IDENTIFIKASI BUDAYA LOKAL, NASIONAL DAN UNIVERSAL Jelaskan Bahwa Budaya Nasional Terbentuk Dari Berbagai Budaya Lokal

Hallo, selamat sore di "Indonesia Dalam Berita", di kesempatan akan membawakan tentang jelaskan bahwa budaya nasional terbentuk dari berbagai budaya lokal IDENTIFIKASI BUDAYA LOKAL, NASIONAL DAN UNIVERSAL simak selengkapnya
IDENTIFIKASI BUDAYA LOKAL,
NASIONAL DAN UNIVERSAL
MAKALAH
Disusun untuk membanjiri mata kuliah
“Pendidikan Multikultural”
Yang dibina akibat Bpk Kentar Budhojo
KELOMPOK
Binti Sulistiorini, dkk
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
Maret 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji sekadar bagi Allah, Tuhan semesta alam. Karena dengan segala rahmat dengan kasih sayang-Nya, aku bisa menyelesaikan cerita yang berjudul “Identifikasi Budaya Lokal, Nasional Dan Universal” untuk membanjiri tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural bisa terselesaikan tepat ala waktunya.
Dalam penulisan cerita ini banyak bantuan yang diperoleh apik berupa tenaga atau akal dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini ucapan terima kasih diucapkan kepada:
- Bapak Kentar Budhojo selaku guru besar pembimbing mata kuliah ini.
- Kedua orangtua dengan saudara yang selalu memberikan gendongan dengan (hawa) nafsu serta gendongan sehingga cerita ini bisa diselesaikan.
- Serta teman-teman yang telah mendukung pada memberikan saran dengan masukan pada penulian cerita ini.
Dalam penulisan cerita ini lagi jauh dari kesempurnaan, ole akibat itu saran dengan apresiasi juru tulis harapkan untuk kesempurnaan cerita ini. Diharapkan cerita ini bisa bermanfaat bagi kelanjutan dengan kemajuan pendidikan lebih-lebih pendidikan anak baya dini.
Blitar, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman sampul…………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah………………………………………………. 1
- Rumusan Masalah……………………………………………………… 4
- Tujuan Penulisan……………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian Budaya…………………………………………………
- Budaya Lokal…………………………………………………………………………..
- Contoh Budaya Lokal………………………………………………
- Pengertian Budaya Nasional…………………………………………
- E. Akar Kebudayaan Indonesia…………………………………………
- F. Budaya Universal………………………………………………….
- Dampak Kebudayaan Barat di Indonesia………………………….
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 17
- Saran…………………………………………………………………………… 18
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dengan peradaban alam yang ala awalnya dipegang teguh, di rawat dengan dijaga keberadaannya akibat saban suku, saat ini pernah nyaris punah. Pada biasanya bangsa sadar gengsi dengan malu apabila lagi melindungi dengan menggunakan budaya nasional alias budaya daerah. Kebanyakan bangsa memilih untuk menampilkan dengan menggunakan kesenian dengan budaya futuristik daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya bahkan budaya alam alias budaya lokallah yang amat sesuai dengan fiil bangsanya.
Mereka kian memilih dengan berpindah ke budaya berbeda yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bani justru bangsa kian sadar bangga terhadap budaya berbeda daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri..
Tanpa mereka sadari bahwa budaya alam melambangkan anasir utama terbentuknya peradaban domestik dengan peradaban alam yang mereka miliki melambangkan sebentuk aset bani yang amat bernilai tinggi dengan perlu dijaga kelestarian dengan keberadaanya akibat saban individu di masyarakat. Pada biasanya mereka tak mengecamkan bahwa sesungguhnya peradaban melambangkan asli awak bani yang membayangkan segala aspek denyut yang berada didalalmnya.
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya cerita yang berjudul Budaya Suku Sunda yang didalamnya membahas akan peradaban yang berasal dari alam Jawa Barat ini menjadi alpa satu sarana agar bangsa mengecamkan betapa berharganya sebentuk peradaban bagi satu bangsa, yang ahirnya bakal melaksanakan bangsa menjadi sadar bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
Indonesia melambangkan benua kepulauan yang terjadi dari banyak pulau dengan memegang berbagai macam bangsa bangsa, bahasa, budaya istiadat alias yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang diperoleh di Indonesia melambangkan satu bukti bahwa Indonesia melambangkan benua yang bakir bakal budaya.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa peradaban alam melambangkan anasir utama berdirinya peradaban yang kian global, yang biasa kita sebut dengan peradaban nasional. Maka arah dasar itulah segala aliran peradaban alam bakal amat berpengaruk terhadap budaya nasional, sejenis itu pula sebaliknya peradaban domestik yang bersumber dari peradaban daerah, bakal amat berpebgaruh pula terhadap peradaban alam / peradaban lokal.
Kebudayaan melambangkan suatau aset yang amat benilai akibat selain melambangkan bukti distingtif dari satu alam jua mejadi lambang dari fiil satu bani alias daerah.
Karena peradaban melambangkan aset serta bukti distingtif satu daerah, maka menjaga, memelihara dengan mengabadikan budaya melambangkan kewajiban dari saban individu, dengan kata lain peradaban melambangkan aset yang layak dijaga dengan dilestarikan akibat saban bangsa bangsa.
- B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kajian dari latar buritan di atas, bisa dirumuskan masalah-masalah pada cerita ini ialah sebagai berikut:
- Apa pemahaman budaya?
- Apakah yang dimaksud budaya lokal?
- Apa sahaja misal budaya lokal?
- Apakah pemahaman budaya nasional?
- 5. Bagaimana asal peradaban indonesia?
- 6. Apakah yang dimaksud budaya universal?
- Bagaimana buah peradaban barat di indonesia?
- C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka cerita ini bertujuan untuk :
- Menjelaskan Pengertian Budaya
- Menjelaskan Budaya Lokal
- Menyebutkan kaum Contoh Budaya Lokal
- Menjelaskan Pengertian Budaya Nasional
- 5. Menjelaskan Akar Kebudayaan Indonesia
- 6. Menjelaskan Budaya Universal
- Menjelaskan Dampak Kebudayaan Barat di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Budaya
Sebuah pepatah latin kuno yang membayangkan tentang peradaban ialah : tempus mutantur, et nos mutamur in illid. Yang artinya: Waktu berubah, dengan kita (ikut) berubah jua di dalamnya. Pepatah tersebut menunjukkan kepada kita bahwa berbarengan kerangka zaman yang berubah, orang-orang dengan alam pikir dengan rasa, karsa, dengan cipta, kebutuhan dengan tantangan yang cecap perubahan, serta budaya pun beserta berubah.
Berikut ini ialah pemahaman dengan batasan budaya bagi kaum ahli :
- Kroeber dengan Kluckhohn
- Budaya bagi batasan deskriptif:
condong melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup kemasyarakatan sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang melatih budaya - Budaya bagi difinisi historis :
condong melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan dari keturunan satu ke keturunan berikutnya - Budaya bagi batasan normatif:
bisa memikat 2 bentuk. Yang pertama, budaya ialah aturan alias jalan hidup yang melatih pola-pola integritas dengan tindakn yang konkret. Yang kedua, menekankan peran gugus angka minus mengacu ala perilaku - Budaya bagi batasan psikologis:
condong memberi tekanan ala peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang melaksanakan anak buah bisa berkomunikasi, belajar, alias membanjiri kebutuhan material atau emosionalnya - Budaya bagi batasan struktural:
akan menunjuk ala hubungan alias keterkaitan celah aspek-aspek yang berperai-perai dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya ialah abstraksi yang berlainan dari integritas konkret - Budaya dilihat dari batasan genetis:
batasan budaya yang melihat asal usul betapa dengan cara apa budaya itu bisa eksis alias tetap bertahan. Definisi ini condong melihat budaya lahir dari interaksi antar bani Adam dengan tetap bisa bertahan akibat ditransmisikan dari satu keturunan ke keturunan berikutnya
- Lehman, Himstreet, dengan Batty
Budaya diartikan sebagai kawanan kemahiran hidup yang sedia pada bangsa mereka sendiri. Pengalaman hidup bangsa tentu sahaja sangatlah banyak dengan variatif, teperlus di dalamnya betapa dengan cara apa integritas dengan keyakinan alias kepercayaan bangsa itu sendiri - Mofstede
Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif arah akal yang membedakan anggota-anggota satu kategori anak buah dari kategori lainnya. Dalam kejadian ini, bisa dikatan jua bahwa budaya ialah pemrograman kolektif yang menggambarkan satu cara yang melingkar saban anak buah segera setelah kita lahir di dunia - Bovee Dan Thill
Budaya ialah system sharing arah karakter – simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dengan norma-norma untuk berperilaku - Murphy Dan Hildebrandt
Budaya diartikan sebagai biasa karakteristik integritas pada satu kelompok. Pengertian in jua mengindikasikan bahwa koneksi lisan dengan non lisan pada satu kelompok jua melambangkan biasa dari kelompok tersebut dengan condong unik alias berlainan dengan yang lainnya - Mitchel
Budaya melambangkan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dengan integritas yang disampaikan akibat individu – individu dengan masyarakat, yang menentukan betapa dengan cara apa seseorang bertindak, berperasaan, dengan melihat dirinya serta anak buah lain.
Dari kaum batasan budaya bagi getah perca ahli diatas, bisa diambil kesimpulan akan kaum kejadian penting yang dicakup pada arti budaya yaitu: kawanan kemahiran hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dengan biasa karakteristik integritas saban individu yang sedia pada satu masyarakat, teperlus di dalamnya akan betapa dengan cara apa bentuk nilai, norma, simbol-simbol dengan kepercayaan alias keyakinan mereka masing-masing.
- B. Budaya Lokal
Dalam artikel peradaban dengan sosial, alot untuk mendefinisikan dengan memberikan sempadan terhadap budaya nasional alias kearifan lokal, mengingat ini bakal tercantel teks dengan konteks, namun secara etimologi dengan keilmuan, bisa jadi getah perca pakar pernah berupaya merumuskan sebentuk batasan terhadap local culture alias local wisdom ini. bersama-sama penjelasannya:
- Superculture, ialah peradaban yang berlaku bagi sarwa masyarakat. Contoh: peradaban nasional;
- Culture, kian khusus, apabila beralaskan golongan etnik, profesi, alam alias daerah. Contoh : Budaya Sunda;
- Subculture, melambangkan kebudyaan khusus pada sebentuk culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan peradaban induknya. Contoh : budaya memikul royong
- Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture ialah melambangkan belahan turunan dari culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan peradaban induknya. Contoh : budaya individualisme
Dilihat dari stuktur dengan tingkatannya budaya nasional berada ala tingat culture. Hal ini beralaskan sebentuk skema kemasyarakatan budaya yang sedia di Indonesia dimana terjadi dari bangsa yang bersifat manajemuk pada stuktur sosial, budaya (multikultural) atau ekonomi.
Dalam penjelasannya, peradaban bangsa bani ialah sama dengan budaya nasional alias budaya daerah. Sedangkan peradaban umum nasional ialah tergantung ala aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis ala ruang perkotaan dimana datang berbagai budaya nasional alias alam yang dibawa akibat saban pendatang, namun sedia budaya dominan yang mekar ialah apabila budaya nasional yang sedia dikota alias tempat tersebut. Sedangkan peradaban domestik ialah agregasi dari budaya-budaya daerah.
Definisi Jakobus itu seirama dengan adicita Koentjaraningrat (2000). Koentjaraningrat melihat budaya nasional tercantel dengan istilah bangsa bangsa, dimana menurutnya, bangsa bani sendiri ialah satu golongan bani Adam yang terikat akibat kesadaran dengan individualitas bakal ’kesatuan kebudayaan’. Dalam kejadian ini anggota adab ialah bukti khasnya.
Menurut Judistira (2008:141), peradaban nasional ialah melengkapi peradaban regional, dengan peradaban kedaerahan ialah bagian-bagian yang asasi pada bentukan peradaban nasional.
Dalam pemahaman yang luas, Judistira (2008:113) mengatakan bahwa peradaban alam bukan sekadar terungkap dari aliran dengan pernyataan rasa keindahan melalui kesenian belaka; tetapi teperlus segala bentuk, dengan cara-cara berperilaku, bertindak, serta pola akal yang berada jauh dibelakang segala apa yang tampak tersebut.
- C. Contoh Budaya Lokal
Suku Sunda melambangkan bangsa yang diperoleh di Provinsi Jawa Barat. Suku sunda ialah alpa satu bangsa yang memegang berbagai peradaban daerah, diantaranya busana tradisional, kesenian tradisional, adab daerah, dengan lain sebagainya.
Diantara sekian banyak peradaban alam yang dimiliki akibat bangsa sunda ialah sebagai bersama-sama :
1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat
Suku sunda memegang busana adat/tradisional yang amat terkenal, ialah kebaya. Kebaya melambangkan busana distingtif Jawa Barat yang amat terkenal, sehingga saat ini kebaya bukan sekadar menjadi busana distingtif sunda sahaja tetapi pernah menjadi busana budaya nasinal. Itu melambangkan satu bukti bahwa peradaban alam melambangkan belahan dari peradaban nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
- Wayang Golek
Wayang Golek melambangkan kesenian tradisional dari Jawa Barat ialah kesenian yang menapilkan dengan membawakan alur sebentuk cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek ialah sebagai boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan aktor eksklusif pada cerita pawayangan serta dimainkan akibat seorang Dalang dengan diiringi akibat dendang serta defile irama tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung. - Jaipong
Jaipong melambangkan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan busana distingtif Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi irama tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong.
Jaipong ini biasanya dimainkan akibat satu anak buah alias sekawanan penari yang menarikan berakan – gerakan distingtif tari jaipong. - Degung
Degung melambangkan sebentuk kesenian sunda yang biasany dimainkan ala daftar hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai irama pengiring/pengantar.
Degung ini melambangkan agregat dari peralatan irama distingtif Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dengan sebagainya.
Degung melambangkan salah-satu kesenian yang amat populer di Jawa Barat, akibat defile irama degung ini selalu digunakan pada saban daftar hajatan yang lagi menganut budaya tradisional, selain itu irama degung jua digunakan sebgai irama pengiring nyaris ala saban atraksi keterampilan tradisional Jawa Barat lainnya. - Rampak Gendang
Rampak Gendang melambangkan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini ialah pemainan membunyikan kendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama eksklusif serta menggunakan cara-cara eksklusif untuk melakukannya, ala biasanya dimainkan akibat kian dari catur anak buah yang telah memegang keahlian khusus pada membunyikan gendang. Biasanya rampak kendang ini diadakan ala daftar pesta alias ala daftar ritual. - Calung
Di alam Jawa Barat diperoleh kesenian yang disebut Calung, calung ini ialah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dengan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan alit sehingga menghasilkan nada-nada yang khas.
Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan akibat 5 anak buah alias lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring dendang sunda alias pengiring pada lawakan - Pencak Silat
Pencak silat melambangkan kesenian yang berasal dari alam Jawa Barat, yang saat ini pernah menjadi kesenian Nasional.
Pada awalnya kuntau Silat ini melambangkan tarian yang menggunakan gerakan eksklusif yang gerakannya itu mirip dengan gerakan membela memenangkan diri. Pada biasanya kuntau silat ini dibawakan akibat dobel anak buah alias lebih, dengan memakai busana yang aneka ragam hitam, menggunakan ikat pinggang dari bakal kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bakal kain yang anak buah sunda menyebutnya Iket.
Pada biasanya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi akibat irama yang disebut kendang penca, ialah irama pengiring yang alat musiknya menggunakan kendang dengan terompet. - Sisingaan
Sisingaan melambangkan kesenian yang berasal dari alam Subang Jawa barat. Kesenian ini ditampilkan dengan cara angkut arca yang berbentuk bagai singa yang ditunggangi akibat anak alit dengan digotong akibat catur anak buah serta diiringi akibat kerawai kendang dengan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan ala daftar peringatan hari-hari bersejarah. - Kuda Lumping
Kuda Lumping melambangkan kesenian yang beda dari yang lain, akibat dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga anak buah yang bakal memainkannya bagai kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara anak buah yang pernah kesurupan itu membonceng kayu yang dibentuk bagai kuda serta diringi dengan kerawai kendang dengan terompet. Keanehan kesenian ini ialah anak buah yang memerankannya bakal mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu anak buah yang memerankannya bakal dicambuk bagai halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin akibat seorang pawang.
Kesenian ini melambangkan kesenian yang pada memainkannya membutuhkan keahlian yang amat husus, akibat melambangkan kesenian yang cukup berbahaya. - Bajidoran
Bajidoran melambangkan sebentuk kesenian yang pada memainkannya nyaris sama dengan permainan irama modern, cuma dendang yang dialunkan melambangkan dendang tradisional alias dendang alam Jawa Barat serta perlengkapan irama yang digunakannya ialah perlengkapan irama tradisional Jawa Barat bagai Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet.
Bajidoran ini biasanya ditampilkan pada sebentuk panggung pada daftar pementasan alias daftar pesta. - Cianjuran
Cianjuran melambangkan kesenian distingtif Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan dendang yang dibawakan akibat seorang penyanyi, dendang yang dibawakannya pun melambangkan dendang distingtif Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain untuk dendang Cianjuran ini ialah Mamaos yang artinya bernyanyi. - Kacapi Suling
Kacapi bangsi ialah kesenian yang berasal dari alam Jawa Barat, ialah permainan alat irama tradisional yang sekadar menggunakan Kacapi dengan Suling. Kacapi bangsi ini biasanya digunakan untuk mengiringi dendang sunda yang ala biasanya dendang alias lagunya dibawakan akibat seorang penyanyi perempuan, yang pada adab sunda disebut Sinden. - Reog
Di alam Jawa Barat diperoleh kesenian yang disebut Reog, kesenian ini ala biasanya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan irama tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan akibat kaum anak buah yang memegang bakat melawak dengan berpembawaan seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebentuk alur cerita yang awam cerita yang dibawakan ialah cerita lucu alias lelucon.
- D. Pengertian Budaya Nasional
Budaya Nasional ialah agregat dari budaya alam yang sedia di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya alam yang cecap asimilasi dengan akulturasi dengan dareah lain di satu Negara bakal berjalan tumbuh dengan mekar menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Misalkan alam satu dengan yang lain benar berbeda, tetapi jika bisa menyatukan diskrepansi tersebut maka bakal berlaku budaya domestik yang kuat yang bisa berlaku di semua alam di Negara tersebut walaupun tak semuanya dengan jua tak mengesampingkan budaya alam tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dengan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti akibat sarwa arek berbagai alam di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan membandingkan pola pikir bahwa Indonesia benar berlainan budaya tiap daerahnya tetapi tetap pada satu keesaan Indonesia Raya pada semboyan “bhineka tunggal ika”.
Kebudayaan Nasional ialah agregat dari peradaban alam yang sedia di Negara tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara asasi terjadi dari semua budaya yang diperoleh pada alam Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak sedia Kebudayaan Nasional. Itu tak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya nasional di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional melambangkan realitas, akibat keesaan domestik melambangkan realitas. Kebudayaan Nasional bakal aman apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dengan di lain pihak denyut domestik bisa dihayati sebagai bermakna akibat sarwa warga bangsa Indonesia (Suseno; 1992).
Pembatasan alias diskrepansi celah budaya domestik dengan budaya nasional alias budaya alam menjadi sebentuk afirmasi untuk memilah mana yang disebut budaya domestik dengan budaya nasional apik pada kerangka ruang, tempo atau bangsa penganutnya.
- E. Akar Kebudayaan Indonesia
Akar peradaban Indonesia ialah satu operasi yang terbentuk dari unsur-unsur yang berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tak bisa tumbuh dengan mekar minus adanya akar,demikian pula dengan peradaban ala satu Negara tak bisa tumbuh dengan mekar minus adanya asal alias bibit buwit yang melatih peradaban tersebut.
Akar peradaban Indonesia berangkaian dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek leluhur kita yang membawa peradaban Dongson, setelah itu diikuti akibat kelanjutan Islam di Indonesia. Jadi islam jua melambangkan alpa satu asal peradaban Indonesia.
Akar budaya kita jua tumbuh pada kepercayaan bahwa segala yang sedia di bumi memegang ”ruh-ruh” sendiri. Ruh bani Adam ialah saudaranya, yang bisa melepaskan awak dari pada badan seseorang, dengan ruh itu bisa cecap bahaya pada petualangannya di luar badan kita, yang bisa melahirkan yang punya badan jatuh sakit alias mati. Manusia layak berbaik-baik pada hubungannya dengan dunia roh ini.
Pemujaan nenek leluhur melambangkan alpa satu asal budaya bani Indonesia. Pandangan kosmik mengenai kontradiksi celah dunia bawah dengan dunia arah tercermin pada badan kemasyarakatan berbagai bangsa bani kita; balur ibu dengan balur ayah, hubungann dasar celah dobel bangsa yang berbalas-balasan memikat laki dengan perempuan dari dobel bangsa untuk perkawinan, melaksanakan tiada satu bangsa kian tinggi kedudukannya dari yang lain. Setiap bangsa bergantian menduduki tempat yang superior dengan tempat di bawah. Struktur tradisi kesukuan ini melambangkan sebentuk operasi ke arah demokrasi, yang apabila kita pandai mengembangkannya bisa melambangkan dominasi untuk tradisi demokrasi bani kita.
Datangnya agama Budha, Hindu dengan Islam, bangkitnya feodalisme, lalu asal anak buah Eropa membawa penindasan penjajah, dengan agama Nasrani, lalu berselang pendidikan Barat masuk pula ilmu ilmu futuristik dengan tekonologi futuristik telah memajukan berbagai cara kemasyarakatan, politik, ekonomi, dengan budaya, yang akhirnya membawa bani Adam Indonesia ala keadaan hari ini.
Akar budaya lama beres layu dengan terlupakan, meskipun sedia diantaranya minus kita sadari lagi berada terlena di bawah sadar kita. Bangkitnya feodalisme di Indonesia dengan lahirnya berbagai kerajaan besar dengan alit telah mengubah hubungan celah dominasi dengan bani Adam alias anak buah masyarakat. Penjajahan Belanda menggunakan bentuk memahami dengan memerintah melalui bagian andi alias feodal lama Indonesia telah meneruskan tradisi feodal berlangsung berjalan pada bangsa kita. Malahan setelah Indonesia merdeka, hubungan-hubungan diwarnai nilai-nilai feodalisme lagi berlangsung terus, hingga sering kita mengatakan bahwa kita saat ini menghadapi neo-feodalisme pada bentuk-bentuk baru.
Semua pendidikan modern, falsafah Barat dengan Timur, ideologi-ideologi yang asal dari Barat mengenai bani Adam dengan masyarakat. Agama Islam dengan Nasrani yang beres lapis terakhir di arah kepercayaan-kepercayaan lama dengan nilai-nilai asal budaya kita, akibat daya sinkritisme bani Adam Indonesia, semuanya diterima pada dirinya minus banyak konflik pada jiwa dengan awak kita.
Sesuatu berlaku pada awak kita, hingga secara budaya tak mampu memisahkan yang satu dari yang lain: mana yang takhyul, mana yang ilmiah, mana yang bayangan, mana yang kenyataan, mana yang mimpi dengan mana dunia nyata. Malahan banyak anak buah saat ini melaksanakan ilmu dengan teknologi beres takhyul pada arti, anak buah beriktikad bahwa ilmu dengan teknologi bisa menyelesaikan semua masalah bani Adam di dunia. Dan sedia yang berbuat sebaliknya.
Kita beres tak tajam lagi membedakan mana yang mansukh dengan mana yang halal. Karena itu beramai-ramai dengan penuh kebahagiaan kita melaksanakan korupsi besar-besaran, dengan tak sadar bersalah sama sekali (Lubis, pada ”Pembebasan Budaya-Budaya Kita; 1999).
- F. Budaya Universal
Menurut Koentjaraningrat sedia tujuh anggota peradaban universal, yaitu:
a. Sistem agama yang meliputi:
o bentuk kepercayaan
o bentuk angka dengan adicita hidup
o koneksi keagamaan
o peralatan keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan alias badan kemasyarakatan yang meliputi:
o kekerabatan
o asosiasi dengan perkumpulan
o bentuk kenegaraan
o bentuk keesaan hidup
o perkumpulan
c. Sistem ilmu meliputi ilmu tentang:
o alam tumbuhan dengan fauna
o waktu, ruang dengan bilangan
o badan bani Adam dengan integritas antar sesama manusia
d. Bahasa ialah alat untuk berkomunikasi berbentuk:
o lisan
o tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
o keterampilan patung/pahat
o relief
o menulis meng-abadikan dengan gambar
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama
f. Sistem mata penghidupan hidup alias bentuk ekonomi yang meliputi:
o berburu dengan mengumpulkan makanan
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
o perdagangan
g. Sistem peralatan hidup alias teknologi yang meliputi:
o produksi, distribusi, transportasi
o peralatan komunikasi
o peralatan konsumsi pada aliran wadah
o busana dengan perhiasan
o tempat berlindung dengan perumahan
o senjata
Budaya Dalam abad globalisasi bagai sekarang ini peradaban barat yang masuk ke Indonesia semakin mekar pesat. Hal ini bisa kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan bagai mabuk-mabukkan,clubbing,memakai busana mini,bahkan berciuman di tempat umum bagai pernah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi di Indonesia bisa jadi beralir secara simpang siur, dipercepat akibat usul-usul radikal, dihambat akibat aliran kolot, tersesat pada ideologi-ideologi, tetapi ala dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan instingtif menerima unsur-unsur peradaban internasional yang jelas komersial secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya peradaban barat yang masuk ke Indonesia tak bakal merusak individualitas peradaban domestik bani kita. Tetapi bukan berarti kita layak menutup pintu akses bani barat yang ingin masuk ke Indonesia, akibat tak semua peradaban barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi jua sedia yang memberi pengaruh afirmatif bagai memajukan kelanjutan IPTEK di Indonesia. Prioritas yang perlu kita buat terhadap peradaban barat yang masuk ke Indonesia ialah kita layak kian selektif kepada peradaban barat.
- G. Dampak Kebudayaan Barat di Indonesia
Dampak peradaban barat di Indonesia dicerminkan pada wujud globalisasi dengan pembaruan yang bisa membawa buah afirmatif dengan buah buruk bagi bani kita.
Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dengan Sikap
Adanya modernisasi dengan globalisasi pada budaya menyebabkan pergeseran angka dengan gajak bangsa yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu ilmu dengan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan teknologi bangsa menjadi kian enteng pada beraktivitas dengan memajukan untuk berpikir kian maju.
c. Tingkat Kehidupan yang kian Baik
Dibukanya industri yang melahirkan perlengkapan koneksi dengan transportasi yang berbelit-belit melambangkan alpa satu usaha mengurangi penggangguran dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
Dampak buruk modernisasi dengan globalisasi ialah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat melaksanakan penyediaan barang kebutuhan bangsa melimpah. Dengan sejenis itu bangsa enteng tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat sadar dimudahkan dengan teknologi maju melaksanakan mereka sadar tak lagi membutuhkan orang lain pada beraktivitasnya. Kadang mereka kurang ingat bahwa mereka ialah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat apik dengan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya buruk yang mulai menggeser budaya asli ialah anak tak lagi respek kepada anak buah tua, denyut bebas remaja, dengan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila pada satu komunitas masyarakat sekadar sedia kaum individu yang bisa mengikuti arus modernisasi dengan globalisasi maka bakal memperdalam lembah pemisah celah individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan disparitas sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jangka celah sang bakir dengan sang miskin sehingga amat mungkin bias merusak kebhinekaan dengan ketunggalikaan Bangsa Indonesia
BAB III
PENUTUP
- A. KESIMPULAN
Dalam artikel peradaban dengan sosial, alot untuk mendefinisikan dengan memberikan sempadan terhadap budaya nasional alias kearifan lokal, mengingat ini bakal tercantel teks dengan konteks, namun secara etimologi dengan keilmuan, bisa jadi getah perca pakar pernah berupaya merumuskan sebentuk batasan terhadap local culture alias local wisdom ini. bersama-sama penjelasannya:
- Superculture, ialah peradaban yang berlaku bagi sarwa masyarakat. Contoh: peradaban nasional;
- Culture, kian khusus, apabila beralaskan golongan etnik, profesi, alam alias daerah. Contoh : Budaya Sunda;
- Subculture, melambangkan kebudyaan khusus pada sebentuk culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan peradaban induknya. Contoh : budaya memikul royong
- Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture ialah melambangkan belahan turunan dari culture, namun counter-culture ini bertentangan dengan peradaban induknya. Contoh : budaya individualisme
Contok kaum budaya lokal
1. Pakaian budaya distingtif Barat yang disebut Kebaya
2. Wayang Golek
3. Jaipong
4. Degung
5. Rampak Gendang
6. Calung
7. Pencak Silat
8. Sisingaan
9. Kudalumping
10. Bajidoran
11. Cianjuran
12. Kacapi Suling, dan
13. Reog.
Budaya Nasional ialah agregat dari budaya alam yang sedia di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya alam yang cecap asimilasi dengan akulturasi dengan dareah lain di satu Negara bakal berjalan tumbuh dengan mekar menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut
Akar peradaban Indonesia berangkaian dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek leluhur kita yang membawa peradaban Dongson, setelah itu diikuti akibat kelanjutan Islam di Indonesia. Jadi islam jua melambangkan alpa satu asal peradaban Indonesia.
Menurut Koentjaraningrat sedia tujuh anggota peradaban universal, yaitu:
a. Sistem agama yang meliputi:
o bentuk kepercayaan
o bentuk angka dengan adicita hidup
o koneksi keagamaan
o peralatan keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan alias badan kemasyarakatan yang meliputi:
o kekerabatan
o asosiasi dengan perkumpulan
o bentuk kenegaraan
o bentuk keesaan hidup
o perkumpulan
c. Sistem ilmu meliputi ilmu tentang:
o alam tumbuhan dengan fauna
o waktu, ruang dengan bilangan
o badan bani Adam dengan integritas antar sesama manusia
d. Bahasa ialah alat untuk berkomunikasi berbentuk:
o lisan
o tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
o keterampilan patung/pahat
o relief
o menulis meng-abadikan dengan gambar
o rias
o vokal
o musik
o bangunan
o kesusastraan
o drama
f. Sistem mata penghidupan hidup alias bentuk ekonomi yang meliputi:
o berburu dengan mengumpulkan makanan
o bercocok tanam
o peternakan
o perikanan
o perdagangan
g. Sistem peralatan hidup alias teknologi yang meliputi:
o produksi, distribusi, transportasi
o peralatan komunikasi
o peralatan konsumsi pada aliran wadah
o busana dengan perhiasan
o tempat berlindung dengan perumahan
o senjata
- B. SARAN
Berikut ini ialah cara-cara melindungi peradaban Indonesia :
- Menumbuhkan (hawa) nafsu patriotisme yang tangguh, misal (hawa) nafsu mencintai produk pada negeri.
- Menanamkan dengan mengamalkan nilai- angka Pancasila dengan sebaik- baiknya.
- Menanamkan dengan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
- Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dengan menegakkan hukum pada arti sebenar- benarnya dengan seadil- adilnya.
- Selektif terhadap peradaban berbeda yang masuk ke Indonesia
- Pemerintah layak Menghak-patenkan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Budaya, Lokal. 2011. Contoh Budaya Jawa Barat. (Online), (Http://Budayalokal2.Blogspot.Com/2011/05/Contoh-Budaya-Jawa- Barat.Html, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Widhihartanto. 2011. Tarian Angguk Hasil Pencampuran Budaya Lokal Dan Manca Di Masa Lalu. (Online), (Http://Widhihartanto.Wordpress.Com/2011/05/18/Tarian-Angguk-Hasil- Pencampuran-Budaya-Lokal-Dan-Manca-Di-Masa-Lalu/, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Budaya, Lokal2. 2011. Pengertian Budaya Lokal, (Onlina), (Http://Budayalokal2.Blogspot.Com/2011/05/Pengertian-Budaya- Lokal.Html, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Cara Pedia. Pengertian Definisi Budaya Menurut Para Ahli, (Online), (Http://Carapedia.Com/Pengertian_Definisi_Budaya_Menurut_Para_Ahli_ Info 481.Html, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Dahlan, Forum. 2009. Kebudayaan Nasional. (Online), (Http://Dahlanforum.Wordpress.Com/2009/10/11/Kebudayaan-Nasional/, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Fiveaidy. 2011. Pengertian Budaya Lokal, (Online), (Http://Fiveaidy.Wordpress.Com/2011/01/25/Pengertian-Budaya-Lokal/, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Ghosasquare. 2009. Pengertian Budaya. (Online), (Http://Ghosasquare.Blogspot.Com/2009/01/Pengertian-Budaya-Daerah- Dan-Budaya.Html, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Rustandhie . 2008. Kata Pengantar Seiring Dengan Kemajuan, (Online), (Http://Rustandhie.Blogspot.Com/2008/11/Kata-Pengantar-Seiring- Dengan-Kemajuan.Html, Diakses Tanggal 13 April 2012)
Redaksi, Geo. 2008. Unsur-Unsur Budaya Universal. (Online), (Http://Geo- Redaksi.Blogspot.Com/2008/09/Unsur-Unsur-Budaya-Universal.Html, Diakses , Tanggal 13 April 2012)
Oke penjelasan mengenai IDENTIFIKASI BUDAYA LOKAL, NASIONAL DAN UNIVERSAL semoga info ini menambah wawasan salam
Tulisan ini diposting pada tag jelaskan bahwa budaya nasional terbentuk dari berbagai budaya lokal, jelaskan bahwa budaya nasional terbentuk dari budaya lokal, penjelasan bahwa budaya nasional terbentuk dari berbagai budaya lokal,
Komentar
Posting Komentar