7 Teori Komunikasi Media Baru Menurut Para Ahli - Pengertian Dan Karakteristiknya - PakarKomunikasi.com Teori Sosial Media
Hi, selamat pagi di "Indonesia Dalam Berita", artikel ini akan membawa pembahasan tentang teori sosial media 7 Teori Komunikasi Media Baru Menurut Para Ahli - Pengertian dan Karakteristiknya - PakarKomunikasi.com simak selengkapnya

Kita hidup di era dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu pesat. Kehadiran media anyar bagai internet dengan berbagai macam aplikasinya telah mengakomodasi saya di berbagai bidang kehidupan, misalnya pendidikan, pemerintahan, pemasaran, dan lain sebagainya. Kemudian, kehadiran internet lagi mengakibatkan informasi dari penjuru dunia mengalir dengan deras, hampir tidak ada sekat. Setiap orang berdikari berekspresi lewat blog, websites alias laman, gambar dan lain-lain. Evolusi teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan globalisasi yang mempersingkat jarak dan waktu saya berkomunikasi lewat komunikasi elektronik. Baca juga: Teori Komunikasi Terdapat beberapa pemahaman melanda media anyar alpa satunya bagai yang telah dijelaskan bagi Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987 : 16-17). Ia menamakan media anyar sebagai media telematik yang melambangkan alat teknologi elektronik yang berbeda dengan aplikasi yang berbeda pula. Perangkat media elektronik anyar ini mencangam beberapa komposisi teknologi, komposisi transmisi (melalui kawat alias satelit), komposisi miniaturisasi, komposisi penyimpanan dan investigasi informasi. Dan lagi komposisi penyajian gambar (dengan memakai kombinasi bacaan dan diagram menurut lentur, dan komposisi penanggulangan (oleh komputer). Lev Manovich, di The New Media Reader, mendefinisikan media anyar dengan memakai 8 (delapan) proposisi, ialah : Baca juga: Komunikasi Antar Budaya Sementara itu, Martin Lister dkk di bukunya New Media: A Critical Introduction (2009 : 13) menyatakan bahwa terminologi media anyar mengacu atas perubahan nisbah besar di produksi media, distribusi media dan aplikasi media yang berifat teknologis, tekstual, konvensional dan budaya. Baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi Denis McQuail di buku Teori Komunikasi Massa menjelaskan media telematik alias media anyar tersebut memiliki beberapa ciri utama ialah : Baca juga: Komunikasi Politik Sementara itu, Martin Lister dkk (2009 : 13-14) menyatakan bahwa media anyar memiliki beberapa karakteristik, ialah digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi. (Baca juga: Prinsip-prinsip Komunikasi) Media anyar mengacu media yang bersifat digital dimana sarwa bahan diproses dan disimpan di bentuk angka dan keluarannya disimpan di bentuk piringan digital. Terdapat beberapa implikasi dari digitalisasi media ialah dematerialisasi alias bacaan berperai-perai dari bentuk fisik, tidak memerlukan ruangan yang luas untuk membereskan bahan akibat bahan dikompres menjadi ukuran yang lebih kecil, bahan mudah diakses dengan kecepatan yang tinggi bersama mudahnya bahan dimanipulasi. Merupakan kelebihan alias ciri utama dari media baru. Karakteristik ini mengharuskan pengguna boleh berinteraksi satu sama lain dan mengharuskan pengguna boleh terlibat menurut melantas di perubahan gambar ataupun bacaan yang membayangkan akses. (Baca juga: Komunikasi Antar Pribadi) Teks yang mampu menghubungkan dengan bacaan lain di luar bacaan yang ada. Hiperteks ini mengharuskan pengguna boleh belajar bacaan tidak menurut berurutan bagai media durasi memencilkan boleh memulai dari mana juga yang diinginkan. (Baca juga: Komunikasi Organisasi) Karakteristik ini berkaitan dengan kesiapan konten berbagi lewat internet. Karakteristik ini melibatkan konsumsi. Sebuah contoh, ketika saya akan mengkonsumsi satu bacaan media, maka saya akan memiliki sejumlah besar bacaan yang sangat berbeda dari yang tersedia di berbagai cara. Karakteristik ini berkaitan dengan upaya mewujudkan sebuah dunia virtual yang diciptakan bagi keterlibatan di lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan gambar digital. Simulasi tidak berbeda asing dengan virtual. Karakter ini terkait dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan lewat acuan tertentu. Baca juga: Komunikasi Massa Berbagai aturan media anyar berasal dari teori-teori media durasi namun beberapa aturan anyar juga lahir sebagai bentuk amatan lebih lanjut melanda perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 1. Medium Theory – Teori Media Teori ini menjelaskan kaidah apa|dengan jalan apa} media berpengaruh di menyebarkan informasi ayu menurut badan maupun psikologis. Teori ini bermanfaat di fasih tentang berbagai media dan kaidah apa|dengan jalan apa} masing-masing media dapat bermanfaat di megedarkan informasi. Melalui pengurangan yang tepat dan penerapan aturan ini atas media yang relevan, maka penentuan aturan ini boleh lagi digunakan menurut tepat. 2. Uses and Gratifications Model – Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch Teori ini mempelajari awal mula hajat menurut psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media alias sumber lain yang memanggul atas terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan hajat bersama akibat-akibat lain termasuk yang tidak saya inginkan. Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif di artian sebagian penting dari aplikasi media diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa kelimun memakai media untuk mengirim pesan, mengakomodasi mengembangkan citra diri, di kaitannya dengan kemasyarakatan dan interaksi alias hiburan (Rakhmat, 2001 : 205) Baca juga: Komunikasi Bisnis 3. Teori Difusi Inovasi – Everett Rogers Teori ini menggambarkan bagaimana, mengapa, dan atas tingkatan apa teknologi anyar berkembang dan diadopsi ke di berbagai konteks. Teori ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) elemen utama yang merajai berkembangnya media anyar ialah inovasi, got komunikasi, waktu dan komposisi sosial. Rogers mendefinisikan individualitas perubahan yang boleh merajai dekrit seorang individu untuk mengadopsi alias menolak satu inovasi. Baca lagi : Psikologi Komunikasi Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak hanya pemimpin yang boleh memberikan pengaruh akan perilaku kelimun lewat kontak personal, namun terdapat agen-agen perubahan lain dan penjaga bab gapura alias gatekeeper yang turut terlibat di proses difusi. Pendekatan ini menawarkan kerangka untuk mempertimbangkan kaidah apa|dengan jalan apa} informasi mengalir lewat satu jejaring dan faktor-faktor yang membentuk opini lewat pengambilan dekrit aplikasi teknologi. Baca juga: Teori Public Relations 4. Participatory Media Culture – Henry Jenkins Jenkins menguraikan cara-cara di mana budaya media anyar menawarkan kelimun untuk menurut bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen media dan produsen media sekaligus. Jenkins berpendapat bahwa di Participatory Media Culture, orang mampu menurut kreatif menanggapi kandungan media dengan menciptakan komoditas budaya membayangkan sendiri sebagai upaya membayangkan untuk menguraikan dan menemukan makna di di barang media dan pesan yang ada. Dalam Participatory Media Culture masyarakat boleh lebih mudah merespon dan memberikan kontribusi dan pesan kepada media. Baca juga: Sosiologi Komunikasi 5. Social Construction of Technology Teori Social construction of technology (juga disebut sebagai SCOT) ialah aturan di bidang Sains dan Teknologi Studi. Teori ini berpendapat bahwa teknologi tidak memasang tindakan manusia, memencilkan tindakan manusialah yang membentuk teknologi. Mereka lagi berpendapat bahwa aturan teknologi yang digunakan tidak boleh dipahami tanpa fasih kaidah apa|dengan jalan apa} teknologi yang tertanam di kondisi sosialnya. SCOT melambangkan respon akan determinisme teknologi dan kadang-kadang dikenal sebagai konstruktivisme teknologi. Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya 6. A Three-Stage Model of Theory-Building (Carlile & Christensen) Teori ini digunakan untuk melakukan akan corat-coret citizen journalism sebagai akibat media anyar dimana saban orang boleh berperan sebagai jurnalis. Teori yang digagas bagi Carlile & Christensen ini menunjukkan bahwa kuatnya teori-bangunan muncul lewat tiga tahap ialah deskriptif, kategorisasi dan normatif. Ada tiga sub-tahapan di deskriptif teori-bangunan yaitu, pengamatan fenomena, klasifikasi induktif di skema dan taksonomi, dan hubungan korelatif untuk mengembangkan model. Setelah penyebab didirikan, aturan kaku berkembang lewat logika deduktif yang tunduk atas peralihan paradigma Kuhnian dan Popperian falsifiability. Baca juga: Komunikasi yang Efektif 7. Network Theory Berkaitan dengan produksi komunikasi dan informasi di media baru, digunakan pengurangan Network Theory. Dalam ilmu komputer dan jaringan, yang dimaksud dengan aturan jejaring ialah studi tentang diagram sebagai representasi hubungan simetris alias hubungan asimetris antara objek diskret. Teori jejaring memiliki aplikasi di berjibun disiplin ilmu termasuk World Wide Web, Internet, jejaring sosial, dan lain-lain. Baca juga: Etika Komunikasi Setelah mempelajari Teori Media Baru, diharapkan saya boleh mencapai beberapa arti bagi kita, ialah : Baca juga: Gender dan Komunikasi Itulah uraian singkat melanda aturan media anyar dengan melihat pengertian, karakteristik, bersama penerapan aturan media durasi untuk menjelaskan pengait antara anggai kemasyarakatan dengan media baru. Semoga artikel ini boleh memberikan paham guna arta pengetahuan saya tentang media baru.Pengertian Media Baru
Karakteristik Media Baru
Teori-Teori Media Baru
Manfaat Mempelajari Teori Media Baru
Oke penjelasan mengenai 7 Teori Komunikasi Media Baru Menurut Para Ahli - Pengertian dan Karakteristiknya - PakarKomunikasi.com semoga info ini menambah wawasan salam
Tulisan ini diposting pada tag teori sosial media, landasan teori sosial media marketing, teori media sosial menurut ahli,
Komentar
Posting Komentar