Kelangkaan Air - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berikut Merupakan Penyebab Kelangkaan Sumber Daya Untuk Memenuhi Kebutuhan Yaitu

Hohoho, bertemu kembali di "Indonesia Dalam Berita", pada kali ini akan menjelaskan tentang berikut merupakan penyebab kelangkaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan yaitu Kelangkaan air - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas simak selengkapnya
Kelangkaan air merupakan minimnya besaran air yang ada buat membanjiri hajat di suatu wilayah. Kelangkaan air telah mempengaruhi setiap benua kecuali Antartika, dengan seputar 2.8 miliar bani Adam berjiwa di daerah yang cecap kekurangan air setidaknya sebulan pada setahun. Lebih dari 1.2 miliar bani Adam memiliki akses terhadap air ayap yang tak mencukupi.[1]
Kelangkaan air dapat disamakan dengan stres air, defisit air, dengan krisis air.[2][3] Stres air dapat disebut jua kesulitan mendapatkan sumber air bersih buat digunakan atas ambang tempo definit dengan dapat memperparah kekurangan air.[4] Kelangkaan air dapat disebabkan akibat perubahan iklim karena berubahnya cermin cuaca bagaikan terjadinya kisaran drastis antara kekeringan dengan musim banjir. Pencemaran air dengan peningkatan besaran masyarakat bani Adam yang membutuhkan air jua menjadi lantaran kekurangan air.[5]
Kelangkaan air dapat merupakan hasil dari dua mekanisme, yaitu kekurangan air secara fisik dengan kelangkaan air secara ekonomi. Kelangkaan air secara fisik dihitung berdasarkan besaran air yang ada secara alami dengan kebutuhannya di suatu wilayah. Kelangkaan air secara ekonomi dikarenakan kemiskinan yang berlaku meski air ada secara mencukupi. Berdasarkan UNDP, kekurangan air secara ekonomi bertambah sering berlaku karena perebutan air antara hajat rumah tangga, pertanian, industri, dengan pelestarian lingkungan.[6]
Pengurangan hal kekurangan air merupakan arah pemerintahan di berbagai daerah di dunia. PBB menekankan pentingnya akses terhadap air dengan sanitasi bagi penduduk suatu negara. Negara yang mengadopsi Millenium Development Goals menyatakan bahwa atas tarikh 2015 akan meluak hal kekurangan air menjadi setengahnya.[7]
Stres air[sunting | sunting sumber]
Lebih dari seperenam bani Adam di adam berjiwa di daerah yang cecap stres air, yang berarti mereka tak memiliki akses yang memenuhi ke air minum.[6] Sekitar 1.1 miliar jiwa dari bani Adam yang berjiwa pada lingkungan stres air berada di daerah miskin dengan berkembang. Wilayah ataupun daerah disebut "stres air" ketika pasokan air tahunan berada di bawah 1700 mengubak meter bagi anak buah bagi tahun.[8] Pada level di antara 1000 dengan 1700 meter mengubak bagi anak buah bagi tahun, pasokan air berlaku secara periodik. Di bawah 1000 meter mengubak bagi anak buah bagi tahun, kekurangan air terjadi. Pada tarikh 2006, 700 miliun jiwa di 43 daerah berjiwa di bawah batasan pasokan air 1700 meter mengubak bagi anak buah bagi tahun.[6] Stres air sedang meningkat di China, India, Afrika sub Sahara. Kawasan dengan wilayah yang amat cecap stres air merupakan Timur Tengah dengan rata-rata pasokan air 1200 meter mengubak bagi anak buah bagi tahun. Di China, bertambah dari 538 miliun anak buah berjiwa di kawasan stres air di seputar basin batang air di mana aplikasi sumber daya air jauh melebihi tingkat pengembaliannya.[6]
Perubahan iklim diperkirakan telah menjadi alpa satu lantaran berkurangnya besaran air tawar yang tersedia. Perubahan iklim mlelehkan gletser bertambah cepat dari tingkat pengembaliannya, meluak besaran air yang mengalir di sungai, dengan memperkecil danau. Di berbagai tempat, akuifer dipompa berlebihan. Meski air tawar secara keseluruhan tak dipompa secara habis, berlimpah sumber air tawar yang telah tercemar sehingga tak bisa digunakan sebagai air ayap dengan buat membanjiri hajat agraria dengan industri. Petani kudu berjuang buat mempertahankan produktivitas dengan besaran air yang terbatas, sedangkan perkotaan dengan pabrik kudu mencari cara buat mempertegangkan aplikasi air.[9]
Sebuah studi yang dipubikasikan Journal of Climate menemukan bahwa di sebelah tenggara Amerika Serikat, kekurangan air berlaku bertambah disebabkan akibat peningkatan populasi. Setelah melaksanakan pengambilan data iklim dengan cuaca serta melaksanakan permodelan dengan cepat peningkatan masyarakat manusia, disimpulkan bahwa hal ini akan konsisten terjadi.[10]
Kelangkaan air secara fisik dengan ekonomi[sunting | sunting sumber]
Kelangkaan air secara fisik merupakan hal di mana sumber daya air tak memenuhi buat membanjiri hajat suatu wilayah ataupun negara, teperlus air buat membanjiri hajat pelestarian ekologi.[6] Kondisi ini jua berlaku di wilayah di mana air terdapat pada besaran yang berlimpah namun dipompa secara berlebihan buat hajat lain bagaikan irigasi. Gejala yang mempersaksikan kekurangan air fisik mencakup degradasi lingkungan dengan turunnya agung muka air tanah.[11]
Kelangkaan air secara ekonomi disebabkan akibat kurangnya kapitalisasi di infrastruktur dengan teknologi buat mencadangkan air bagi hajat manusia. Adanya bani Adam yang masih mencari air dari tempat yang jauh merupakan alpa satu tanda adanya kekurangan air secara ekonomi.
Efek kekurangan air bagi lingkungan[sunting | sunting sumber]
Kapal yang kandas di lokasi yang sebelumnya merupakan Laut Aral, kini merupakan butala gersang yang cecap salinisasi parah
Kelangkaan air memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan air yang berlebih terkait erat dengan hal kekurangan air. Kelangkaan air melahirkan peningkatan kadar garam tanah, pencemaran nutrisi, hilangnya rawa, dengan penyusutan tepi sungai.[6][12] Seama bertambah dari seratus tarikh yang lalu, bertambah dari setengah lahan becek di bumi telah hilang.[5] Lahan becek bagaikan hutan berpaya dengan tepi batang air merupakan habitat yang penting bagi mamalia, burung, ikan, amfibi, dengan invertebrata, jua bagi bani Adam karena berbagai jenis lahan pertanian (seperti sawah) dibangun di atas lahan basah. Lahan becek jua berfungsi sebagai penyaring air dengan perlindungan dari banjir. Laut Aral merupakan contoh hal di mana kekurangan air akibat irigasi berlebihan melahirkan pasokan air ke lokasi ini terhenti, melahirkan hilangnya 58 ribu kilometer persegi perairan, dengan salinisasi tanah berlaku sepanjang tiga dekade terakhir.[5]
Subsiden merupakan "tenggelamnya" butala secara perlahan maupun tiba-tiba, dengan merupakan petunjuk adanya kekurangan air tanah. Di Amerika Serikat diperkirakan 17 ribu mil persegi lahan telah cecap subsiden, dengan 80 persen di antaranya merupakan hasil dari aplikasi air butala secara berlebihan.[13]
Berkurangnya sumber daya air[sunting | sunting sumber]
Selain air latar bagaikan batang air dengan danau, sumber air tawar lain bagaikan air tanah dengan gletser telah menjadi sumber air masyarakat yang dapat diperhitungkan. Air tanah merupakan air yang terkumpul di bawah latar butala dengan dapat digunakan melalui sumur ataupun mata air. Air butala terkumpul di lapisan yang disebut dengan akuifer. Gletser mencadangkan air tawar setelah meleleh. Gletser menyuplai air bagi balong dengan batang air di berbagai tempat di dunia. Karena pertumbuhan masyarakat bani Adam yang eksponensial melahirkan besaran air yang digunakan dari kedua sumber ini jua meningkat.[14]
Air tanah[sunting | sunting sumber]
Air butala setelah abad ke 20 merupakan sumber air yang jarang digunakan. Pada tarikh 1960an, aplikasi air butala terus meningkat. Perubahan pengetahuan, teknologi, dengan pembiayaan memfokuskan pengembangan atas usaha ekstraksi air tanah. Pertanian jua mulai menggunakan air butala sebagai sumber air irigasi dengan bakir memperluas usaha pabrikasi pangan batas ke daerah yang kering.[15] Air butala kini mencadangkan air ayap bagi setengah masyarakat dunia.[16] Sejumlah besar air yang tersimpan di bawah butala di sebagian besar akuifer memiliki kapasitas penyangga (buffer) sehingga dapat diambil dengan batasan besaran definit di musim kering tanpa melahirkan masalah.[14] Hingga tarikh 2010 rata-rata air butala yang diambil sebanyak 1000 km mengubak bagi tarikh dengan 67% digunakan di irigasi dengan 11% buat hajat industri.[14] Negara dengan tingkat ekstraksi air butala terbesar merupakan India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab Saudi, Indonesia, dengan Italia dengan habis-habis-an 72% dari seantero air butala yang diserap.[14] Air butala menjadi sumber air yang penting buat kehidupan bani Adam dengan ketahanan pangan bagi 1.2 batas 1.5 miliar jiwa bani Adam di Afrika dengan Asia.[17]
Meski air butala merupakan sumber yang layak penting, satu masalah yang menghinggapi kesiapan air butala merupakan cepat pengembalian air butala (replenishment) yang di bawah cepat ekstraksinya.[18] Ekstraksi berlebihan dapat mengalihkan arus air butala yang sebelumnya menuju ke air latar sehingga volume balong dengan batang air menjadi mengecil.[14] Hilangnya air butala dapat melahirkan salinisasi tanah, subsiden tanah, dengan berkurangnya volume mata air.
Gletser[sunting | sunting sumber]
Gletser diketahui merupakan sumber air yang layak penting bagi berbagai batang air di dunia. Peningkatan temperatur ijmal telah mempersaksikan dampaknya di seantero dinia dengan berkurangnya cadangan air di pada gletser ini dengan cepat pelelehan yang bertambah agung dibandingkan cepat pengembaliannya.[19] Meski pelelehan gletser yang berlaku saat ini telah meluaskan besaran pasokan air permukaan, namun hilangnya gletser membahayakan kesiapan air secara jangka panjang atas masa depan. Pelelehan gletser secara berlebihan jua dapat melahirkan banjir batas meruntuhkan bendungan.[20]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
- Agroklimatologi
- Kontaminasi air
- Sumber daya air
- Penggunaan air konsumtif
- Irigasi defisit
- Desalinasi
- Revolusi hijau
- Konflik air
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Water Scarcity | International Decade for Action 'Water for Life' 2005-2015". Diakses coplok 20 October 2013.
- ^ Freshwater: lifeblood of the planet. peopleandplanet.net (11 November 2002). Diakses 27 Augustus 2013.
- ^ Clifford Chance, Tackling Water Scarcity. (Advocates for International Development, October 2011.) http://a4id.org/sites/default/files/Tackling%20Water%20Scarcity.pdf
- ^ "Water Stress". Diakses coplok 20 October 2013.
- ^ a b c "Water Scarcity | Threats | WWF". 2013. Diakses coplok 20 October 2013.
- ^ a b c d e f United Nations Development Programme (2006). Human Development Report 2006: Beyond Scarcity–Power, Poverty and the Global Water Crisis. Basingstoke, United Kingdom:Palgrave Macmillan.
- ^ Background page, United Nations Millennium Development Goals website, Diakses 16 Juni 2009
- ^ Falkenmark and Lindh 1976, quoted in UNEP/WMO. "Climate Change 2001: Working Group II: Impacts, Adaptation and Vulnerability". UNEP. Diakses coplok 3 February 2009.
- ^ Chartres, C. and Varma, S. Out of water. From Abundance to Scarcity and How to Solve the World’s Water Problems FT Press (USA), 2010
- ^ Dean, Cornelia (2 October 2009) Southeast Drought Study Ties Water Shortage to Population, Not Global Warming. NY Times.
- ^ "Water scarcity, risk and vulnerability" (PDF). Diakses coplok 2 December 2014.
- ^ "Water Scarcity Index - Vital Water Graphics". Diakses coplok 20 October 2013.
- ^ Texas Water Report: Going Deeper for the Solution Texas Comptroller of Public Accounts. Retrieved 2/10/14.
- ^ a b c d e WWAP (World Water Assessment Programme). 2012. The United Nations World Water Development Report 4: Managing Water under Uncertainty and Risk. Paris, UNESCO.
- ^ Giordano, M. and Volholth, K. (ed.) 2007. The Agricultural Groundwater Revolution. Wallingford, UK, Centre for Agricultural Bioscience International (CABI).
- ^ WWAP (World Water Assessment Programme). 2009. Water in a Changing World. World Water Development Report 3. Paris/London, UNESCO Publishing/Earthscan.
- ^ Comprehensive Assessment of Water Managemet in Agriculture. 2007. Water for Food, Water for Life: A Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture. London/Colomb, Earthscan/International Water Management Institute
- ^ Foster, S. and Loucks, D. 2006. Non-renewable Groundwater Resources. UNESCO-IHP Groundwater series No. 10. Paris, UNESCO.
- ^ Hewitt, K. 2005. The Karakoram Anomaly? Glacier expansion and the ‘elevation effect’, Karakoram Himalaya. Mountain Research and Development, Vol. 25, No. 4, pp. 332–40
- ^ Hewitt, K., 1982. Natural Dams and Outburst Floods of the Karakoram Himalaya. Proceedings of the Symposium on Hydrological Aspects of Alpine and High Mountain Areas. International Association of Hydrological Sciences (IAHS) Publication No. 138. Wallingford, UK, IAHS Press.
Bahan pustaka terkait[sunting | sunting sumber]
- An International Food Policy Research Institute book about the intersection of water policy, globalization and food security: Ringler, C., Biswas, A., and Cline, S., eds. 2010. Global Change: Impacts on Water and Food Security. Heidelberg: Springer.
- Steven Solomon (2010). Water: The Epic Struggle for Wealth, Power, and Civilization. Harper. hlm. 608. ISBN 978-0-06-054830-8.
- Alexander Bell (2009). Peak Water : Civilisation and the world's water crisis. Edinburgh: Luath. hlm. 208. ISBN 1-906817-19-7.
- Peter H. Gleick, ed. (2009). The World's Water 2008–2009: The Biennial Report on Freshwater Resources. Washington D.C. : Island Press. hlm. 402. ISBN 1597265055.
- Maude Barlow (2007). Blue covenant : the ijmal water crisis and the coming battle for the right to water. New York : New Press : Distributed by W.W. Norton. hlm. 196. ISBN 978-1-59558-186-0.
- Richard Heinberg (2007). Peak Everything: Waking Up to the Century of Declines. Gabriola, BC : New Society Publishers. hlm. 213. ISBN 978-0-86571-598-1.
- Engelbert, Ernest A., and Ann Foley Scheuring, ed. (c. 1984). Water Scarcity: Impacts on Western Agriculture. Berkeley: University of California Press.
- Jameel M. Zayed. "No Peace Without Water – The Role of Hydropolitics in the Israel-Palestine Conflict". London.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- "Beyond scarcity: Power, poverty and the ijmal water crisis". United Nations Development Programme (UNDP). 2006.
- Water Availability and Use in the Arab World an infographic by Carboun
- Food exports can drain arid regions: Dry regions ‘export’ water as agricultural products 24.March.2012 Science News
- The World Bank's work and publications on water resources
- BBC News World Water Crisis Maps
- International Action: Fighting the Water Crisis in Haiti
- Food and Water Security under Global Change and Water Policy at the [http://www.ifpri.org/ International Food Policy Research Institute (IFPRI).
- China water crisis – Greenpeace China
- Water Wars: Multimedia coverage of East Africa's water crisis from CLPMag.org
- Water Crisis Information Guide – From Middletown Thrall Library. Subjects include: Drinking Water, Government Information, International Challenges and Efforts, Global Water Issues, Oceanography, Sea Levels, Desalination, Water Scarcity, Pollution and Contaminants, Conservation and Recycling, News and Special Reports, and library catalog subject headings for further research.
- Raipur Water Crisis Website For World
- http://water.org
- Water Wars: A Global Crisis – interview with Dr. Richard Schuhmann
- Water crisis explained in two mins.
- Without water, revolution "The Syrian regime ignored a devasting drought, radicalizing its citizens." Thomas Friedman opinion the Syrian civil war factors
Sekian penjelasan mengenai Kelangkaan air - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas semoga info ini berfaedah salam
Tulisan ini diposting pada label
Komentar
Posting Komentar