Allow, berjumpa kembali di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan dibahas mengenai politik kerajaan samudra pasai Kerajaan Samudera Pasai simak selengkapnya.
5/5 (4)
Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas akan pelajaran Sejarah ialah Tentang “Kerajaan Samudera Pasai“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan ialah negara Islam perdana di Indonesia. Nama lengkap negara perairan bosan ialah “Samudera Aca Pasai”, yang artinya “Kerajaan Samudera yang baik dengan ibukota di Pasai” (H.M. Zainuddin, 1961:116).
Kerajaan ini didirikan akibat Meurah Silu ala tahun 1267 M. Dalam buku berjudul “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara”, Slamet Muljana menulis bahwa Nazimuddin Al Kamil, Laksamana Laut dari Dinasti Fathimiah di Mesir, berbuah menaklukkan sejumlah negara Hindu atau Buddha yang diperoleh di Aceh dan berbuah menguasai alam subur yang dikenal dengan asma Pasai.
Nazimuddin Al-Kamil akhirnya mendirikan sebuah negara di muara Sungai Pasai itu ala 1128 Masehi dengan asma Kerajaan Pasai. Alasan Dinasti Fathimiah mendirikan tadbir di Pasai berdasarkan atas keinginan untuk menguasai perdagangan di alam pantai timur Sumatra yang memang sangat ramai.
Menurut pengisahan yang diperoleh dalam Hikayat Raja Pasaai, negara yang dipimpin akibat Sultan Malik Al Salih awal mula bernama Kerjaan Samudera. Adapun Kerajaan Pasai ialah satu tadbir anyar yang belakangan akhirnya dan mengiringi eksistensi Kerajaan Samudera.
Bukti-bukti arkeologis keberadaan negara ini ialah ditemukannya kober raja-raja Pasai di daerah Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan fokus negara Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, seputar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Di celah kober raja-raja tersebut, diperoleh asma Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Sebelum memagut akidah Islam, asma asli Malik Al Salih ialah Marah Silu atau Meurah Silo. “Meurah” ialah panggilan harga diri untuk orang yang ditinggikan derajatnya, selagi “Silo” bisa dimaknai sebagai silau atau gemerlap.
Marah Silu ialah keturunan dari Suku Imam Empat atau yang ada kalanya disebut dengan Sukee Imuem Peuet, yakni sebutan untuk keturunan catur Maharaja atau Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang melahirkan pendiri perdana kerajaan-kerajaan di Aceh sebelum masuk dan berkembangnya Agama Islam. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai melahirkan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan aru perdana Malik al-Saleh.
Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah luang mengunjungi Pasai tahun 1346 M. Informasi asing jua menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat ala tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai ada relasi yang cukup luas dengan negara luarPada abad jayanya, Samudera Pasai melahirkan fokus perniagaan berarti di kawasan itu, dikunjungi akibat para saudagar dari berbagai negeri, bagai Cina, India, Siam, Arab dan Persia.
Di samping sebagai fokus perdagangan, Samudera Pasai jua melahirkan fokus jalan akidah Islam. Rentang abad kekuasan Samudera Pasai berlangsung seputar 3 abad, dari abad ke-13 hingga 16 M. Seiring jalan zaman, Samudera cecap kemunduran, hingga ditaklukkan seputar tahun 1360 M akibat Majapahit dengan dipimpin Gajah Mada sebagai Mahapatih. Pada tahun 1524 M ditaklukkan akibat negara Aceh.
Silsilah Raja Kerajaan Samudera Pasai
Berikut ini diperoleh kaum asal usul aru negara perairan pasai, celah lain:
- Sultan Malik Al-Salih (1267-1297)
- Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297–1326)
- Sultan Malikul Mahmud
- Sultan Malikul Mansur
- Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
- Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
- Sultan Shalahuddin (1405– 1412)
- Sultanah NAhrasiyah atau Sultanah Nahrisyyah (1420-1428)
- Sultan Abu Zaid Malik (1455)
- Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
- Sultan Zain AL-Abidin (1477-1500)
- Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)
- Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)
Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
Masa kebangkitan kembali negara Samudera Pasai ialah dibawah abad tadbir Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya ala tahun 1383 berbatas tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan asma cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun saya abad tadbir Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir harus berakibat ditandai dengan tewasnya beliau di yad Raja Nakur dalam sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin akibat Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir ialah Sultanah Nahrasiyah. Raja Perempuan perdana Kerajaan Samudera Pasai.
Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai cecap abad kejayaan. Pada abad pemerintahannya pernah didatangi seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berulang-ulang ke Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.
Cheng ho dalam laporannya yang ditulis akibat pembantunya bagai Ma Huan dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batasan alam Kerajaan Samudera Pasai ialah sebelah kidul dan timur diperoleh pegunungan tinggi. Sebelah timur berbatasan dengan negara Aru. Utara dengan bahar dan dua negara disebelah barat ialah Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat siap negara Lamuri yang andaikan kesana perjalannya menempuh jangka 3 musim dan 3 malam dari pasai.
Kemajuan Kerajaan Samudera Pasai
Berikut ini diperoleh kaum perkembangan dari negara perairan pasai, celah lain:
-
Kondisi Sosial-Budaya Kerajaan Samudera Pasai
Sebagai negara besar, ala negara Samudera Pasai berkembang suatu kehidupan yang menciptakan karya catat yang baik. Beberapa masyarakat berbuah memanfaatkan huruf Arab yang dibawa akibat akidah Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di celah karya catat tersebut ialah Hikayat Raja Pasai (HRP).
Bagian asal teks ini diperkirakan ditulis seputar tahun 1360 M. HRP membubuhi (cap) dimulainya jalan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Sejalan dengan itu, jua berkembang ilmu tasawuf. Di celah buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu ialah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak.
-
Kondisi Politik Kerajaan Samudera Pasai
Sultan perdana negara ini ialah Malik As-Shaleh, lalu di lanjutkan akibat anaknya, ialah Sultan Muhammad Malik Az-Zhahir, yang ala abad pemerintahannya, Samudera Pasai bisa dikatakan cecap abad keemasan. Ia berbuah mempersatukan Kerajaan Peurlak dan Samudera Pasai.
Pusat tadbir Kerajaan Samudera Pasai berada di celah sungai Jambu Air dengan sungai Pasai, Aceh Utara. Dalam bangun pemerintahannya, diperoleh istilah menteri, syahbandar, dan Kadi. Anak-anak baginda digelari Tun begitupun dengan petinggi-petingi kerajaan.
Adapun melanda berita dari China, dijelaskan bahwa abad 13, seputar tahun 1282 M, Sultan Malik as-Shaleh menebak mengirim kaum utusan ke Quilon, India, dan jua bertemu dengan duta-duta Cina. Diantara nama-nama utusan yang dikirim ialah Husein dan Sulaiman (nama muslim). Dari keterangan tersebut, bisa diketahui Samudera Pasai menebak siap sekurang-kurangnya ala tahun 1282 M dan menebak melaksanakan hubungan dengan paksa luar.
Menurut Ibnu Bathutah ketika Ia berkunjung tahun 1346 M ke Sumatera, islam menebak disyiarkan seputar 1 abad lamanya. Di samping itu, Ia jua mengabarkan kesalehan, kerendahan hati, dan semangat keyakinan aru dan rakyatnya, dan jua madzhab yang diyakini, ialah madzhab Syafi’i.
Saat baginda terkahir memerintah, itulah asal lemahnya Kerajaan Samudera Pasai, ditandai dengan masuknya Portugis yang berkuasa selama 3 tahun. Tahun 1524, adikara pun anjlok kepada kerajaaan Islam lainnya, ialah Aceh Darussalam. Keruntuhan negara ini jua akibat serangan Majapahit dan jua munculnya Kerajaan Melayu di Semenanjung Melayu.
-
Kondisi Ekonomi Kerajaan Samudera Pasai
Basis perekonomian negara ini lebih ke pelayaran dan perdagangan. Ditinjau dari segi geografis, ala saat itu Samudera Pasai melahirkan suatu alam penghubung celah fokus perdagangan di kepulauan Indonesia, dengan India, Cina, dan Arab. Pada negara ini jua menebak digunakan ain dana sebagai instrumen pembayaran yang disebut deureuham (dirham), menandakan bahwa perekonomian negara ini menebak makmur.
Dalam sektor dagang, Samudera Pasai mengandalkan cili sebagai produk unggulan yang dicari pedagang-pedagang internasional. Masyarakat ala umumnya sebagai orang tani yang menanam padi di ladang yang dipanen 2 kali dalam setahun. Mereka jua beternak sapi perah untuk akhirnya menciptakan susu dan keju.
Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai ini diakibatkan kaum pengaruh internal dan eksternal. Internal negara sebelum abad kejatuhan ada kalanya terlibat pertikaian antar keluarga kerajaan. Perebutan adikara dan jabatan berderit-derit terjadi. Perang Saudara dan pemberontakan tidak bisa dihindari. Bahkan Raja saat itu meminta bantuan kepada Raja Melaka untuk membendung pemberontakan.
Namun tidak urung terjadi akibat ala tahun 1511 Kerajaan Melaka anjlok ketangan Portugal. Sepuluh tahun kemudia tepatnya 1521 Portugal menyerang Kerajaan Samudera Pasai dan runtuhlah negara itu. Tetapi bibit negara masih siap sehingga tahun 1524 Kerajaan Samudera Pasai jadi belahan dari Kesultanan Aceh.
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Berikut ini diperoleh kaum peninggalan dari negara perairan pasai, celah lain:
-
Dirham
Zaman dulu Dirham tidak memakai kertas, maka dari itu dirham-dirham yang siap di Kerajaan Samudera Pasai dibuat dari 70% logam murni 18 bangkot tanpa adonan kimia kertas,berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya.
Dirham ini dicetak dengan dua jenis, yakni satu Dirham dan setengah Dirham. Pada satu sisi dirham atau ain dana logam itu tercetak catatan Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lainnya tercetak catatan asma Al-Sultan Al-Adil. Dirham ini banyak digunakan sebagai instrumen transaski, terutama tanah.
Tradisi mencetak Dirham mas akhirnya menyebar ke seluruh Sumatera, bahkan berbatas jazirah Malaka mulai Aceh menaklukkan Pasai ala tahun 1524.
-
Cakra Donya
Cakra Donya melahirkan sebuah bel yang bisa dibilang keramat. Cakra Donya ini melahirkan bel yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina tahun 1409 M. Lonceng ini memilik adiluhung 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra sendiri ada batasan as kereta, lambang-lambang Wishnu, matahari atau cakrawala.Sementara Donya berarti dunia.
Pada belahan luar Cakra Donya diperoleh sebuah hiasan dan simbol-simbol berbentuk huruf Arab dan Cina. Aksara Arab tidak bisa dibaca lagi akibat menebak aus. Sedangkan huruf Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5).
Intinya, Cakra Donya ini ialah sebuah bel impor. Cakra Donya sendiri melahirkan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudra Pasai. Kemudian hadiah bel ini dipindahkan ke Banda Aceh dari portugis berbuah dikalahkan akibat Sultan Ali Mughayat Syah.
-
Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Naskah warkat Sultan Zainal Abidin melahirkan warkat yang ditulis akibat Sultan Zainal Abidin sebelum meninggal ala tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah. Surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran yang bertindak atas asma wakil Raja Portugis di India.
Surat ini ditulis menggunakan bahasa arab, isinya menjelaskan melanda bentuk Kesultanan Samudera Pasai ala abad ke-16. Selain itu, dalam warkat ini jua menggambarkan akan bentuk bontot yang dialami Kesultanan Samudera Pasai setelah bangsa Portugis berbuah menaklukkan Malaka ala tahun 1511 Masehi.
Nama-nama negara atau negeri yang ada hubungan akrab dengan Kesultanan Samudera bosan jua ter-tera tercantum di dalamnya. Sehingga bisa diketahui pembacaan serta dan nama-nama negara atau negeri tersebut. Adapun negara atau negeri yang tertera dalam warkat tersebut celah asing Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman).
-
Stempel Kerajaan
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang melahirkan Sultan Kedua Kerajaan Samudera Pasai. Dugaan tersebut dilontarkan akibat oleh barisan peneliti sejarah negara Islam. Stempel ini ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
Stempel ini berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari bakal sejenis tanduk hewan. Adapun kondisi cap ketika ditemukan sudah patah ala belahan gagangnya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa cap ini sudah digunakan hingga abad tadbir pemimpin bontot Kerajaan Samudera Pasai, yakni Sultan Zainal Abidin.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Sejarah Kerajaan Samudera Pasai: Silsilah, Peninggalan, Masa Kejayaan dan Runtuhnya
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Artikel Lainnya:
Begitulah pembahasan tentang Kerajaan Samudera Pasai semoga info ini menambah wawasan salam
Tulisan ini diposting pada tag politik kerajaan samudra pasai, politik kerajaan samudera pasai, jelaskan kehidupan politik kerajaan samudra pasai,
Komentar
Posting Komentar