Hohoho, selamat pagi di "Indonesia Dalam Berita", di kesempatan akan dibahas mengenai hubungan seni dan budaya Menakar Hubungan Politik dan Seni: "Benci tapi Rindu" | DW | 02.07.2018 simak selengkapnya
Apa yang membelokkan Anda nanti di kampanye? Konser musik? Sejauh ini kaidah apa|dengan jalan apa} hubungan jarak garis haluan dengan kecakapan - ayu di Indonesia maupun di negara-negara lain? Ikuti kesan Ananda Sukarlan.
Ada istilah cogah di dunia seni: "L'art pour l'art" ataupun kecakapan (itu hanya) untuk seni. Benarkah? Mungkin bisa untuk secuil seniman, tapi atas kenyataannya dunia garis haluan acap ikut aduk di dunia seni. Untuk hal ayu dengan buruk.
Di masa despot Stalin di Rusia, komponis Sergei Prokofiev dengan Dmitri Shostakovich adalah musuh besarnya. Keduanya menulis musik yang bertentangan dengan ide Stalin: musik kudu populis, bisa dinikmati akibat kaum benih rumput.
Stalin sendiri punya komponis favorit: Tikhon Khrennikov. Selain seorang penjilat yang ahli, musik Khrennikov "memenuhi syarat" Stalin: kedengarannya "berkelas" atas memanfaatkan orkes besar, padahal kontennya murahan. Kini Prokofiev & Shostakovich, bersama Rachmaninov dengan Stravinsky, dianggap mewakili pencapaian kecakapan musik paripurna dari Rusia, sebaliknya Khrennikov namanya hilang bersama musiknya ditelan waktu.
Di dunia sastra, Federico Garcia Lorca atas usia 38 warsa diculik dengan dibunuh akibat despot Franco di Spanyol di warsa 1936. Di Indonesia sendiri, Pramoedya Ananta Toer dengan banyak lagi seniman diasingkan di Pulau Buru atas zaman Soeharto.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Mencintai kidung mulai kecil
Sastrawan dengan aktivis yang melawan aniaya rezim Orde Baru ini lahir di Solo, 26 Agustus 1963. Ia menganak-emaskan kidung mulai kecil. Anak tukang becak ini menjadi buruh plitur, ngamen kidung dengan mengalah putus madrasah buat pendidikan adik-adiknya.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Menyuarakan anak Adam pinggiran
Di tengah kesulitan moneter dia ajek giat menelurkan karya-karya kidung dengan berteater di Sarang Teater Jagat. Ia lagi membentuk anak-anak halus melukis di Sanggar Suka Banjir dengan mendengungkan nasib anak Adam halus di Jaringan Kerja Kesenian Rakyat JAKKER.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Dengan kidung melawan penindasan
Foto ini diambil ketika Wiji Thukul latihan gedung pertunjukan di Sarang Teater Jagat, Jagalan, Solo warsa 1987. Salah eka cukilan kidung Wiji bertajuk PENYAIR: " Jika tidak sedia kertas, aku akan menulis atas dinding.. Jika aku menulis dilarang, aku akan menulis dengan tetes darah!"
-

Kembalikan Wiji Thukul
Dianiaya ketika membela kaum tertindas
1992 dia mengeluh pengotoran alam akibat pabrik tekstil PT Sariwarna Asli Solo. 1994 di aksi petanidi Ngawi, Jawa Timur, Thukul dipukuli tentara. Tahun 1995 arung cedera alat penglihat kanan atas dibenturkan atas oto akibat aparat selagi ikut di aksi protes karyawan PT Sritex. Istri Wiji Thukul, Siti Dyah Sujirah (Sipon) acap mendukung perjuangan suaminya.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Tanpa jejak
Pasca afair 27 Juli 1996, menemui kejatuhan Soeharto warsa 1998, beliau bersarang di daftar eksplorasi anak Adam (DPO). Di masa itu dia ajek berkarya. Pada masa tersebut sejumlah aktivis ditangkap, diculik dengan dihilangkan secara paksa, termasuk Thukul. Sekitar bulan Maret-April 1998 jejaknya tidak lagi diketahui. Tuduhan dia menyulut kerusuhan dlam afair 27 Juli 1996 tidak sempat terbukti.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Puisinya ajek abadi
Sajak-sajak Wiji Thukul populer di kalangan aksi massa. Di antaranya: Peringatan, Sajak Suara, dengan Bunga dengan Tembok. Tanpa henti, puisinya acap menggambarkan perjuangan kaum tertindas. Kumpulan puisinya dibukukan. Puisi nyanyian benih rumput melambangkan dendang karet rakyat yang tak terima dengan perlakuan pemerintahan yang tirani.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Keabadian di Sajak
Apa Guna: “Apa guna punya ilmu tinggi, kalau hanya untuk mengibuli Apa guna banyak baca buku, kalau cerat kau bungkam melulu Dimana-mana moncong senjata berdiri gagah Kongkalikong dengan kaum cukong” (Wiji Thukul) Gambar: wijithukul.tk/BarisanPengingat
-

Kembalikan Wiji Thukul
Janji Jokowi
Sebelum menjadi presiden, Joko Widodo menyatakan, ayu berjiwa ataupun berkalang tanah dunia, kejelasan nasib Wiji Thukul kudu menjadi perhatian pemerintah. Dalam kunjungannya ke Eropa, April 2016, Jokowi berujar, pemerintah sedang mendalami hal agresi HAM berat, termasuk di antaranya penghilangan aktivis 1997-1988.
-

Kembalikan Wiji Thukul
Perjuangan tidak akhir
Istri Wiji Thukul, Siti Dyah Sujirah (Sipon) tidak kenal lelah mencari keadilan, setelaah suaminya dihilangkan secara paksa. Pasangan Thukul-Sipon dikaruniai anak pertama bernama Fitri Nganthi Wani, kemudian atas tanggal 22 Desember 1993 anak kedua mereka lahir yang diberi nama Fajar Merah. Hingga saat ini Sipon, keluarga dengan kawan-kawannya sedang terus berjuang mencarinya. Kembalikan Wiji Thukul.
Penulis: Ayu Purwaningsih
Seni sangat dibutuhkan di dunia politik
Tapi tak bisa dipungkiri, komoditas kecakapan sangat dibutuhkan di dunia politik, bukan hanya dari karet pemimpin otoriter. Musik acap dipakai untuk kampanye, dengan ini biasanya musik yang populis (bukan acap pop, bisa rock, dangdut dll). Ini disebabkan pengulangannya yang memudahkan untuk dicerna, serta lirik yang propagandis.
Cara termudah (menurut kesan penulis: murahan) adalah memikat lagu dari lagu yang sudah sedia dengan mengganti liriknya saja, bagaikan refrain di lagu "2019 Ganti Presiden" yang memikat refrain lagu "Better Man"-nya Robbie Williams.
Apakah Robbie Williams setuju lagunya dipakai untuk kampanye, yang notabene calon presidennya pun belum ketahuan? Ini tak penting. Donald Trump memanfaatkan lagu Queen "We Are The Champions", dengan kita sarwa bisa google berita bahwa Brian May (anggota Queen) mengeluh lewat tweet-nya "An unauthorized use at the Republican Convention against our wishes". Kami karet komponis dengan musikus tak sempat bisa melarang siapapun untuk memanfaatkan musik kami, selagi sang pengguna tersebut melunasi royaltinya (kalau kami tak mau menerima uangnya, itu masalah kami, bukan masalah hukum).
Musik lagi bisa dipakai untuk propaganda yang bukan pemilihan presiden/pemimpin, bagaikan musik aku "No More Moonlight Over Jakarta" (Tidak sedia lagi Tjahaja Purnama di tempat Jakarta) yang melukiskan hal pemenjaraan Ahok. Tujuan aku adalah untuk melukiskan ke dunia internasional hal ini, dengan memanfaatkan inti Beethoven "Moonlight Sonata" yang diacak (baca: dihancurkan).
-

Pawai Politis di Karnaval
Ejekan dengan Olokan
Semua anak Adam bisa jadi sasaran olokan di karnaval. Kanselir Angela Merkel bisa jadi sasaran kritik, begitu halnya dengan Presiden AS Barack Obama, ataupun bagaikan oto defile di Düsseldorf, Vladimir Putin dengan dom Ortodoks Rusia. Pembuat oto di Düsseldorf mengkritik UU anti warga homoseksual di Rusia, yang disetujui dom Ortodoks.
-

Pawai Politis di Karnaval
Kanselir Abadi
Dalam defile Rosenmontag di Köln, Angela Merkel lagi terwakili, setidaknya sebagai boneka. Dengan motto 'Kenyamanan' oto defile ini mengejek Merkel yang sudah menjadi kanselir selagi lebih dari delapan tahun, lagi warga Jerman yang memilih partai yang sudah mereka kenal, hanya atas ingin nyaman.
-

Pawai Politis di Karnaval
Gol Murni di Gawang Sendiri
Topik-topik sosial lagi kerap dikemukakan, misalnya hal yang membawa-bawa anak Adam terkenal. Pada oto defile di metropolitan Mainz ini tampak kepala negara klub sepak bola Bayern München, Uli Hoeneß, yang diajukan ke pengadilan atas menggelapkan pajak. Ia ditampilkan sebagai pemain yang cetak gol di gawang sendiri.
-

Pawai Politis di Karnaval
Uskup Kaya Raya
Uskup daerah Limburg yang bernama Tebartz van Eltz, menjadi topik cacat eka oto defile di Mainz. Uskup itu kenamaan atas gaya hidupnya yang berfoya-foya. Ia ditampilkan sedang mandi di palung penuh dana emas, bagaikan tokoh Paman Gober di komik Donal Bebek.
-

Pawai Politis di Karnaval
Paman Sam, Hantu dari Ponsel
Mobil defile ini menampilkan Kanselir Angela Merkel yang tampak terkejut, ketika melihat balung cabut dari ponselnya. Seperti halnya jin di dongeng yang cabut dari botol. Hantu berpakaian Paman Sam itu melambangkan dinas rahasia AS, NSA. Ini merupakan pukulan berat tempat Merkel, yang senang berkomunikasi lewat SMS.
-

Pawai Politis di Karnaval
Tuhan, Tolong, Ini Orang Miskin!
Dalam defile di Düsseldorf, yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, dom banyak ditemakan di karnaval warsa ini. Mobil defile pertama bertema Paus Fransiskus yang berawal dari Argentina. Di depan pemimpin dom Katolik yang berjiwa sederhana ini, dom Katolik Jerman yang kaya terpukul, dengan perlu pertolongan surgawi atas kudu menghadapi gaham berjiwa sederhana.
-

Pawai Politis di Karnaval
Obama Dikritik
Sekelompok pembuat oto defile lainnya di Düsseldorf memikirkan, apa pasal whistleblower Edward Snowden lebih memilih berjiwa di suaka di Rusia, dari pulang ke AS. Kursi listrik. Itulah yang bisa menjadi sambutan baginya, andaikata dia kembali ke bentala airnya, dengan disambut Presiden Barack Obama yang tampil di bentuk malaikat pembalas dendam.
-

Pawai Politis di Karnaval
Pria Berotot
Tidak hanya Barack Obama yang diejek berkali-kali. Vladimir Putin lagi kerap jadi sasaran olokan. Di oto defile di Düsseldorf ini, pamer kekuatan yang dilancarkan Putin di Krimea jadi topik. Putin sebagai adam berotot besar? Mengapa tidak? Bukankah kepala negara Rusia itu senang berpose setengah telanjang di depan kamera untuk menunjukkan belahan tempat tubuhnya?
Penulis: Dirk Kaufmann
Amnesty International kemudian mengajak aku untuk bekerjasama memanfaatkan musik ini di kampanye mereka untuk penuntutan pembebasan Ahok. Efeknya: setiap kali musik ini dimainkan, penonton lokal bertanya-tanya siapa itu Ahok, apa yang terjadi, dengan kemudian meng-google. Apa yang kemudian menjadi kesimpulan mereka, itu bukan urusan saya, yang bena dunia luar lewat (para pecinta) musik klasik sadar tempat insiden ini.
Kekuatan musik di situasi bagaikan inilah tepatnya apa pasal sedia rezim adikara bersusah berat untuk menyensornya atau, di hal negara Mali, melarang eksistensi musik di negaranya selagi lebih dari eka tahun. Bahkan sedia sekte-sekte keagamaan yang menyatakan bahwa musik itu haram, atas musik memiliki kekuatan membuka alat penglihat apalagi mencerdaskan pendengarnya.
Kisah hubungan musik dengan kepentingan politik tak berakibat di sini. Ini meluas ke cara-cara (di masa saat ini dengan di masa lalu) penggunaan musik sebagai belahan dari persenjataan "kekuatan lunak" diplomasi.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Crayon Pop
Konser-konser yang digelar blok gadis-gadis muda yang tergabung di "Crayon Pop" acap dipadati penggemar. Tampilannya acap menggemaskan. Kerja bangkar adalah belahan dari keberhasilan mereka. Dalam sebuah wawancara atas persaingan yang ketat di dunia musik pop di Korea Selatan, mereka melukiskan bahwa mereka bisa latihan batas 14 arloji di sehari.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Psy
Di jarak orang-orang Asia, Korea Selatan dikenal sebagi negara pekerja keras. Tak hanya manufaktur dengan teknologi, musik pop Korea Selatan bahkan global. Pada warsa 2012 video musik "Park Jae-Sang" yang akrab dengan "Gangnam Style"-nya menjadi sorotan dunia. Dimana-mana anak Adam berjoget ala Psy. Namun kelompok-kolompok musik lainnya tidak bertekuk lutut terkenal.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Wonder Girls
Bagaimana dengan yang eka ini? Perusahaan industri untuk dengan cepat mengidentifikasi talenta karet gadis ini di ajang eksplorasi fitrah di Korea Selatan. Mereka melantas mendapatkan kontrak. Namun kepiawaian mereka di berkesenian bukan datang tiba-tiba, memencilkan hasil latihan selagi bertahun-tahun. Majalah Time menulis, K-Pop merupakan ekspor Korsel terbesar.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Shinee
Pada awal warsa 2000-an, K-Pop menemukan momentumnya seperjalanan dengan perkembangan jejaring sosial. Boyband beranggota lima orang: "Shinee" yang terdidik mulai warsa 2008 ini tak hanya atas dikenal dengan musik popnya. Para adam ini lagi menebak disebut sebagai citra mode. Lihat model rambut dengan warnanya. Ada yang Anda sukai?
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
IU
"Lee Ji-Eun", penyanyi dengan artis dengan nama ajang "IU" ini banget terkenal. Ia lagi merupakan komponis, aktris, gitaris, penari dengan pembawa acara. Dia tak hanya menjadi kaya besar melalui musik, namun kontrak-kontrak iklan promosi jutaan dolar semakin membuatnya makmur.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Beast
Musik dari blok ini punya magnet menarik perhatian orang-orang muda. Kelompok "Beast" berjaya bukan hanya di Asia, namun lagi banyak mengadakan tontonan di Amerika. Kelompok ini menebak mengantungi berbagai macam penghargaan musik.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Choi Si-won
Artis Korea Selatan yang eka ini merupakan cacat eka bintang dengan bayaran paripurna di industri musik pop. Dia terlibat di kaum film Cina. Dia merupakan cacat eka artis Korea Selatan pertama yang muncul di perangko Tiongkok. Ia berpose dengan artis Korea, Yoona dengan desainer Karl Lagerfeld.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
BoA
Kwon Boa yang ngetop dengan nama ajang "BoA" melampiaskan lagu pertamanya atas usia 13 tahun. Superstar Korea Selatan ini lagi menebak mencapai keberhasilan besar di Jepang. Album kompilasinya yang bertajuk Best Soul sukses besar dengan menjadikan BoA sebagai penyanyi Asia non-Jepang pertama yang albumnya krida lebih dari eka juta buah di Jepang.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Girls Generation
Kelompok "Girls 'Generation" mulai warsa 2007 menebak memperoleh penggemar di seluruh dunia. Girls Generation lagi mencari peruntungan di Jepang. SNSD ataupun SoShi memulai debutnya di kancah musik Jepang atas warsa 2010 dengan merilis versi bahasa Jepang dari lagu hits mereka "Tell Me Your Wish (Genie)". Sudah sempat nonton konsernya?
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
JYJ
Kim Jae Joong "JYJ" tak hanya mencari peruntungan di bidang anjur suara. Ia lagi mengasah fitrah di dunia akting dengan fesyen. Kreatif bukan?
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Kara
Grup "Kara" bubar atas warsa 2016, tetapi anggotanya secara individu ajek melenggang sendiri-sendiri di tempat ajang hiburan. K-Pop bukan hanya digandrungi akibat remaja di Indonesia, tetapi lagi anak-anak dengan apalagi anak Adam dewasa.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Big Bang
Kelompok "Big Bang” dibentuk atas warsa 2006. Grup ini merupakan cacat eka blok musik pop yang membelokkan bena di Koera Selatan. Anggota kelompoknya terjadi dari G-Dragon, T.O.P, Taeyang, Daesung dengan Seungri. Lagu- lagu awal mereka yang didominasi hip hop dengan kemudian bahkan berkembang. Berbagai penghargaan musik menebak mereka kantungi.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
G-Dragon
Kwon Ji Young akrab disebut "G-Dragon" disebut "Justin Bieber"-nya Korea Selatan. Dalam foto dia tampil bersama penyanyi Korsel Lee Hee. Rambutnya cukup bising bukan?
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Ailee
Amy Lee yang bernama ajang Ailee merupakan penyanyi blasteran Korea Selatan-Amerika Serikat. Sebelum debut K-popnya, Ailee adalah artis di bawah label Muzo Entertainment, agensi independen yang bermarkas di AS. Ia lagi menebak berkolaborasi dengan karet bintang AS.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Super Junior
Grup musik Super Junior terjadi dari 12 penyanyi. Dalam kaum warsa belakang sudah banyak ahli klik musik ini yang cabut masuk. Grup ini lagi memiliki fans fanatik di Jerman. Mereka lagi manggung batas ke Perancis. Kelompok yang dibentuk atas 2005 itu. Mereka pun sudah berkali-kali membentangkan tontonan di Indonesia. Konser di Ancol April 2012, apalagi digelar selagi 3 musim berturut-turut.
-

K-Pop, Diplomasi Budaya ala Korsel
Sistar
Girl band yang terjadi dari empat anak Adam ini terdidik atas warsa 2010 dengan sekarang berada di bawah manajemen Starship Entertainment. Kemunculan mereka menarik perhatian dengan cepat. Penulis : Saleh (ap/vlz)
Tujuannya apa?
Dalam masa Perang Dingin, pemerintah Amerika Serikat fokus melimpahkan banyak usaha dengan dana untuk merekrut musik dengan musisi untuk "merendahkan" ideologi Soviet. Musik Jazz digunakan bukan hanya sebagai individualitas budaya Amerika (yang maunya mewakili budaya Barat), tetapi sebagai perwujudan "kebebasan", dengan ini menjadi individualitas musik mereka yang kuat.
Kesimpulannya: musik untuk tujuan propagandistik memang kudu populis, tapi untuk membaurkan bahana dengan menyentuh hati yang membelokkan dalam, yang diperlukan adalah identitas. Musik yang menjadi lambang "kemegahan" Hitler supaya dikagumi kaum benih rumput adalah musik Richard Wagner, dengan awak ingat musik yang cukup sekarang melambangkan individualitas "rakyat jelata" Amerika? Karya orkes legendaris "Fanfare for the Common Man" karya Aaron Copland. Keduanya ber-genre klasik, yang dari dulu dicap "musiknya anak Adam elite". Kontradiktif?
Penulis: Ananda Sukarlan (ap/vlz)
Selain sebagai komponis & pianis, A.Sukarlan lagi aktif sebagai blogger di Andy Skyblogger's Log , dengan melaksanakan vlog di Youtube channelnya Ananda Sukarlan. Twitter & Instagramnya @anandasukarlan bukan hanya mengulas atas musik, tapi masalah sosial, budaya dengan garis haluan atas umumnya. Ia membagi waktunya jarak Spanyol (di rumahnya di perbukitan di Cantabria) dengan Indonesia (di apartemennya di Jakarta).
IG & twitter @anandasukarlan
Setiap tulisan yang dimuat di #DWNesia menjadi tanggung balasan penulis.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Siapa yang jaga?
Lihat tampang karet penjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) ini? Terbayangkah Anda kudu bertemu mereka dahulu, dini mencoblos? Inilah TPS 007, Gunung Brintik, Randusari, Semarang Selatan, Kota Semarang ini.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Ada prajuritnya pula
TPS ini mengangkat inti horor yang berlokasi dekat Makam Bergota, Kota Semarang. Dikutip dari Detik.com, di depan pintu terpasang duet karangan bunga yang ditempeli tulisan TPS 007. Kemudian terdapat lini massa yang memakai seragam prajurit.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
KPU pusat jatuh cinta melihat
Tak gagal keberadaan TPS 007 di Gunung Brintik, Randusari, Semarang ini jadi perhatian Komisioner KPU pusat yang secara melantas memantau keberadaan TPS tersebut. Dikutip dari Detik.com, Komisioner KPU pusat, Wahyu Setiawan, datang melakukan pemantauan di TPS 007 Randusari.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Demam Piala Dunia
Berhubung Piala Dunia 2018 bertepatan dengan berlangsungnya Piala Dunia 2018 di Rusia, banyak TPS di kaum area di Indonesia tampak menonjolkan inti Piala Dunia untuk menarik massa datang ke ruang pemungutan suara. Salah satunya di metropolitan udang, Cirebon. Di TPS 3 Kelurahan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Cirebon, Jawa Barat. Petugas TPS menjantur area pemungutan bahana dengan inti Piala Dunia.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Swadaya masyarakat
Tampak wajah alat TPS di Cirebon ini ditempel stiker berfoto bendara negara yang berpartisipasi di beker dunia. Dikutip dari Detik.com, anggaran untuk pengadaan kaos dengan sekalian atribut mengenai beker dunia berawal dari swadaya alat TPS. Dengan mengusung inti beker dunia diharapkan partisipasi masyarakat untuk memilih arung peningkatan, terutama karet generasi milenial.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Tak mau bertekuk lutut unik
Yang lagi tak bertekuk lutut unik, adalah cacat eka TPS di kawasan Cibadak, Bandung. Panita TPS tampil bagaikan di Dongeng di Negeri 1001 malam.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Menarik perhatian
Seorang alat tampak menerangkan adat di pencoblosan pemungutan bahana di Pilkada.
-

TPS Pilkada Rasa Kuburan Hingga 1001 Malam
Bagaimana hawa TPS di ruang Anda'?
Beberapa TPS menebak berusaha tampil distingtif dengan menarik. Bagaimana TPS di ruang Anda? Juga tak bertekuk lutut menarikkah? Sumber: Detik.com(ap/rzn)
Oke detil mengenai Menakar Hubungan Politik dan Seni: "Benci tapi Rindu" | DW | 02.07.2018 semoga artikel ini berfaedah terima kasih
Artikel ini diposting pada tag hubungan seni dan budaya, apa hubungannya seni dan budaya, apa hubungan seni dan budaya,

Komentar
Posting Komentar