Ekonomi Terbesar Di Dunia: China Atau AS? - Frindos On Finance Negara Ekonomi Terbesar Di Dunia 2018
Hohoho, selamat malam di "Indonesia Dalam Berita", pada kali ini akan membawakan tentang negara ekonomi terbesar di dunia 2018 Ekonomi terbesar di Dunia: China atau AS? - Frindos on Finance simak selengkapnya.
Dua persepuluhan desimal ataupun tiga persepuluhan desimal warsa yang lalu, persepsi sebagian besar bangsa Indonesia akan China ataupun RRC merupakan sebuah negara terkebelakang yang kian miskin dari Indonesia. Yang terbayang merupakan bumi dimana orang-orang berpakaian sederhana berjalan kaki ataupun membawa sepeda di kota-kota yang kepam di antara propaganda-propaganda rezim yang berkuasa. Apalagi komunis, sebagai ideologi elementer di RRC, reputasinya sangat buruk di mata bangsa Indonesia.
Namun detik ini, berjalan-jalan di kota Shanghai, misalnya, kita tak ubahnya serasa berada di kota metropolitan di Jepang, Singapura, Hong Kong, ataupun di negara-negara berkembang di Eropa. Bahkan, kota-kota babak propinsi di RRC pula terasa jauh kian baru dan rapih dibanding Jakarta.

Pertumbuhan perdagangan China ataupun RRC di dua tiga dekade bontot merupakan sebuah keajaiban besar di sejarah perekonomian baru dunia. Tidak sekadar babak pertumbuhannya, melainkan juga skalanya yang mencengangkan, memajukan menambah taraf hidup kian dari 1.3 miliar penduduk RRC, ataupun sekitar 20% dari masyarakat dunia.
Dalam seperempat era bontot perdagangan RRC menebak berkecambah 30 kali lipat, bandingkan dengan perekonomian Indonesia di periode yang sama yang sekadar berkecambah 8 kali lipat. Jadi tentu tidak sekadar ala kasat mata, ala data dan statistik China menebak meninggalkan Indonesia jauh di belakang.
The Battle for #1: China or USA?
Mengingat besarnya masyarakat China, tak dapat diragukan lagi China menebak menjadi kekuatan perdagangan elementer dunia. Sering berbentuk pertanyaan ataupun perdebatan, apakah China menebak menggantikan AS sebagai negara dengan kekuatan perdagangan terbesar di dunia? Jawabannya jelas bergantung indikator apa yang dilihat.
Dalam sebuah survey akibat Pew Research Center baru-baru ini, bangsa adam “terpecah”, sebagian lagi berpendapat AS sebagai kekuatan perdagangan dunia, sebagian lainnya berpendapat China.Namun, ala rata-rata, persepsi bangsa adam lagi menempatkan AS sebagai no.1 vs China, yaitu 42% vs 32%. Lucunya, negara-negara berkembang cenderung berpendapat China kian kuat, selama negara-negara berkembang cenderung berpersepsi bahwa AS lagi merupakan kekuatan perdagangan elementer dunia.
Memang, andaikata berbahasa tentang ukuran perdagangan ala harfiah, kita layak mengakankan GDP (Gross Domestic Production) ataupun PDB (Produk Domestik Bruto), indikator yang menghitung total pabrikasi di sebuah negara. Pihak yang berpendapat AS lagi menjadi negara dengan perdagangan terbesar di adam bakal merujuk pada data GDP ini.
Jika kita pengamatan pada data GDP dari beragam sumber, seperti Bank Dunia ataupun IMF, tentu perekonomian AS lagi jauh kian besar dari China. Berdasarkan data belakang warsa 2016 yang lalu, misalnya, perdagangan ataupun GDP AS mencapai US$18.6 triliun ataupun 65% kian besar dari GDP China yang baru mencapai US$11.2 triliun. Sebagai perbandingan total GDP Indonesia sekadar US$0.9 triliun.

Perlu diketahui, angka GDP cukup akurat mengakankan perekonomian di negara yang sama ataupun negara berlainan dengan babak kualitas yang serupa. Namun, dapat memberikan kesimpulan yang menyesatkan jika kita membandingkannya mendampingi negara, ketika babak kualitas cukup berlainan eka sama lainnya.
Nominal GDP mengukur aktivitas pabrikasi di perekonomian dengan menggunakan “uang” sebagai alat ukur, di hal ini Dollar AS. Sebuah negara, katakan negara A, yang memproduksi 1000 unit mobil, dengan kualitas US$1,000 per unitnya bahwa GDP negara tersebut merupakan US$1 juta — anggap tidak ada pabrikasi lain di negara tersebut. Tetapi negara lain, negara B, yang memproduksi mobil sebanyak 1000 unit juga, melainkan diperjualbelikan di negara tersebut dengan kualitas kian mahal yaitu US$2,000, bahwa GDP negara tersebut merupakan US$2 juta.
GDP PPP
Perbedaan kualitas melahirkan perhitungan nilai GDP di eka negara berlainan dengan negara lainnya. Dalam kasus di atas, negara A dan B nyata memiliki ukuran perdagangan yang sama, tetapi ala simbolis negara B dianggap memiliki perdagangan yang kian besar karena kualitas yang kian mahal.
Nah, babak kualitas di beragam negara di adam berlainan eka sama lainnya. Untuk menyesuaikan perbedaan kualitas ini, bahwa simbolis GDP layak disesuaikan dengan perbedaan babak harga. GDP yang menebak disesuaikan dengan perbedaan kualitas ini biasanya dinamakan GDP (PPP), yaitu GDP berasas Purchasing Power Parity, nama samaran berasas daya belanja yang sama.
Jadi, di contoh negara A dan B di atas, jika berasas paritas daya beli, bahwa GDP negara B layak dibagi 2, karena kualitas bahan di sana dua kali lipat kian tinggi dari negara B. Jadi GDP (PPP) negara B = US$1 juta = sama dengan GDP (PPP) negara A. Yang ala riil tentu sama, karena sama-sama memproduksi mobil 1000 unit.
Umumnya, kualitas di negara-negara yang kian berkembang kian tinggi dibandingkan babak kualitas di negara-negara berkembang. Demikian juga kualitas barang-barang antara di AS dan China. Jadi buat mengakankan ukuran ekonomi, ataupun aktivitas produksi, di AS dan China, bahwa kita layak menyesuaikannya dengan perbedaan kualitas di kedua negara. Dengan menggunakan kualitas di AS sebagai acuan. Setelah disesuaikan ternyata GDP (PPP) di China kian besar, yaitu US$21.3 triliun vs GDP (PPP) AS yang sekadar US$18.6 triliun. Perhitungan dari IMF juga menunjukkan hal yang sama.
Jadi ala riil, perdagangan China kian besar dari AS. China memproduksi bahan dan kebaikan kian besar dari AS. Selama ini perdagangan AS dianggap kian besar dari China sekadar karena babak harga-harga bahan dan kebaikan kian tinggi di AS.
Sebagai contoh yang aktual, coba kita bandingkan angka penjualan mobil di China dan AS berikut. Dalam berapa warsa terakhir, angka penjualan mobil di China cukup harmonis jauh kian besar dari AS, yang dikenal sebagai negara pencinta mobil.
Namun perlu diketahui, meskipun GDP (PPP) China ataupun RRC terbesar di dunia, bukan berguna China merupakan negara yang paling bakir di dunia. Karena perekonomian yang besar ini merupakan hasil pabrikasi hampir 1.4 miliar penduduk RRC. Sementara AS memproduksinya dengan 300 juta penduduk saja. Jika menggunakan GDP sebagai proxy buat mengukur kelimpahan negara, bahwa kita layak menggunakan GDP per kapita, yaitu total GDP dibagi jumlah penduduk.
Saat ini, negara-negara dengan GDP per kepala sebagian besar merupakan negara-negara Eropa Barat, Amerika Utara, juga negara-negara Timur Tengah produsen minyak, serta negara-negara industri di Asia.
BACA JUGA:
— Ada Apa dengan China, dan Australia
— Mitos Sharing Economy dan Perusahaan Teknologi
— Black Monday: Ketika Awan Hitam Menyelimuti Bursa
— Louis Vuitton dan Hermes Hanya Jual Merek?
— Ke(tidak)sempurnaan Seorang Pemimpin
Salam, Riki Frindos – www.FrindosOnFinance.com
Feel free to share with buttons below. Thank you.
Oke detil mengenai Ekonomi terbesar di Dunia: China atau AS? - Frindos on Finance semoga info ini menambah wawasan terima kasih
Artikel ini diposting pada kategori
Komentar
Posting Komentar