Hallo, bertemu kembali di "Indonesia Dalam Berita", sesi kali ini akan membawakan tentang hari media sosial 5 Persoalan Ini Masih Dihadapi Petani Indonesia simak selengkapnya.
KOMPAS.com/RIDWAN AJI PITOKOSekjen HKTI Bambang Budi Waluyo, di Jakarta, Senin (25/6/2018).
JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ( HKTI) menandai lima persoalan yang masih bakal hinggap sektor pertanian dalam negeri semasa lima warsa ke depan.
Sekretaris Jenderal HKTI Bambang Budi Waluyo mengatakan, persoalan agraria itu tak hanya terjadi pada lahan persawahan, melainkan pada lahan kehutanan dan rempah-rempah.
"Masalah pertama adalah permodalan, kedua lahan makin sulit, ketiga teknologi agraria modern, keempat persoalan pupuk, dan terakhir soal pemasarannya," cakap Bambang di Sekretariat HKTI, Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Oleh karena itu, Bambang memeringkatkan perlu adanya pengembangan soft skill bagi para petani di alun-alun untuk bisa mengatasi persoalan tersebut.
Baca juga: Chatib Basri: Teknologi Blockchain Bantu Perekonomian Petani
"Keberadaan teknologi agraria modern adalah sebentuk kemestian maka dari itu perlu adanya metamorfosis mindset petani untuk menggunakan teknologi tersebut, bukan tradisional," sebut dia.
Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Pakar HKTI Agus Pakpahan melaporkan perlu adanya kearifan terpusat untuk bisa mengatasi sekalian macam persoalan agraria tersebut.
"Semua itu bergantung dari kebijakan, andaikata kearifan sukses bakal arung sejarah agraria maju dan makin luas. Petani dan non-petani harus saling bersinergi, bukan berlawanan," sambung Agus.
Salah eka kearifan yang diluncurkan untuk menangani permasalahan agraria itu adalah penciptaan korporasi agraria atau gabungan blok berbendang (Gapoktan).
Presiden Joko Widodo menegaskan, di era modern kini petani harus terorganisasi layaknya korporasi.
"Saya selalu menyampaikan, marilah yang namanya petani, jangan sampai jalan sendiri-sendiri. Buatlah blok tani, gabungan blok tani," ujar Jokowi dalam acara pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
"Tapi itu pun belum cukup. Untuk menjadi kekuatan besar, buatlah blok lebih besar lagi. Kelompok besar gabungan blok berbendang seperti itu sering saya sampaikan, namanya korporasi petani. Harus ada korporasi petani dalam besaran besar. Kalau swasta bisa, saya meyakini petani juga bisa," cakap dia.
Begitulah penjelasan perihal 5 Persoalan Ini Masih Dihadapi Petani Indonesia semoga tulisan ini bermanfaat salam
Artikel ini diposting pada kategori hari media sosial, hari media sosial sedunia, kenapa sosial media error hari ini,
Komentar
Posting Komentar