Langsung ke konten utama

Kerajaan Sriwijaya Keadaan Politik Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", pada kali ini akan dibahas mengenai keadaan politik kerajaan sriwijaya Kerajaan Sriwijaya simak selengkapnya.

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

  Kerajaan Sriwijaya adalah salah ahad kemaharajaan maritim yang kuat di tanah Sumatera dan berlimpah memberi pengaruh di Nusantara dengan alam dominasi membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam adab Sansekerta, sri berarti “bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”.



         Bukti dahulu melanggar keberadaan negeri ini berasal dari era ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I-Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tarikh 671 dan bercokol selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua melanggar Sriwijaya lagi berada atas era ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya akan alam bawahannya mulai menciut dikarenakan beberapa pertempuran diantaranya agresi dari adipati Dharmawangsa dari Jawa di tarikh 990, dan tarikh 1025 agresi Rajendra Chola I dari Cholamandala , selanjutnya tarikh 1183 dominasi Sriwijaya dibawah kekangan negeri Dharmasraya.



    Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan negeri besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada era ke-20, kedua negeri tersebut menjadi referensi bagi bangsa nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia melahirkan ahad kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.         Sekitar tarikh 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan penelitian dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang). Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak atas alam sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di alam tersebut, jika Malayu atas alam tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya lagi menduga berpendapat bahwa letak dari pusat negeri Sriwijaya berada atas alam Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi advis arah perjalanan di catatan I-Tsing, bersama kejadian ini bisa lagi dikaitkan dengan buletin tentang ekspansi candi yang dipersembahkan bagi adipati Sriwijaya Sri Cudamaniwarmadewa tarikh 1003 kepada kaisar Cina (Candi Bungsu, salah ahad bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti atas abad penaklukan bagi Rajendra Chola I dari negeri Cholamandala, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya menduga beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).

Picture

Candi Muara Takus - Riau

    Kekaisaran Sriwijaya menduga sedia sejak 671 bertimbal dengan catatan I-Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit atas tarikh 682 di terbongkar imperium ini di kolong kepemimpinan Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Di era ke-7 ini, anak buah Tionghoa membuku bahwa diperoleh duet negeri yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya.

Picture

Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit terdapat bagi M. Batenburg atas tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk bongkah halus berukuran 45 × 80 cm, ditulis di aksara Pallawa, memanfaatkan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini kini disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.



Teks Prasasti Alih Aksara Prasasti Kedukan Bukit

  1. svasti śrī śakavaŕşātīta 605 (604 ?) ekādaśī śu
  2. klapakşa vulan vaiśākha dapunta hiya<m> nāyik di
  3. sāmvau mangalap siddhayātra di saptamī śuklapakşa
  4. vulan jyeşţha dapunta hiya<m> maŕlapas dari minānga
  5. tāmvan mamāva yamvala dualakşa dangan ko-(sa)
  6. duaratus cāra di sāmvau dangan jālan sarivu
  7. tlurātus sapulu duet vañakña dātamdi alat penglihat jap
  8. sukhacitta di pañcamī śuklapakşa vula<n>...
  9. laghu mudita dātam marvuat vanua...
  10. śrīvijaya jaya siddhayātra subhikşa...

Alih Bahasa



  1. Selamat ! Tahun Śaka menduga lewat 604, atas hari ke sebelas
  2. paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyang naik di
  3. sampan memikat siddhayātra. di hari ke tujuh paro-terang
  4. bulan Jyestha Dapunta Hiyang berlepas dari Minanga
  5. tambahan membawa bala askar duet mi dengan perbekalan
  6. dua ratus cara (peti) di sampan dengan berjalan seribu
  7. tiga ratus duet belas banyaknya datang di alat penglihat jap (Mukha Upang)
  8. sukacita. di hari ke panca paro-terang bulan....(Asada)
  9. lega gembira datang membuat wanua....
  10. Śrīwijaya jaya, siddhayātra sempurna....

Berdasarkan Prasasti Kota Kapur yang berangka tarikh 682 dan terdapat di tanah Bangka, atas akhir era ke-7 kemaharajaan ini menduga menguasai bagian daksina Sumatera tanah Bangka dan Belitung batas Lampung. Prasasti ini lagi menyebutkan bahwa Sri Jayanasa menduga melancarkan bestel militer utk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanegara di Jawa Barat dan Ho-ling (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat agresi Sriwijaya. Sriwijaya berkembang dan berhasil mengendalikan pias perdagangan maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan Laut Jawa dan Selat Karimata.

Picture

Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur adalah temuan arkeologi prasasti Sriwijaya yang terdapat di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan berdasarkan area penemuannya yaitu sebentuk dusun halus yang bernama "Kotakapur". Tulisan atas prasasti ini ditulis di aksara Pallawa dan memanfaatkan adab Melayu Kuna, bersama melahirkan salah ahad dokumen tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini terdapat bagi J.K. van der Meulen atas bulan Desember 1892.

Prasasti ini mula-mula kali dianalisis bagi H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja atas Bataviaasch Genootschap di Batavia. Pada mulanya ia menganggap "Śrīwijaya" adalah nama seorang raja. George Coedes lah yang kemudian berjasa mengungkapkan bahwa Śrīwijaya adalah nama sebentuk negeri besar di Sumatra atas era ke-7 Masehi, yaitu negeri yang kuat dan pernah menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia, dan Thailand bagian selatan.

Inilah kandungan lengkap dari Prasasti Kota Kapur, bagaikan yang ditranskripsikan dan ditejemahkan bagi Coedes:



Naskah Asli

  1. Siddha titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan tandrun luah makamatai tandrun luah vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni humpa unai tunai.
  2. Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai saya savanakta devata mahardika sannidhana. manraksa yan kadatuan çrivijaya. saya tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan parsumpahan.
  3. paravis. kadadhi yan uran didalanna bhami paravis hanun. Samavuddhi lavan drohaka, manujari drohaka, niujari drohaka talu din drohaka. tida ya.
  4. Marppadah tida baiklah bhakti. tida yan tatvarjjawa diy aku. dngan diiyan nigalarku sanyasa datua. dhava vuathana uran inan nivunuh baiklah sumpah nisuruh tapik baiklah mulan parvvanda datu çriwi-
  5. jaya. Talu muah baiklah dnan gotrasantanana. tathapi savankna yan vuatna jahat. makalanit uran. makasuit. makagila. aji-aji gada visaprayoga. udu tuwa. tamval.
  6. Sarambat. kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah baiklah sidha. pulan ka iya muah yan dosana vuatna bandel inan tathapi nivunuh yan sumpah talu muah baiklah mulam yam manu-
  7. ruh marjjahati. yan vatu nipratishta ini tuvi nivunuh baiklah sumpah talu, muah baiklah mulan. saranbhana uran drohaka tida bhakti tatvarjjava diy aku, dhava vua-
  8. tna niwunuh baiklah sumpah ini gran kadachi iya bhakti tatvjjava diy aku. dngan di yam nigalarku sanyasa dattua. çanti muah kavuatana. dngan gotrasantanana.
  9. Samrddha svasthi niroga nirupadrava subhiksa muah vanuana paravis chakravarsatita 608 din pratipada çuklapaksa vulan vaichaka. tatkalana
  10. Yan manman sumpah ini. nipahat di velana yan vala çrivijaya kalivat manapik yan bhumi java tida bhakti ka çrivijaya.

Terjemahan

  1. Keberhasilan ! (disertai aji-aji persumpahan yang tidak dipahami artinya)
  2. Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang mengawali alamat segala sumpah !
  3. Bilamana di ceruk segala alam yang berada di kolong Kadātuan ini hendak sedia anak buah yang memberon­tak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;
  4. yang mengetahui pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang tidak setia atas saya dan atas mereka yang bagi saya diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi eksekutor perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk biar sebentuk bestel untuk melawannya seketika di kolong pimpinan datu atau beberapa datu Śrīwijaya, dan biar mereka
  5. dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar segala perbuatannya yang jahat; bagaikan meng­ganggu :ketenteraman jiwa orang, membuat anak buah sakit, membuat anak buah gila, memanfaatkan mantra, racun, memanfaatkan arsenik upas dan tuba, ganja,
  6. saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya atas anak buah lain dan sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan melunyah mereka yang bersalah melakukan perbuatan bandel itu; biar lagi mereka mati kena kutuk. Tambahan lagi biar mereka yang menghasut orang
  7. supaya merusak, yang membobol bongkah yang diletakkan di area ini, mati lagi kena kutuk; dan dihukum langsung. Biar para pembunuh, pemberontak, mereka yang tidak berbakti, yang tidak setia atas saya, biar eksekutor perbuatan tersebut
  8. mati kena kutuk. Akan lamun jika anak buah takluk setia kepada saya dan kepada mereka yang bagi saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga usaha mereka diberkahi, lagi marga dan keluarganya
  9. dengan keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebas­an dari bencana, kelimpahan segala­nya untuk segala negeri mereka ! Tahun Śaka 608, hari mula-mula catok terang bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi), atas detik itulah
  10. kutukan ini diucapkan; pemahatannya berlangsung ketika bala askar Śrīwijaya baru berangkat untuk menyerang bhūmi jāwa yang tidak takluk kepada Śrīwijaya.

Prasasti ini dipahatkan atas sebentuk bongkah yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran adiluhung 177 cm, lebar 32 cm atas bagian dasar, dan 19 cm atas bagian puncak.

    Pada abad pemerintahan adipati Samaratungga atas tarikh 792 batas 835 masehi, penguasaan Sriwijaya di tanah Jawa diperkuat. Pada abad inilah candi Borobudur yang detik ini disebut sebagai warisan budaya dunia dibangun. Kerajaan Sriwijaya tentu negeri Budha yang menjadi pusat pengajaran Budha Vajrayana. Banyak pengunjung dan (orang) intelektual dari berbagai negara Asia berkunjung ke Sriwijaya, salah satunya pendeta I-Tsing dari Tiongkok yang menulis bahwa Sriwijaya adalah rumah bagi (orang) intelektual Budha.


Picture

Candi Borobudur

    Pada tempo itu sedia seputar 1000 anak buah pendeta belajar agama Budha atas seorang pendeta Sriwijaya yang terkenal bernama Sakyakirti. Kerajaan Pala di Benggala memiliki jalinan dekat dengan negeri Sriwijaya. Pada abad pemerintahan Balaputradewa atas tarikh 856 batas 861 masehi, negeri Sriwijaya mendedikasikan sebentuk biara Budha kepada Universitas Nalanda. Seperti diketahui, Sriwijaya melahirkan negeri maritim, dimana negeri mengandalkan hegemoni atas kekuatan bala laut di menguasai pias pelayaran, perdaganan dan penguasaan berbagai alam penting sebagai pangkalan bala laut untuk mengawasi dan melindungi kapal dagang.

    Kerajaan Sriwijaya menjalin jalinan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar Indonesia, lebih-lebih dengan kerajaan-kerajaan yang berada di India, bagaikan Kerajaan Pala (Nalanda) di Benggala dan Kerajaan Cholamandala di miring timur India Selatan.

Sekitar era ke-8 M batas era ke-11 M alam Benggala diperintah bagi salatin dari Dinasti Pala. Seorang rajanya yang terbesar bernama Raja Dewa Paladewa (abad ke-9 M). Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kera¬jaan Pala banget baik, lebih-lebih di bidang kebudayaan dan agama. Kedua negeri ini menganut agama Buddha. Hubungan baik ini dibuktikan dengan Prasasti Nalanda (860 M). Di sisi pembebasan panca desa dari pajak, prasasti itu lagi berisi pernyataan bahwa Raja Balaputra Dewa terusir dari Kerajaan Syailendra akibat kalah perang melawan kakaknya Pramo-dhawardani dan kemudian diangkat menjadi adipati di Kerajaan Sriwijaya. Dengan demikian, jalinan dengan Kerajaan Pala adalah untuk mendapat-kan dukungan di membentengi kedudukannya menjadi adipati di Sriwijaya.

Picture

Prasasti Nalanda

    Kemudian jalinan Sriwijaya dengan negeri Cholamandala atas awalnya jalinan kedua negeri itu banget baik. Raja Sriwijaya yang bernama Sanggrama Wijayattunggawarman mendirikan ahad biara (1006 M) di Kerajaan Chola untuk area bercokol para bhiksu dari Kerajaan Sriwijaya.

Persahabatan kedua negeri berubah menjadi antagonisme akibat persaingan di bidang pelayaran dan perdagangan. Raja Rajendra Chola yang berkuasa di Kerajaan Cholamandala melakukan duet kali agresi ke Kerajaan Sriwijaya. Serangan mula-mula tarikh 1007 M mengalami kegagalan. Namun, agresi kedua (1023/1024 M) berhasil merebut kota dan bandar-bandar penting Kerajaan Sriwijaya/ bahkan Raja Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan.

Serangan itu tidak mengakibatkan terjadinya penjajahan, karena tujuannya hanya membinasakan bala Kerajaan Sriwijaya. Jika kekuatan Kerajaan Sriwijaya berhasil ditaklukkan, maka jejaring pelayaran perdagangan di alam Asia Tenggara batas India bisa dikuasai bagi Kerajaan Chola.

Walaupun agresi Kerajaan Chola tidak mematikan Kerajaan Sriwijaya, lamun untuk sementara kekuatan Sriwijaya lumpuh. Kelumpuhan Kerajaan Sriwijaya melahirkan angin baik bagi Airlangga di Jawa Timur yang dengan cepat membangun kekuatan angkatan perangnya, baik di darat maupun di laut. Dalam tempo singkat kerobohan Kerajaan Dharmawangsa bisa ditegakkan kembali, sehingga ketika kekuatan Kerajaan Sriwijaya pulih kembali, di Jawa Timur menduga berdiri negara besar dan kuat, sebagai saingannya.

    Pada akhir era ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan bagi aspek politik dan ekonomi.

Faktor Politik Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang lagi memiliki interes di dunia perdagangan, bagaikan Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaannya ke arah daksina dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka teperlus Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke di dominasi Kerajaan Siam mengakibatkan aksi pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.

    Dari alam timur, Kerajaan Sriwijaya terasak bagi perkembangan Kerajaan Singosari, yang atas tempo itu diperintah bagi Raja Kertanegara. Kerajaan Singasari yang beragak-agak menguasai seluruh alam Nusantara mulai mengirim bestel ke arah barat yang dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu, dipimpin bagi Adityawarman. Dalam bestel ini, Kerajaan Singosari mengadakan pendudukan akan Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak.

Faktor Ekonomi Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah penting yang pernah dikuasai bagi Kerajaan Sriwijaya menduga jatuh ke dominasi salatin sekitarnya. Akibatnya, para pedagang yang melakukan penyeberangan ke Tanah Genting Kra atau yang melakukan aksi ke alam Melayu (sudah dikuasai Kerajaan Singosari) tidak lagi melewati alam dominasi Sriwijaya. Keadaan bagaikan ini tentu mengurangi sumber pendapatan kerajaan.

Dengan alasan aspek politik dan ekonomi, maka sejak akhir era ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi negeri halus dan wilayahnya terbatas atas alam Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang halus dan benyai akhirnya dihancurkan bagi Kerajaan Majapahit tarikh 1377 M.   

print this page

AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress

Oke pembahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya semoga artikel ini bermanfaat salam

Tulisan ini diposting pada kategori keadaan politik kerajaan sriwijaya, kehidupan politik kerajaan sriwijaya secara singkat, keadaan politik pemerintahan kerajaan sriwijaya,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara Politik Kerajaan Tarumanegara

Hohoho, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membahas tentang politik kerajaan tarumanegara Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya Pada Kerajaan Tarumanegara simak selengkapnya HINDUALUKTA -- Secara etimologi Tarumanagara berasal dari kata Taruna yang artinya negara atau negeri dengan Nagara yang merupakan dari kata Tarum yaitu sebuah sungai di Jawa Barat ialah sungai Citarum. Kerajaan Tarumanegara tercata dalam asal usul sebagai salah satu negeri Hindu yang pernah berkuasa di Jawa dari abad 4 sampai 7 masehi. Menurut sejarah, negeri Tarumanegara didirikan pada tahun 358, dengan salah satu rajanya yang membelokkan terkenal adalah raja Purnawarman. Bukti yang ditemukan sebagai catatan negeri Tarumanegara adalah tujuh batu bersurat batu yang ditemukan di Lebak Banten (1), Bogor( 5) dengan Jakarta (1). Dari ke tujuh prasasti tersebut diantarnya yakni:  Prasasti Pasir Awi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Ciaruteun, Pra...

KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI Kesenian Dari Madura

Hi, selamat malam di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan dibahas mengenai kesenian dari madura KESENIAN MADURA GENDING MADURA FULL RARI TARI simak selengkapnya. AliExpress.com Product - Ocstrade Summer Sexy Rayon Bandage Dress 2019 New Arrivals Mesh Insert Women Bandage Dress Black Party Night Club Bodycon Dress HandayaniRecord Official mempersembahkan buah karya kami untuk anda nikmati sebagai konser keluarga yang cukup dengan bermanfaat sebagai hiburan, Semua adegan sudah kami setting. andaikata ada kesamaan cap dengan lainnya. Mohon maaf ------------------------------------------------------------- Silahkan Dilihat Juga Chanel Terkait : Channel Group reno puri: https://www.youtube.com/channel/UCjO5... handayanirecord official: https://www.youtube.com/channel/UC50V... indonesian review : https://www.youtube.com/channel/UCQXk... masakan mama : https://www.youtube.com/channel/UCAJv... DakwaQ Official: https://www.youtube.com/channel/UCxy4... Terima Kasih Untuk Su...

Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution Pengertian Marginal Utility

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan mengenai pengertian marginal utility Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, dan Marginal Rate of Substitution simak selengkapnya Untuk barang kali ini kita bakal belajar atas aturan utilitas ( utility theory ), pengertian marginal utility , ancangan marginal utility dan indifference curve di mahir gajak konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution . 1. TEORI UTILITAS. Pada bagian ini kita bakal mahir coret-coretan alas utilitas, pengertian marginal utility , serta the law of diminishing marginal utility . 1.1. Konsep Dasar Utilitas. Secara leksikal, kata utilitas ( utility ) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ ( www.merriam-webster.com ). Dalam hal ini, utilitas memberitahukan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara di ilmu ekonomi, konsep utilitas memberitahukan babak kegembiraan pelaku ekonomi tempat konsumsi barang/jasa...