotesis mengenai dugaan adanya contoh jarak asal usul kelanjutan adam pendidikan dari ahad benua yang cecap hegemoni akibat penjajah yang sama.

Penelitian bersejarah galibnya memperoleh bukti lewat catatan catatan artifak, atau laporan-laporan verbal. Ada jumlah bukti yang dominan di eksplorasi bersejarah jarak lain:

  • Adakalanya bertambah bergantung akan bukti produk pemantauan anak buah lain daripada produk observasinya milik sendiri
  • Data eksplorasi diperoleh lewat pemantauan yang cermat, dimana bukti yang ada kudu objektif,otentik, bersama diperoleh dari akar yang tepat pula
  • Data yang didapat bersifat bersistem menurut, urutan insiden dengan bersifat afdal dengan tuntas.
  1. Penelitian Kasus

Penelitian khusus atau eksplorasi di lapangan dimaksudkan untuk melacak ala intensif mengenai kerangka buritan keadaan, posisi era ini dengan hubungan linkungan bagian baik eksklusif yang bersifat apa adanya (given).

Subjek eksplorasi bisa berupa individu,kelompok, institusi atau masyarakat.Penelitian hal merupkan eksplorasi yang akrab (hubungan) atas bagian baik tertentu, yang produk eksplorasi tersebut memberi cerita luas dengan akrab (hubungan) mengenai bagian baik tertentu.

Subjek yang diteliti seorang diri nisbi terbatas, namun variabel-variabel bersama pokok yang diteliti amat luas sekali dimensinya. Contoh, studi lapangan yang berakhir bersama akrab (hubungan) mengenai kegiatan yang paling berjibun dilaksanakan akibat tenaga pekerja baik selama melakukan tugasnya di camp pengungsi.

  1. Inquiry Filosofi

Inquiry filisofis melibatkan eksploitasi mekanisme pengurangan cerdik cendekia guna memperjelas makna,membuat nilai-nilai menjadi nyata,mengindentifikasi etika, bersama studi atas hakikat pengetahuan.

Peneliti filosofis mempertimbangkan gagasan atau isu-isu dari semua perspektif dengan investigasi ekstensif arah literatur,menguji/menelaah ala akrab (hubungan) amanat konseptual,merumuskan pertanyaan,mengajukan jawaban, bersama menyarankan implikasi arah jawaban-jawaban tersebut.

Peneliti dipandu dengan pertanyaan- interogasi itu.Terdapat tiga inquiry filosofis,antara lain yaitu:

  1. Foundational Inquiry
  2. Philosophical Analyses
  3. Ethical Analyses

Study fondasional melibatkan pengurangan mengenai bangun ilmu dengan proses berpikir atas penilaian di anggai eksklusif yang dianut bersama akibat ”anggota” disiplin ilmiah.

Tujuan pengurangan filosofis ialah memeriksa amanat bersama mengembangkan filosofi yang didapat lewat pengurangan corat-coret atau pengurangan linguistik.inquiry. etikal melibatkan analisa cerdik cendekia arah bab etik berangkaian dengan andil, hak,tugas,benar dengan salah, kesadaran dengan tanggungjawab.

  1. Teori kritik sosial

Teori kritik baik ialah teori lain dari sebuah metodologi kualitatif yang unik.Dipandu dengan filsafat dari filosofi kritik sosial,peneliti mendapatkan pemahaman mengenai kaidah seseorang berkomunikasi bersama bagaimana dia mengembangkan makna-makna simbolis di masyarakat.

Banyak pemahaman yang berbentuk di sebuah dunia, yang fakta kemasyarakatan pasti di dapat apa adanya,tidak didiskusikan terlebih dahulu atau diposisikan ala dogmatik.

Tatanan politik yang definit itu dipersepsi bersimbur belah metamorfosis dengan tidak patut dipertanyakan.Tatanan politik semacam ini galibnya berbentuk pada bangsa dibawah rezim yang otoriter.

Artike Terkait: 16+ Contoh Kata Pengantar Makalah, Laporan, Skripsi Yang Baik dengan Benar

jenis-jenis Metode Penelitian Kualitatif

jenis metoe eksplorasi kualitatif

From: blogdoniumarsono.blogspot.com

Berikut ialah penjelasan dari jenis-jenis eksplorasi kualitatif tersebut :

  1. Jenis Metode Etnografi

Menurut para ahli, Miles & Hubberman seperti yang dikutip akibat Lodico, Spaulding & Voegtle di bukunya Methods in Educational Research From Theory to Practice, disebutkan kalau etnografi berasal dari budi Yunani ethos dengan graphos.

Yang artinya tulisan mengenai satu kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dengan Schensul etnografi ialah metode eksplorasi yang berguna di mendapatkan ingatan yang terdapat/terkandung di satu budaya atau komunitas tertentu.

  1. Jenis Metode Fenomenologi

Istilah fenomenologis ini berasal dari budi Yunani, adalah phainomenon (penampakkan diri) dengan logos (akal). Ilmu atas penampakan ialah ilmu atas apa yang menampakkan awak pada kemahiran subjek.

Donny Gahrial Adian di di buku Pengantar Fenomenologi menyebutkan bahwa fenomenologis adalah sebuah studi atas fenomena-fenomena atau apapun itu yang tampak. Dengan kata lain fenomenologi melambangkan mendapatkan penjelasan atas realitas yang nampak.

  1. Jenis Metode Studi Kasus

Menurut Bogdan dengan Bikien (1982) studi hal ialah pengujian ala rinci akan ahad kerangka atau ahad poin atau ahad ruang penyimpanan dokumen atau ahad insiden tertentu.

Surachrnad (1982) menebak membatasi ancangan studi hal sebagai satu ancangan dengan memusatkan perhatian akan satu hal ala intensif bersama rinci.

  1. Jenis Metode Teori Dasar

Jujun S. Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa eksplorasi alur (sungai) atau asli adalah eksplorasi yang bertujuan untuk mendapatkan ingatan aktual yang sebelumnya belum pernah diketahui.

  1. Jenis Metode Studi Kritis

Metode Studi peka ialah metode yang digunakan untuk eksplorasi yang berkembang dari filosofi kritis, feminis, suku bangsa bersama pasca modern yang bertolak dari asumsi kalau ingatan itu bersifat subjektif.

Peneliti yang peka melihat bahwa bangsa terbentuk akibat arah kelas, status, ras, suku bangsa, macam kelamin dengan lain sebagainya. Peneliti feminis galibnya memusatkan perhatiannya akan bab gender, ras, meskipun peneroka pasca modern memusatkan perhatian pada institusi baik dengan kemasyarakatan.

  1. Metode Analisis Konsep

Menurut Peter Salim di di kamus besar Bahasa Indonesia (1990:61) pengurangan ialah penyelidikan akan satu problem/peristiwa (perbuatan, karangan dengan sebagainya) guna mendapatkan fakta yang tepat (asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dengan lain sebagainya)”.

Sedangkan pengertian corat-coret bagi Woodruf  yaitu satu konsep atau gagasan yang nisbi sempurna bersama bermakna, satu pengertian atas satu objek, barang bias yang bermula dari kaidah seseorang membuat pengertian akan objek-objek atau benda-benda berselang pengalamannya (setelah melancarkan persepsi pada objek/benda).

Dari dua definisi diatas kita boleh menyimpulkan bahwa definisi metode pengurangan corat-coret adalah eksplorasi yang memfokuskan pada satu corat-coret yang sudah ada sebelumnya, biar boleh difahami, digambarkan, dijelaskan bersama implementasinya di lapangan.

  1. Metode Analisis Sejarah



    Metode pengurangan sejarah/penelitian bersejarah bagi Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 di di Yatim Riyanto, 1996: 22 di Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah eksplorasi yang ala eksklusif memfokuskan akan abad lalu.

Penelitian ini mencoba untuk merenkonstruksi apa yang terjadi pada abad yang lampau seperanggu dengan seakurat mungkin, dengan pada galibnya agak-agih mengapa keadaan itu bisa terjadi. Dalam mencari bukti dilakukan ala bersistem biar bakir menggambarkan, menjelaskan, bersama memahami kegiatan/peristiwa yang terjadi jumlah waktu lalu.

Contoh Judul Penelitian Kualitatif:

menulis kepala karangan di metode eksplorasi kualitatif

Fom: rahasiapenulis.com

  1.      Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Produk
  2.      Analisis Nilai-Nilai Patriotisme
  3.      Analisis Peran Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Manajemen Mutu Pendidikan
  4.      Cara Belajar Siswa Berprestasi
  5.      Cara Belajar Siswa SD Dalam Menghadapi Ujian Nasional
  6.      Eksploitasi Anak Jalanan
  7.      Evaluasi Kebijakan Pendidikan Inklusif
  8.      Gambaran Manajemen Pembelajaran PAI
  9.      Kebiasaan Belajar Pada Siswa Berprestasi Di SD
  10.  Kebiasaan Membaca Siswa Sekolah Dasar
  11.  Keefektifan Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang Melalui Kebiasaan  Menulis Buku Harian
  12.  Kesulitan Pemahaman Konsep Gaya Pelajaran IPA
  13.  Kinerja Dan Profesionalisme Guru SD
  14.  Kompetensi Global Guru Sekolah Dasar
  15.  Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran
  16.  Makna Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
  17.  Manajemen Keuangan Sekolah
  18.  Metode Pembelajaran Yang Efektif Dalam Membentuk Karakter
  19.  Metode Pembelajaran Yang Efektif Untuk Menyampaikan Materi Pecahan
  20.  Minat Kegiatan Kepramukaan Siswa SD
  21.  Model Pembelajaran Yang Efektif Dalam Pembelajaran
  22.  Model Pemberian Tugas Pembelajaran Matematika
  23.  Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di SD
  24.  Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di SD
  25.  Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Pada Bahasan Trigonometri
  26.  Pentingnya Keterampilan Membaca Bagi Siswa SD
  27.  Pentingnya Semangat Kerja Karyawan Guna Meningkatkan Produktivitas
  28.  Peran Guru Kelas Sebagai Fasilitator
  29.  Peran Orang Tua Terhadap Anak Berprestasi
  30.  Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Bidang Akademik
  31.  Persepsi Dan Perilaku Merokok Mahasiswa PGSD
  32.  Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan KTSP
  33.  Persepsi Guru Matematika Terhadap Penggunaan Bahan Manipulatif
  34.  Persepsi Guru Terhadap Penerapan Kurikulum KTSP
  35.  Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Metode Inkuiri
  36.  Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Bimbingan
  37.  Persepsi Siswa Terhadap Pola Interaksi Guru Dalam Pembelajaran
  38.  Pesan Dalam Tarian Topeng Panji Cirebon
  39.  Pola Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional
  40.  Pola Emosi Guru Dalam Menjalankan Tugas Di SD
  41.  Profesionalisme Guru SD
  42.  Profil Guru Yang Efektif Mendidik Siswa SD
  43.  Strategi Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa
  44.  Strategi Harian Tribun Timur Untuk Menjadi Surat Kabar Terpercaya Di Kota Makassar
  45.  Teknik-Teknik Motivasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
  46.  Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD
  47.  Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
  48.  Upaya Peningkatan Belajar Matematika Melalui Tugas Pekerjaan Rumah
  49.  Variasi Keterampilan Mengajar Guru

Contoh Proposal Kualitatif

contoh proposisi metode kualitatif

From: CustomShow.com

UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL REMAJA DI MA Nurul Azhar Ngawi

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : ………

Oleh:



………….

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI BALIKPAPAN





Tahun 20../20..

  1. PENDAHULUAN



    A. Latar Belakang Masalah



    Istilah adolesens atau adolescensia umum di maknai dengan abad remaja, ialah abad kelanjutan sifat tergantung pada (dependence) akan anak buah berumur kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, perhatian pada nilai-nilai estetika dengan isu-isu moral.



    Sedangkan bagi ahli, Harold Alberty (1967:86), remaja ialah abad pancaroba jarak abad anak cucu dengan abad masa adalah berlangsung 11-13 warsa hingga 18-20 warsa bagi baya kalender kelahiran seseorang.



    Sejauh mana remaja boleh mengamalkan nilai-nilai yang sudah di anutnya bersama yang menebak dicontohkan kepada mereka? Salah ahad darma kelanjutan yang amat perlu dilakukukan remaja ialah melacak apa yang diharapkan akibat kelompoknya akan datang mencocokkan tingkah lakunya dengan angan-angan baik tanpa bimbingan, pengawasan, motivasi, bersama ancaman sebagaimana pada waktu kecil.



    Ia juga di tuntut untuk bakir mengendalikan tingkah lakunya karena dirinya bukan lagi tanggung jawabguru, anak buah berumur atau anak buah lain.



    Berdasarkan eksplorasi empiris yang dilaksanakan Kohlberg pada warsa 1958, sekaligus menjadi disertasi doktornya yang kepala karangan “The Developmental of model of moral Think and choice in the years 10 to 16”. Menyebutkan tahap-tahap kelanjutan moral pada perseorangan bisa di belah ialah sebagai berikut:



    1. Tingkat Prakonvensional



    Dalam ambang ini anak cucu kritis pada aturan-aturan budaya dengan akan ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik atau buruk, benar atau salah. Namun, keadaan ini semata-mata ditafsirkan dari penjuru pandang akar akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, kisaran dengan kebaikan).



    2. Tingkat Konvensional



    Dalam ambang ini, anak cucu hanya bagi pada angan-angan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia melihat bahwa keadaan tersebut penting belah dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang acap dengan nyata.



    3. Tingkat Pasca-konvensional



    Dalam tingkatan ini ada usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai bersama asas moral yang dimiliki keabsahan dengan boleh diterapkan, independen dari otoritas kelompok atau anak buah yang berpegang akan prinsip-prinsip tersebut dengan terlepas lagi dari identifikasi perseorangan seorang diri dengan kelompok itu.



    Piaget mengatakan bahwa abad remaja sudah mencapai tahap pelaksanan formal di kemampuan kognitif. Ia boleh mempertimbangkan semua kementakan untuk melebihi satu problem dari jumlah penjuru pandang bersama berani mempertanggung jawabkan.



    Sehingga kohlberg juga berpendapat, kelanjutan moral ketiga, moralitas pasca-konvensional kudu di gapai selama abad remaja.



    Beberapa asas di terimanya lewat dua tahap; pertama meyakini kalau di keyakinan moral kudu ada fleksibilitas sehingga bisa memungkinkan dilakukannya perbaikan dengan metamorfosis kaki moral andaikan menguntungkan semua anggota kelompok; kedua mencocokkan awak dengan kaki baik bersama ideal untuk menjahui hukuman baik akan dirinya pribadi, sehingga kelanjutan moralnya tak lagi arah alur (sungai) keinginan pribadi, namun mernghormati anak buah lain.

Tapi, pada kenyataan berjibun ditemukan remaja yang belum boleh mencapai tahap pasca-konvensional tersebut, dengan pernah juga ditemukan remaja yang aktual mencapai tahap prakonvensional.



Fenomena itu berjibun dijumpai di remaja yang pada galibnya mereka masih duduk di bangku SMA/SMK, seperti:



1. Berperilaku tidak terpuji, capak anggaran dasar dengan disiplin I kampus yang ada

2. Senang berfoya-foya dengan bergerombol/berkelompok

3. Mentaati anggaran dasar sekolah, karena ahad hal, takut pada hukuman



Dan tidak jarang juga kita mendengar/melihat perkelahian,tawuran terjadi antar remaja yang tidak jelas sebabnya. Bahkan perkelahian bisa meningkat menjadi permusuhan kelompok, yang boleh menimbulkan bulan-bulanan pada kedua bengkah pihak.



Jika ditanyakan kepada mereka, apa yang menyebabkan mereka bisa mengamalkan kekerasan sesama remaja, dengan apa masalahnya sehingga insiden yang memalukan itu bisa terjadi, berjibun yang menjawab bahwa mereka tidak tahu, tidak sadar mengapa mereka secepat itu menjadi marah dengan ikut berkelahi.



Fenomena di arah memvisualkan kalau upaya remaja untuk menggapai moralitas dewasa; mengganti corat-coret moral yang bersifat khusus dengan corat-coret moral yang bersifat umum, mengartikan corat-coret yang aktual dikembangkan di kode moral untuk pedoman tingkah laku, dengan mengendalikan tingkah krida pribadi, ialah upaya yang tidak encer dicapai belah mayoritas remaja.



Menurut Rice (1999), abad remaja adalah abad peralihan, kala perseorangan yang memegang kematangan. Pada abad tersebut, diperoleh dua keadaan penting yang menyebabkan remaja melancarkan penanggulangan diri.



Dua keadaan itu adalah, pertama keadaan yang bersifat eksternal, adalah adanya metamorfosis di lingkungan. Pada tahap ini, bangsa adam sedang cecap berjibun metamorfosis dengan begitu acap yang boleh membawa berbagai dampak, baik dampak afirmatif maupun dampak minus belah remaja.



kedua ialah keadaan yang bersifat internal, ialah idiosinkrasi di awak remaja yang membuat nisbi bertambah bergejolak dibanding dengan abad kelanjutan lainnya (storm and stress period).



Supaya remaja yang sedang cecap metamorfosis acap di di tubuhnya itu boleh mencocokkan awak dengan keadaan metamorfosis tersebut, maka berbagai usaha baik dari pihak anak buah tua, guru maupun anak buah masa lainnya, amat diperlukan.



Salah ahad peran konselor adalah sebagai pembimbing di tugasnya ialah mendidik, guru kudu mendukung murid-muridnya biar mencapai tahap kematangan ala optimal.



Maksudnya kematangan yang sempurna (sesuai dengan kodrat yang dimiliki murid) Dalam peranan ini guru kudu mengawasi aspek-aspek badan pada setiap murid jarak lain kematangan, kebutuhan, kemampuan, kecakapannya dengan sebagainya biar mereka boleh mencapai ambang kelanjutan dengan kematangan yang optimal.



Dalam keadaan ini di samping anak buah tua, konselor di I kampus juga ada peranan penting di mendukung remaja untuk melebihi kesulitanya, keterbukaan hati konselor di di mendukung kesulitan yang dialami akibat remaja, akan menjadikan remaja sadar akan sikap bersama tingkah lakunya yang minim baik.



Dengan kemampuan penanggulangan awak (self control) yang matang, remaja diharapkan bisa mengendalikan dengan memasung tingkah krida yang bersifat tidak harum dengan merugikan anak buah lain atau bakir mengendalikan bersama memasung tingkah krida yang bertentangan pada norma-norma baik yang berlaku.



Remaja/Murid juga diharapkan bisa mengantisipasi akibat-akibat minus yang akan terjadi pada abad stroom and stress period. Dari anggai yang diperoleh diatas penulis amat gandrung untuk meneliti bagaimana pendidikan anak cucu di keluarga buruh dengan kepala karangan “UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKAN SELF CONTROL REMAJA DI MA Nurul Azhar Ngawi”



B. Fokus Penelitian

Untuk gampang penulis untuk membedah produk penelitian, maka Penelitian ini difokuskan akan Guru BK di bentuk memajukan menambah Self Control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi yang meliputi tujuan, kegiatan baik dengan keagamaan yang dilakukan di memajukan menambah self control produk yang digapai, bersama anasir pendukung dengan penghambat.

C. Rumusan Masalah

Dalam sub eksplorasi ini pelaku peneroka mengambil rumusan bab sebagai beserta :



1. Bagaimanakah Upaya yang dilakukan Guru BK di memajukan menambah Self Control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi?



2. Hasil apa yang digapai di memajukan menambah self control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi?



3. Apa anasir saja pendukung dengan penghambat akan peningkatan Self Control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasar pada kerangka buritan bab dengan pokok penelitian, maka Tujuan Penelitian yang ingin digapai adalah:



1. Untuk mendiskripsikan bersama agak-agih upaya-upaya yang dilakukan Guru BK di angka memajukan menambah self control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi.

2. Untuk memerikan dengan agak-agih produk yang diraih di memajukan menambah self control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi.

3. Untuk memerikan bersama agak-agih apa anasir pendukung dengan penghambat akan peningkatan self control mahasiswa di MA Nurul Azhar Ngawi.



E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menunjukkan bahwa konseling yang dilaksanakan akibat Guru BK di MA Nurul Azhar Ngawi boleh membentuk self control siswa.



2. Manfaat praktis

Penelitian ini bisa berguna sebagai masukan di di memasang kebijakan bertambah lanjut belah MA Nurul Azhar Ngawi mengenai peranan Guru BK di mendukung mahasiswa siswa untuk membentuk self control yang baik.

II. STUDI KEPUSTAKAAN

manfaat metode kualitatif untuk eksplorasi kamu

From: projectproposalnola.com

Dalam bentuk memperkuat bab yang akan di teliti maka penulis mengadakan telaah buku dengan kaidah mencari bersama mendapatkan teori-teori yang akan di jadikan landasan penelitian, yaitu:



Self Control (kontrol diri) ialah kemampuan untuk membimbing tingkah laku/etika sendiri; kemampuan untuk membimbing tingkah krida sendiri; kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau etika krida impulsif.

Averill (dalam, Herlina Siwi, 2000) Menyebutkan kekuasaan awak dengan sebutan kekuasaan personal, adalah terjadi dari tiga macam kontrol, sebagai berikut:

1. Behavior Control (kontrol perilaku), yang terjadi di dua komponen, ialah kemampuan membanjarkan aplikasi (regulated administration) bersama kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability).



2. Cognitive control (kontrol kognitif), terjadi dari dua komponen, adalah memperoleh penjelasan (information gain) dengan melancarkan penilaian (appraisal).



3. Decisional Control ialah kemampuan seseorang di memilih produk atau satu aktivitas berasas pada sesuatu yang diyakini atau disetujui nya, kekuasaan awak di di memasang kesukaan boleh berfungsi dengan baik, dengan adanya satu kesempatan, kebebasan atau kementakan pada awak perseorangan untuk memilih berbagai kementakan tindakan.



Dalam  mengukur kekuasaan awak dipakai aspek-aspek adalah sebagai berikut:



1. Kemampuan di mengontrol tingkahlaku

2. Kemampuan di mengontrol stimulus

3. Kemampuan di mengantisipasi satu insiden atau kejadian

4. Kemampuan di menafsirkan insiden atau kejadian.

5. Kemampuan di mengambil keputusan.



Tiga langkah anak buah masa untuk membangun kekuasaan awak pada anak, berikut:



1. Langkah pertama adalah memperbaiki gajak anda, sehingga boleh memberi sampel control awak yang baik untuk anak cucu dengan menunjukkan bahwa keadaan tersebut melambangkan prioritas utama.



2. Langkah kedua ialah mendukung anak cucu menumbuhkan sistem peraturan internal sehingga bisa menjadi motivator belah awak mereka seorang diri khususnya.



3. Langkah ketiga ialah mengajarkan kaidah mendukung anak cucu memanfaatkan kekuasaan awak kala menghadapi bab dengan stres, mengajarkan untuk berfikir dahulu sebelum bertindak sehingga mereka akan memilih sesuatu yang aman dengan baik untuk dirinya maupun anak buah lain.

Artikel Terkait: Cara Membuat Latar Belakang Makalah yang Baik dengan Benar Beserta Contohnya



III. PROSEDUR PENELITIAN

dengan memahami muatan dari sebuah novel sang pemimpi

From: uglydogbooks.com

A. Metode dengan Alasan Menggunakan Metode



Pada  penelitian ini digunakan Metodologi dengan ancangan kualitatif, yang memegang idiosinkrasi alami (natural setting) sebagai akar bukti langsung, deskriptif, proses bertambah dipentingkan dari pada hasil, pengurangan di eksplorasi kualitatif cenderung dilakukan ala analisa induktif bersama amanat melambangkan keadaan yang esensial.



Terdapat 6 (enam) macam metodologi eksplorasi yang memanfaatkan ancangan kualitatif, yakni: etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, partisipatories, bersama eksplorasi aktivitas kelas.



Dalam keadaan ini eksplorasi yang digunakan adalah eksplorasi studi hal (case study), yaitu: satu eksplorasi yang dilaksanakan untuk melacak ala intensif atas kerangka buritan keadaan sekarang, bersama hubungan lingkungan satu bagian sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.



B. Tempat Penelitian



Penelitian ini berlokasi di MA Nurul Azhar Ngawi karena di dasarkan pada jumlah pertimbangan:



MA ialah Sekolah Menengah Atas yang memegang konotasi gajak yang tidak begitu baik bagi ajaran masyarakat. sehingga Konselor di MA amat berperan di memantau penyimpangan gajak para siswa.



C. Instrumen Penelitian



pada eksplorasi ini, yang menjadi instrumen elementer ialah peneroka sendiri.



D. Sampel Sumber Data



Sumber bukti elementer di eksplorasi ini ialah kata-kata dengan tindakan, selebihnya ialah tambahan, seperti dokumen dengan lainnya. Dengan demikian akar bukti di eksplorasi ini berupa kata-kata dengan aktivitas sebagai akar utama, meskipun akar bukti tertulis, foto dengan catatan tertulis ialah akar bukti tambahan.



E. Teknik Pengumpulan Data



Teknik akumulasi bukti di eksplorasi ini ialah wawancara, pemantauan bersama dokumentasi. Sebab belah peneroka kualitatif anggai boleh di mengerti maksudnya ala baik, andaikan dilakukan hubungan dengan subyek lewat wawancara akrab (hubungan) dengan pemantauan pada latar, dimana anggai tersebut terjadi, di samping itu untuk melengkapi bukti diperlukan pengarsipan (tentang bahan-bahan yang ditulis akibat atau atas subyek).



Wawancara ialah percakapan dengan arah tertentu. Maksud digunakannya wawancara jarak lain



(a) mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dengan lain-lain,

(b) mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami abad lalu.

Pada eksplorasi ini gaya wawancara yang digunakan peneroka ialah wawancara akrab (hubungan) maksudnya peneroka mengajukan jumlah interogasi ala akrab (hubungan) yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan di eksplorasi bisa terkumpul ala maksimal meskipun poin peneroka dengan gaya Purposive Sampling adalah pengambilan cuplikan bertujuan, sehingga memenuhi kepentingan peneliti.



Mengenai  jumlah informan yang diambil terjadi dari:



1. Kepala Sekolah MA Nurul Azhar Ngawi;

2. Guru Bimbingan dengan Konseling MA Nurul Azhar Ngawi;

3. Seluruh Wali Kelas MA Nurul Azhar Ngawi



Teknik Observasi, di eksplorasi kualitatif pemantauan diklarifikasikan bagi 3 cara. Pertama, pengamat bisa bertindak sebagai peserta atau nonpartisipan. Kedua, pemantauan boleh dilaksankan ala terus terang atau penyamaran. Ketiga, pemantauan yang melibat kerangka eksplorasi dengan di eksplorasi ini memanfaatkan gaya pemantauan yang pertama di mana pengamat bertindak sebagai partisipan.

Teknik Dokumentasi, memanfaatkan gaya ini untuk mengumpulkan bukti dari akar non insani, akar ini terjadi dari dokumen dengan rekaman.



“Rekaman” sebagai setiap tulisan/pernyataan yang dipersiapkan akibat atau untuk individual atau kelompok dengan tujuan mendemonstrasikan adanya satu peristiwa. Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk membentuk atau bukan kecuali pada rekaman, adalah tidak dipersiapkan ala khusus untuk tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dengan lain sebagainya.



F. Teknik Analisis Data



Setelah semua bukti terkumpul, maka langkah selanjutnya ialah pengelolahan dengan analisa data. Yang di arah dengan pengurangan bukti ialah proses mencari dengan melenggekkan ala bersistem bukti yang diperoleh dari produk wawancara, catatan lapangan, dengan dokumentasi, dengan kaidah membangun bukti ke di kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melancarkan sintesa, menyusunnya ke di pola, memilih mana yang penting dengan akan dipelajari, bersama membuat kesimpulan sehingga encer dipahami akibat dirinya seorang diri atau anak buah lain.



Analisis bukti di eksplorasi ini memanfaatkan pengurangan bukti kualitatif, jadi di pengurangan bukti selama di lapangan peneroka memanfaatkan model spradley, ialah tehnik analisa bukti yang di sesuaikan dengan tahapan di penelitian, adalah:



1. Dalam tahap penjelajahan dengan gaya akumulasi bukti grand tour question, ialah pertama dengan memilih kedudukan baik (place, actor, activity),

2. Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seorang informan “key informant” yang melambangkan informan, berwibawa dengan dipercaya boleh “membukakan pintu” kepada peneroka untuk memasuki obyek penelitian.



Kemudian peneroka melancarkan wawancara kepada informan tersebut, dengan mencatat produk wawancara yang dilakukan. Setelah itu perhatian peneroka pada obyek eksplorasi dengan melakukan untuk mengajukan interogasi deskriptif, dilanjutkan dengan pengurangan akan produk wawancara. Berdasarkan produk dari pengurangan wawancara berikutnya peneroka melancarkan pengurangan domain.

3. Dalam tahap memasang pokok (dilakukan dengan pemantauan terfokus) analisa bukti dilakukan memanfaatkan pengurangan taksonomi.

4. Dalam tahap selection (dilakukan dengan kaidah pemantauan terseleksi) akan datang peneroka mengajukan interogasi kontras, yang dilakukan dengan pengurangan komponensial.

5. Hasil dari pengurangan komponensial, lewat pengurangan tema peneroka mendapatkan tema-tema budaya. Berdasar pada temuan tersebut, selanjutnya peneroka menuliskan laporan eksplorasi kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Borba, Michele. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Ghufron, M. Nur. ” Hubungan Kontrol diri, persepsi remaja akan aplikasi disiplin anak buah berumur dengan prokrastinasi akademik.” Tesis Ilmu Psikologi UGM Yogyakarta, 2003. http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.pdf

Gunarsa, D. Singgih. Bunga rampai Psikologi Perkembangan; Dari anak cucu sampai umur lanjut. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dengan R & D Bandung: Alfabeta, 2006.

Jika membahas atas metode eksplorasi kualitatif sebenarnya berjibun versi, karena ahlinya juga banyak, biasa eksplorasi di suruh buat waktu saya pelajaran sebagai darma sepeti buat makalah, proposal, kepala karangan pdf, dengan macam eksplorasi kualitatif akibat akar itu saya menulis artikel ini dengan tujuan agar mempermudahkan temen-temen di menyelesaikan tugasnya ..

“Sekian,semoga bermanfaat belah saya khsusnya dengan untuk para pembaca umumnya, dengan terimakasih sudah Share  sehingga boleh melancarkan teman-teman yang lain di mencari acuan khusunya di bidang metode kualitatif “.. :- )

Metode Penelitian Kualitatif

Oke penjelasan mengenai Metode Penelitian Kualitatif beserta Contoh Judul, Contoh Proposal (Lengkap) - Bukubiruku semoga info ini menambah wawasan terima kasih

Tulisan ini diposting pada kategori contoh metode penelitian sosial, contoh makalah metode penelitian sosial kualitatif, contoh kasus metode penelitian sosial,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara Politik Kerajaan Tarumanegara

Hohoho, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membahas tentang politik kerajaan tarumanegara Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara simak selengkapnya HINDUALUKTA -- Secara etimologi Tarumanagara berasal dari kata Taruna yang artinya negara atau negeri dengan Nagara yang merupakan dari kata Tarum yaitu sebuah sungai di Jawa Barat ialah sungai Citarum. Kerajaan Tarumanegara tercata dalam asal usul sebagai salah satu negeri Hindu yang pernah berkuasa di Jawa dari abad 4 sampai 7 masehi. Menurut sejarah, negeri Tarumanegara didirikan pada tahun 358, dengan salah satu rajanya yang membelokkan terkenal adalah raja Purnawarman. Bukti yang ditemukan sebagai catatan negeri Tarumanegara adalah tujuh batu bersurat batu yang ditemukan di Lebak Banten (1), Bogor( 5) dengan Jakarta (1). Dari ke tujuh prasasti tersebut diantarnya yakni:  Prasasti Pasir Awi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Ciaruteun, Pra...

KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI Kesenian Dari Madura

Hi, selamat malam di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan dibahas mengenai kesenian dari madura KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI simak selengkapnya. AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress HandayaniRecord Official mempersembahkan buah karya kami untuk anda nikmati sebagai konser keluarga yang cukup dengan bermanfaat sebagai hiburan, Semua adegan sudah kami setting. andaikata ada kesamaan cap dengan lainnya. Mohon maaf ------------------------------------------------------------- Silahkan Dilihat Juga Chanel Terkait : Channel Group reno puri: https://www.youtube.com/channel/UCjO5... handayanirecord official: https://www.youtube.com/channel/UC50V... indonesian review : https://www.youtube.com/channel/UCQXk... masakan mama : https://www.youtube.com/channel/UCAJv... DakwaQ Official: https://www.youtube.com/channel/UCxy4... Terima Kasih Untuk Su...

Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution Pengertian Marginal Utility

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan mengenai pengertian marginal utility Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution simak selengkapnya Untuk barang kali ini kita bakal belajar atas aturan utilitas ( utility theory ), pengertian marginal utility , ancangan marginal utility dan indifference curve di mahir gajak konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution . 1. TEORI UTILITAS. Pada bagian ini kita bakal mahir coret-coretan alas utilitas, pengertian marginal utility , serta the law of diminishing marginal utility . 1.1. Konsep Dasar Utilitas. Secara leksikal, kata utilitas ( utility ) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ ( www.merriam-webster.com ). Dalam hal ini, utilitas memberitahukan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara di ilmu ekonomi, konsep utilitas memberitahukan babak kegembiraan pelaku ekonomi tempat konsumsi barang/jasa...